20. ulang tahun Relbi

4.7K 269 28
                                    

Elma's POV
Hari ini aku juga anak anak panti tengah bermain di halaman depan panti, Relbi pun ikut juga setelah semalam dibujuk oleh beberapa anak panti. Dan seperti sekarang kami sedang bermain layang layang lebih tepatnya aku dan Relbi hanya melihat saja.

Besok juga hari ulang tahun Relbi, aku bersama bunda sepakat untuk membuat acara di halaman panti acara sederhana sih sebenarnya namun aku cukup senang karena semua orang di panti sangat antusias.

"Relbi, ayo main." Ucap salah seorang anak lelaki yg umurnya 6 tahun an

"Iya Abang." Sahut Relbi dan ikut berlari kearah mereka yg tengah asik bermain

Aku tersenyum melihat itu aku pun masuk kedalam untuk membantu bunda membuat nasi kuning untuk acara besok. Sedangkan mbak dini juga mbak Tia sedang menggoreng ayam juga tahu tempe.

"Bun... Makasih ya? Besok Elma usahakan cari kerja buat mengganti uang bunda." Ucapku sambil memotong motong tempe lalu sesudahnya kuberikan pada mbak dini dan mbak Tia

"Ish, kamu tuh ya? Relbi kan cucu bunda juga ya udah seharusnya dong." Aku pun tersenyum lalu memeluk bunda dari belakang dengan sayang

"Makasih bunda." Kataku

Ah iya ponselku, sejak menginjakan kaki di panti aku belum mengecek lagi ponselku. Aku pun pamit untuk pergi ke kamar anak anak dan sekarang aku harus merepotkan bunda untuk ikut tidur disini. Kasur tingkat bawah yg biasanya ditiduri oleh anak bernama Caca kini dengan terpaksa harus aku tempati bersama Relbi sedangkan Caca akan tidur bersama Mbak Tia.

Aku pun masuk kedalam kamar dan kulihat ternyata ponselku mati. Aku pun pergi menemui Mbak Tia untuk meminjam charger.

"Mbak, Elma boleh pinjam charger?"

"Boleh tapi charger mbak bukan untuk ponsel mahal hehehe."

Ah iya benar aku pun tersenyum "Yaudah ngga apa apa mbak lagipula ga ada yg penting kok di ponsel Elma." Sahutku

Tapi jujur aku rindu mas Ervin, apakah boleh? Tidak. Aku tak mau lagi cukup lupakan mas Ervin. Dia tidak mencintaiku sama sekali dan untuk apa menunggu mas Ervin mencintaiku? Katanya cinta akan datang karena terbiasa namun aku tak percaya karena aku lihat mas Ervin masih sangat mencintai bahkan sangat peduli pada kak Maura.

Kak Malik? Ah iya bagaimana ya keadaannya? Apa dia baik baik saja?  Aku harap kak Malik baik baik saja. Entah kenapa perasaanku sangat sesak disaat mengingat musibah yg sedang menimpa kak Malik dan bagaimana jika dia mengetahui hubungan kak Maura juga mas Ervin? Ya ampun kasihan sekali. Atau aku ajak bertemu saja ya?

Aku pun kembali ke kamar untuk memaksakan ponselku agar hidup sebentar saja. Aku sudah menyalakannya namun hanya dalam waktu singkat saja ponselku kembali mati.

"Elma? Lagi apa?" Tanya bunda

"Eh i-ini Bun lagi nyoba buat nyalain ponsel Elma, batrenya habis." Ucapku

"Nih pake punya bunda." Aku pun melihat charger itu dan untungnya pas meskipun ponsel kami berbeda

Aku pun membiarkan ponselku terisi daya dan nanti jika sudah full baru aku akan menghidupkan ponselku.
.
.
.

Ervin's POV

"Vin? Makan dulu." Aku menggeleng dan masih saja sibuk dengan laptopku bukan untuk pekerjaan melainkan melacak ponsel Elma yg hingga sekarang belum ada sinyal

"Nanti aja mih." Jawabku seadanya

Setelah kejadian di apartemen kemarin pun papih tidak bicara padaku hingga sekarang bahkan terkesan menjaga jarak denganku, aku tau papih pasti kecewa namun aku tak berusaha untuk menjelaskan toh mau dijelaskan disini aku tetaplah salah.

Sorry, Elma!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang