Budayakan vote sebelum membaca
Terima kasih :)
Wendy masuk ke dalam rumahnya menutup pintu kemudian tersandar di dinding, airmatanya mengalir perlahan. Dia kembali teringat di mana dia melihat Joy bermesraan dengan Seulgi di hadapannya sewaktu di Paris dan kedua kalinya melihat lagi kemarin malam. Dia tidak mengerti kenapa kehidupan percintaannya segila ini ditambah lagi sekarang Irene juga bernasib sama dengannya. Dengan airmata yang masih mengalir, dia melihat ke sekeliling rumahnya dan bertekad menjual rumah tersebut. Dia ingin membuang semua kenangan dengan Joy dan memulai kehidupan baru.
Tapi, keberadaan Irene masih mengganggu pikirannya. Dia tidak mau meninggalkan Irene sendiri jika dia memutuskan untuk segera pergi dari rumah tersebut, akhirnya dia memutuskan untuk menunggu sampai Irene tenang dan mau menemuinya lagi.
Wendy berjalan menuju dapur mengambil air minum karena tenggorokannya terasa kering akibat emosi yang dia tahan. Dia kemudian berjalan menuju sisi jendela di mana dia bisa melihat Irene, dan benar Irene berada di sana dengan masih menangis. Wendy hanya bisa menatap dan hanya bisa memantau keadaan Irene dari jendela tersebut walaupun tidak 24 jam Irene berada di sana karena dia sudah berjanji tidak akan mengganggu Irene.
"kamu pasti bisa melewatinya" Wendy bicara dalam hati sembari memandang Irene lewat jendela.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
6 bulan kemudian...
Wendy dikejutkan dengan Yeri yang masuk tiba-tiba ke kedai kopi dan membuatnya menumpahkan segelas kopi.
"ck, ada apa ?" Wendy kesal.
"Eonnie, temanku ingin berkenalan denganmu !" Yeri menarik tangan Wendy mengajaknya keluar.
"siapa ? jangan sekarang aku sangat sibuk !" tolak Wendy menarik tangannya kembali.
"sebentar saja, dia ada di luar sekarang !" tenaga Yeri lebih kuat dan Wendy pasrah ditarik keluar.
"Rossie ! kemarilah !" Yeri memanggil seorang wanita yang sedang duduk dan wanita itu langsung menghampiri Yeri dan Wendy.