"apakah kamu juga menyukainya ?" Yeri menatap Irene dengan tatapan curiga, Irene tidak menjawab dan hanya tertawa salah tingkah.
"tidak masalah jika kalian saling menyukai, tapi aku harap kalian tidak terburu-buru" Yeri menyarankan.
Irene mengerti apa yang dimaksud oleh Yeri, benar apa yang dikatakan Yeri bahwa mereka tidak perlu terburu-buru jika mereka saling menyukai. Walaupun begitu, Irene sudah bahagia dengan adanya Wendy bersamanya saat ini.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Wendy menghampiri Irene yang sedang duduk di sudut kedai setelah selesai bekerja.
"kamu sedang apa ? maaf aku tidak bisa menemanimu" ucap Wendy.
"tidak masalah, aku sedang mencari referensi lagu untuk didengarkan. Wendy-ssi, lagu apa yang kamu suka ?" tanya Irene pada Wendy.
"hmm, IU ?" ucap Wendy tertawa.
"masih lagu yang sama ?" Irene tertawa tidak percaya.
"hahaha... tidak-tidak. Aku lagi suka mendengarkan lagu Adele, When We Were Young" jawab Wendy.
"bagaimana lagunya ?" Irene tidak tahu.
"tunggu sebentar" Wendy kemudian berlari mengambil gitar kemudian kembali dan langsung menyanyikan lagu milik Adele.
Irene mendengarkan dengan tertegun, dia sangat menyukai suara Wendy. Yeri yang melihat dari jauh hanya tersenyum sembari melanjutkan pekerjaannya, dia membiarkan kakaknya bersenang-senang dengan Irene sembari melakukan pendekatan. Wendy menyelesaikan satu lagu untuk menghibur Irene, dengan senang Irene bertepuk tangan memuji kemampuan Irene bernyanyi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Waktu telah menunjukkan pukul 20.00pm, Yeri menyuruh kakaknya untuk pulang saja bersama Irene.
"apakah kamu yakin akan mengerjakannya sendiri ?" tanya Wendy pada Yeri.
"tenang saja ! kamu bisa mengandalkan aku, Eonnie. Pulanglah, kasihan Irene sudah mengantuk" perintah Yeri.
Wendy pun menurut kemudian bersiap untuk pulang ke rumah bersama Irene.
"ini pakailah..." Wendy memakaikan coat pada Irene padahal Irene sudah memakainya.
