6. cobalah memahami

4.2K 223 15
                                    

Elma dan Relbi kini berada di salah satu rumah sakit yg ada di Bandung namun bukan rumah sakit swasta milik Ervin. Elma memilih untuk mendatangi rumah sakit lain karena dia tidak ingin anaknya semakin dianggap aneh dan Elma takut jika Ervin malu memiliki anak seperti Relbi. Saat sedang mendaftar Elma sempat ditanya apakah telah memiliki janji dengan sang dokter namun Elma menjawab tidak meskipun awalnya pihak rumah sakit mempersulit namun akhirnya Elma dan juga Relbi pun diperbolehkan untuk berkonsultasi.

Terlebih Elma juga menginginkan seorang dokter psikiater perempuan yg menangani Relbi. Agar Elma lebih leluasa dalam bertanya. Setelah sekitar menunggu 10 menit di ruang depan dokter Citra akhirnya Elma pun mendapat giliran untuk berkonsultasi dengan sang dokter yg memang Elma lah pasien konsultasi kedua saat ini.

"Selamat malam dok." Ucap Elma karena jam di ruangan itu menunjukan pukul 18.00 yg biasa dihitung malam

"Malam Bu. Wahh anak ibu lucu sekali." Ucap sang dokter sangat ramah

"Mari Bu kita duduk disana." Ajak sang dokter sambil menunjuk sofa dan dengan ramahnya dokter itu mengeluarkan beberapa cemilan khusus untuk Relbi membuat Relbi senang bukan main.

"Jangan banyak banyak ya sayang, malu loh sama Bu dokter." Ucap Elma dan Relbi pun tersenyum mengangguk

"Ohiya nama ibu siapa?" Ucap dokter Citra itu

"Elma dok." Jawab Elma sambil tersenyum dan berusaha menutupi kesedihannya namun sayang dihadapannya ini dokter psikiater namun dokter Citra hanya tersenyum ramah melihat mimik wajah Elma

"S-saya kesini ingin konsultasi mengenai anak saya dok." Ucap Elma membuat dokter Citra terkejut namun sesudahnya tersenyum kembali dan mulai mengambil papan dada yg berisikan kertas kertas

"Relbi itu nama anak saya dan anak saya satu satunya. Dok jika seorang anak mengamuk atau bahkan berani mendorong anak sebayanya itu bagaimana?" Ucap Elma sambil menahan tangis karena Elma cukup takut atas keputusannya tapi ini yg terbaik.

"Bu, ibu Elma tenang ya. Begini Bu ada beberapa faktor loh anak seperti itu hmmm sepertinya faktor kurang asupan makanan Bu hehehe, maaf ya Bu saya bercanda karena saya memang begini selalu bercanda dengan pasien saya." Ucap dokter Citra membuat Elma terkekeh pelan lalu mengangguk dan memperhatikan Relbi yg tengah memakan permen empuk sampai sampai pipinya penuh dengan permen itu membuat Elma tersenyum kearahnya.

"Ada kalanya seorang anakpun akan merasa tertekan Bu, itu juga bisa disebabkan karena faktor lingkungan. Sini sayang sama dokter." Panggil dokter Citra pada Relbi dan Relbi pun menghampiri dokter Citra dan berdiri di samping dokter Citra yg menatapnya dengan senyuman Relbi pun membalas dengan senyuman nya

Akhirnya Relbi pun duduk manis di samping Elma sambil memperhatikan ruangan sekitar.

"Relbi umur berapa tahun sayang?" Tanya dokter Citra

"Elbi umul 4 tahun doktel, tapi Elbi pintal ya kan mah?" Tanya Relbi pada Elma membuat Elma mengangguk sambil tersenyum

"Wahh baru 4 tahun, ohiya Relbi sudah bersekolah belum? Coba sebutkan teman teman Relbi di sekolah." Ucap dokter Citra kembali sambil sesekali menulis di papan dada yg sudah disediakan kertasnya

"Umh, Elbi syudah bersyekolah dan teman Elbi itu ada Chio ada kakak Adis ada juga Edo yg seling jahil." Ucap Relbi menjelaskan

"Wahh banyak juga ya temannya Relbi, Relbi nyaman tidak di sekolah? Pasti Relbi senang deh karena Relbi anak yg pintar." Ucap dokter Citra lagi

"Ummm iya Elbi senang, tapi Elbi tidak syuka sama Edo." Ucap Relbi membuat Elma sedikit penasaran karena selama ini pun Relbi tidak pernah cerita apapun padanya

Sorry, Elma!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang