23. cobaan untuk kami

5.3K 263 24
                                    

Buat kalian yg ngira cerita ini sama banget sama cerita sebelumnya itu salah loh. Spoiler banget ih aku🤣

Elma's POV
Sore hari aku masih setia menunggu mas Ervin meskipun sudah 6 bulan belum ada perkembangan tapi aku yakin mas Ervin akan sembuh. Aku yakin itu.

Aku membawa tangan mas Ervin ke pipiku mengusapnya lembut dan berharap setidaknya tangan ini sedikit merespon dengan gerakan meskipun sedikit.

"Bangun ya mas? Elma, mamih, papih juga Relbi kangen." Kataku sambil mengusap telapak tangannya yg kugenggam

Namun tetap sama saja seperti kemarin kemarin, aku pun keluar sebentar untuk membeli makanan yg nantinya untuk papih saat akan menjaga mas Ervin. Aku berjalan menuju kantin rumah sakit dan beberapa dari perawat juga dokter menyapaku karena mereka sudah tahu bahwa aku adalah istri dari mas Ervin yaitu anak pemilik rumah sakit sekaligus dokter di rumah sakit ini.

"Bu nasi goreng satu porsi jangan pedas ya." Kataku yg memesan nasi goreng di kantin rumah sakit lalu sesudahnya aku membeli air putih juga susu untuk papih

"Ekhem." Aku membalikan badan dan melihat seseorang tengah berdiri dibelakangku membuat segera bergeser ke samping takut takut menghalangi dia yg ingin memesan nasi goreng

"Kamu lupa sama saya?" Tanyanya

Aku mengernyit "Siapa?" Tanyaku

"Rega, kita pernah bertemu saat di apartemen." Tunggu, Rega? Siapa ya?

"Maaf mungkin salah orang." Kataku dan sesudahnya aku segera pergi darisana namun lelaki itu dengan kurang ajarnya menahan tanganku. Aku mendorongnya lalu dia menatapku sambil mengucapkan kata 'maaf'

"Saya cuman mau tanya, saya lihat kamu sering sekali kesini, ada apa ya?" Aku menatapnya, kenapa lelaki ini ingin tau sekali apa yg kulakukan disini?

"Menemani suami saya." Jawabku

"Suamimu sakit?" Tanyanya dan aku hanya mengangguk setelah itu pergi darisana meninggalkan lelaki bernama Rega itu.

Saat kembali ke ruang rawat aku masih melihat mas Ervin terbaring disana aku pun segera bersiap untuk pulang karena jam sudah menunjukan pukul 17.45 namun saat akan pulang aku mendengar lenguhan seseorang membuatku segera menatap mas Ervin. "Enggghhh e-elma."

Aku segera menyimpan kembali jaketku juga tasku dan menghampiri mas Ervin

"Mas? Iya mas ini Elma?" Namun mas Ervin tak kunjung membuka matanya aku segera menekan tombol untuk memanggil seorang perawat atau dokter

Pintu kamar terbuka dan ternyata itu adalah papih yg berjalan mendekat ke arahku "Papih t-tadi.... tadi mas Ervin panggil Elma." Kataku sambil menarik narik kemeja papih entahlah rasanya aku sangat senang mas Ervin merespon.

Tak lama dokter yg menangani mas Ervin pun datang dan segera mengecek keadaan mas Ervin. Aku pun menunggu diluar karena kedua suster tak membolehkan aku dan papih berada dalam ruangan. Aku menunggu gusar di luar ruangan sambil meremas jari jemariku papih pun seperti itu dia sedari tadi hanya duduk gusar.

Tak lama dokter pun keluar
"Gimana anak saya?" Tanya papih

Dokter itu tersenyum "Selamat ya pak Dito, Ervin berhasil melalui masa koma nya." Ucap dokter itu membuatku dan papih saling menatap lalu mengucapkan syukur kepala Allah.

Setelah 6 bulan lebih akhirnya mas Ervin sadar dari komanya.

"Jangan terlalu banyak diajak bicara ya pak Dito karena Ervin pastinya masih lemas." Aku dan papih pun mengangguk setuju dan kini aku akan mengalah pada papih. Biar papih terlebih dahulu yg melihat keadaan mas Ervin karena aku tak mau mengganggu waktu mereka.

Sorry, Elma!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang