13. Dimulainya

4.4K 216 13
                                    

Elma's POV
Aku cukup bingung saat mas Ervin bilang sandiwara dan lebih menyebalkannya lagi mas Ervin malah menertawai ku katanya wajahku benar benar seperti orang bodoh hufttt meskipun akhirnya aku mencubit bibirnya karena berani bilang aku bodoh. Dan aku juga sempat marah padanya namun setelahnya mas Ervin malah membujukku dengan memberikan aku pelukan, sebenarnya aku sangat menyukai ketika mas Ervin bersikap seperti ini. Memelukku seperti tidak ingin kehilanganku.

Mas Ervin juga menjelaskan tentang rencananya dengan sepupu sepupunya itu aku sempat terkejut apa harus sampai segitunya namun sesudahnya aku tertawa ketika mas Ervin mengakui bahwa dia rindu padaku dan harus menahan rasa gengsinya.

"Mas kan rindu sama kamu sayang, mas juga ga suka lama lama marahan sama kamu." Ucapnya aku pun mengusap tangannya yg memelukku

"Salah sendiri, mas tuh lagian nyebelin."

"Heheh iya sayang maaf yaa, janji deh mas ga lagi nurutin sepupu sepupu mas itu."

Aku berbalik kearahnya lalu memandangnya dan tersenyum "Tapi sepupu sepupu mas ada benarnya juga kalo mereka ga buat sandiwara ini mungkin Elma akan bersikap seperti itu terus mas." Kataku

Mas Ervin pun mengangguk lalu tersenyum dan memelukku dan setelahnya kami pun tertidur. Aku benar benar lega sekarang ternyata semua itu sandiwara saja.

Elma's POV end

Flashback
"Saya mau kamu dan Ervin selayaknya suami istri." Ucap Dito pada Elma yg tengah duduk di sofa dan berhadapan langsung dengan Dito sedangkan Denna juga Ervin berada disana juga memandang sinis pada Elma.

"Pih! Gausahlah! Ngapain, mamih ga setuju." Ucap Denna

"Mih bagaimanapun Elma sudah menjadi menantu yg artinya dia adalah anggota keluarga." Jelas Dito

"Pih! Sedari awal mamih ga pernah setuju ya?! Mamih lebih setuju Maura yg jadi menantu!" Setelahnya Denna pergi dari ruang tv dan membanting pintu kamar dengan kuat membuat Dito menghela nafas atas kelakuan istrinya.

Awalnya Dito pun bersikap sama seperti Denna namun dia tak seketus itu Dito hanya menjaga jarak saja pada Elma namun lama kelamaan Dito melihat sifat Elma yg menurutnya sangat baik, pengertian juga sopan itulah yg membuat Dito terkesan pada Elma. Dito juga percaya bukan Elma penyebab semua ini terjadi.

"Papih bujuk mamih dulu."

Kini hanya ada Ervin dan Elma saja, Ervin memandang Elma dengan tajam sambil mengepalkan tangannya sedangkan Elma masih menunduk sambil memilin lengan baju yg menutupi jari jarinya.

Tanpa bersuara Ervin bangkit berdiri lalu menghampiri Elma dan menjambak rambutnya dengan kuat.

"Sshhhh s-sakit mas." Ucap Elma berusaha melepaskan tangan Ervin dari rambutnya namun gagal kekuatan Ervin jauh lebih kuat terutama dia dikuasai emosi juga amarah

Ervin membawa Elma kedalam kamar, lalu menguncinya agar mamih maupun papihnya tidak mendengar siksaan yg akan Ervin berikan pada Elma.

"KAMU SENANG SIALAN?! Ahh atau semua ini memang rencanamu? Setelah kamu dapatkan hati papih kamu akan dapatkan seluruh harta kami juga, iya?!"

"N-ngga mas, demi Allah Elma ga kepikiran seperti itu." Ucap Elma sambil mengusap kepalanya yg terasa sangat sakit

Ervin berjalan menuju lemari dan mengambil semua surat surat yg berada dalam sebuah map coklat.

Sorry, Elma!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang