14. berupa teror?

3.4K 204 16
                                    

Ervin's POV

Setelah menghubungi papih aku pun segera kembali menuju ruangan Malik sekedar memastikan Malik baik baik saja begitupun Maura karena aku takut kondisinya menjadi tidak stabil akibat terlalu stress.

Dan kulihat Maura masih duduk di depan ruang Malik sambil sesekali mengusap perutnya yg sudah membuncit aku pun menghampirinya dan duduk di sampingnya.

"Kamu yg tenang Maura karena jika stress akan berakibat buruk sama kandungan kamu." Kataku menasihati

"Vin?"

"Ya? Kenapa?"

"Siapa yg celakain Malik? Kenapa orang itu tega?"

"Saya belum tau, nanti saya cari tahu." Kataku sambil tersenyum padanya dan dia pun hanya mengangguk sambil menghapus air matanya

Aku dan Maura pun masuk kedalam ruangan Malik, disana Malik masih terbaring dan masih memejamkan matanya kuharap Malik cepat sadar karena jika tidak itu akan menjadi beban pikiran bagi Maura dan berakibat buruk untuk kandungannya.

Selain itu aku juga harus melapor kasus ini pada polisi dan kuharap kasus ini tidak menyebar dan menjadi berita buruk nantinya.

"Ayah bangun." Ucap Maura yg duduk di sebelah Malik aku memandangnya sambil tersenyum, terlihat begitu tulus tatapan Maura pada Malik membuatku jadi merindukan istriku.

"Saya harus pulang, biar saya juga kasih kabar pada mamah juga papah." Ucapku dan akhirnya Maura pun mengangguk

Aku pun pulang untuk memberi kabar pada Elma juga yg lainnya tentang kecelakaan Malik bukan untuk membuat mereka panik namun aku ingin mereka membantu Maura menjaga Malik di rumah sakit khususnya mamah mertuaku.

"Sayang." Panggilku namun tidak ada sahutan aku pun memeriksa ke kamarku namun Elma tidak ada disana juga

"Sayang." Panggilku sekali lagi

"Iya mas sebentar." Teriak istriku dari arah belakang dan segera aku menghampirinya menuju halaman belakang

Kulihat Elma sedang menyuapi Relbi yg tengah bermain bersama kura kura darat peliharaan ku.

"Mas." Ucap Elma lalu menyalami tanganku

"Mas gimana keadaan kak Malik?"

"Malik mengalami patah tulang sayang, meskipun tidak terlalu parah dan sudah ditangani dokter Aryo. Ohiya kamu kabari mamah ya biar mamah bantu Maura untuk jaga Malik saat ini di rumah sakit." Kataku membuat Elma pun mengangguk mengerti dan segera menelepon mamahnya

Sambil menunggu Elma bicara dengan mamah Shofi aku pun mengambil alih untuk menyuapi Relbi dan ya aku sangat senang bisa mempunyai waktu dengan anakku meskipun sebentar.

"Mas, Elma udah bilang mamah dan mamah langsung ke rumah sakit sekarang." Ucap Elma

"Iya sayang, makasih ya."

"Mas..... Ehmm boleh ga Elma ikut ke rumah sakit?" Tanya Elma

"Enggak sayang jangan dulu ya? Mas ga mau terjadi sesuatu sama kamu sekarang rumah sakit keadaannya lagi ga baik sayang." Ucapku karena aku tak mau sesuatu yg buruk terjadi pada Elma juga.

"Oh gitu ya mas, yaudah deh lain kali aja. Tapi mas.... Ehmm kak Malik beneran baik baik aja kan?"

"Iya sayang, Malik baik kok."
.
.
.

3 hari kemudian......

Aku juga papih telah melapor pada polisi namun hingga detik ini pelaku belum bisa ditemukan yg membuatnya susah adalah kami tidak cukup punya bukti karena hanya hasil rekaman saja sedangkan Malik juga salah seorang suster yg sebagai saksi mata tidak begitu memberikan penjelasan yg cukup jelas.

Sorry, Elma!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang