Part 1 - Ajakan

4.8K 317 6
                                    

Sang Surya menenggelamkan dirinya, saatnya rembulan menggantikan tugas mulianya. Bulatan putih utuh mulai memancarkan sinarnya, bintang-bintang kecil pun menemani dengan gemerlapnya yang memanjakan mata. Angin berdesir halus, dingin tapi menyejukkan.

Orang-orang senantiasa beraktivitas di luar, menikmati suasana malam. Namun lain bagi Yeonjun. Dia memilih untuk berdiam di rumah sembari membaca komiknya. Jungkook selaku kakaknya hanya menggelengkan kepala.

Jungkook selalu mengajak Yeonjun ke tempat yang seru, tetapi adiknya menolak halus dengan alasan ramai. Yeonjun itu pendiam, menyibukkan diri dengan membaca komik, mendengarkan musik, dan belajar. Teman-temannya banyak yang memintanya untuk bermain bersama mereka.

Namun Yeonjun tak menanggapi, matanya hanya melirik dan berjalan acuh. Membuat orang-orang mengiranya sombong termasuk temannya, mungkin tak bisa dianggap teman.

Sikapnya dingin ke orang lain, tetapi bila pada kakaknya. Ia bisa lembut walau terkadang cuek. Jungkook maklum akan sikap adiknya. Semenjak kepergian orangtua mereka. Yeonjun berubah drastis.

Dulu dia sangat periang dan hangat, tetapi saat umurnya menginjak 8 tahun. Insiden itu terjadi dan menewaskan kedua malaikat tercintanya. Yeonjun juga korban dalam kecelakaan pesawat itu. Namun ia selamat di dekapan ibunya.

Yeonjun selalu menyalahkan dirinya karena insiden itu. Dia jadi benci dengan keramaian. Jika ada orang yang mendekat, Yeonjun akan menatapnya sinis. Lalu pergi begitu saja. Terkadang ia juga berkata kasar.

Beruntung Jungkook tidak merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang mendekati Yeonjun. Sebenarnya dia juga merasa bersalah karena tak bisa membuat adiknya bahagia. Jungkook juga korban dalam insiden itu. Namun ia selamat sama seperti Yeonjun.

"Hyung, mengapa kau berdiri di situ?" Tanya Yeonjun dengan atensi yang tak teralihkan oleh buku komiknya. Jungkook terkejut saat adiknya mengetahui keberadaannya. "Ah, Njun. Mau per-"

"Tidak."

Ajakan Jungkook terpotong oleh Yeonjun yang menolak terlebih dahulu. "Ayolah.. Sekali saja." Jungkook memohon pada Yeonjun. Namun jawabannya tetap sama.

"Yah sudahlah.."

Jungkook kecewa dengan jawaban Yeonjun. Namun tiba-tiba adiknya berkata, "Hmm.. oke sekali ini." Mata Jungkook memancarkan aura kesenangan.

Dia mendekat ke arah Yeonjun, "Sip, besok jam 8." Ucapnya, kemudian mengusak surai adiknya, Yeonjun hanya berdeham tanpa mau menatap kakaknya sedetik pun.

Jungkook santai saja dan memilih untuk keluar dari kamar adiknya. Yeonjun merasa kakaknya telah pergi pun meletakkan komiknya. "Ah lelah juga ini mata." Keluhnya, lalu berbaring seraya memejamkan mata.

.

.

.

.

Mentari telah bersinar terang, burung-burung menyanyi merdu. Saatnya orang-orang terjaga dan beraktivitas. Beda dengan Yeonjun yang telah terbangun ketika langit masih gelap dan hawa dingin yang merasuki tulang-tulang rusuk.

Yeonjun saat ini sedang bersiap karena sebentar lagi jam 8. Setelah itu ke kamar kakaknya. Dia mengetuk pintu berulang kali. Namun tak ada sahutan oleh Jungkook. Yeonjun mengernyitkan dahi, lalu masuk ke kamar itu.

Beruntung tidak dikunci. Raut wajah Yeonjun menjadi sangat datar saat mengetahui kakaknya tengah bergulung dengan selimut tebalnya. Dia menggelengkan kepala. "Hyung, bangun." Katanya sembari menggoyangkan tubuh Jungkook.

"Ah.. ini akhir pekan njun. Hyung mau tidur lama." Kata Jungkook sembari menepis tangan adiknya. Yeonjun merotasi matanya. Ini yang ngajak malah ngebo. "Ya sudah. Berarti tak jadi." Celetuk Yeonjun.

Jungkook terduduk di kasurnya sembari mengucek matanya. "Emang kita mau kemana?" Tanyanya setengah sadar. Yeonjun menunjuk jam. Jungkook mengikuti arah telunjuk adiknya. "Oh jam 8."

Tunggu, jam 8? Jungkook terbelalak. Kemudian berdiri di kasurnya, ia hendak beranjak. Namun kaki nya terlilit oleh selimut hingga membuatnya terjatuh. Brukk.. "Hyung, gapapa." Ucap Jungkook. Lalu berdiri lagi dan berlari ke kamar mandi.

Na'as dia terpleset, beruntung kepalanya tak terbentur. Yeonjun hanya menggelengkan kepala. Lalu memasang earphonenya ke telinga dan mulai mendengarkan lagu.

Setelah itu Jungkook keluar dari kamar mandi dan bergegas merapikan diri. Yeonjun hanya memejamkan mata menikmati lantunan lagu hingga kakaknya menepuk pundaknya. "Ayo."

Yeonjun mengangguk dan beranjak dari posisi nyamannya menuju garasi. Mereka akan menggunakan mobil Jungkook. Yeonjun jadi tak payah menyetir. Setelah itu mereka berangkat menuju sebuah tempat yang kata Jungkook menarik.

Namun semenarik-neriknya tempat itu, tetap saja membosankan bagi Yeonjun. Mungkin tempat ini akan berbeda, sepertinya.





TBC.

Pendek? Maaf. Author ngantuk

My Amazing Hybrid [ Yeonbin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang