Bab 9

1.2K 163 2
                                    

Peringatan! Bab Chapter ini mengandung (sedikit) unsur dewasa. Kebijaksanaan pembaca sangat diharapkan

Salam cinta dan damai,

k. sal

Malam semakin larut, bulan sabit melengkungkan senyumnya, dihiasi bintang yang berpendar dengan rasi dan sinarnya yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut, bulan sabit melengkungkan senyumnya, dihiasi bintang yang berpendar dengan rasi dan sinarnya yang indah. Suara nyanyian malam yang menenangkan mengiringi kegiatan dua insan yang sedang bersetubuh sejak dua jam yang lalu, sekarang jarum jam menunjuk angka sepuluh. Handuk yang tadi Win gunakan masih tergeletak di lantai, celana dan kaus yang Bright gunakan masih ada di atas meja karena dilempar sembarang. Selimut yang tadinya tertata rapi sekarang sudah menjadi alas yang menutupi lantai.

"Emph..." desahan dan decak saliva terdengar beriringan.

Bright melumat bibir ranum Win dengan penuh gairah, menggigitnya lalu kembali menghisapnya dengan nafsu yang membara. Tangan Win melingkar di leher Bright, memperdalam lumatan mereka. Napas mereka saling bersahutan, menerpa kulit wajah masing-masing.

"Ah... Hah..." engah Bright dan Win saat memutuskan cumbuan panas.

Bright kembali menghapus jarak di antara mereka. Bright mencumbu mesra leher jenjang Win lalu menjilatinya sebelum menghisap untuk menambahkan beberapa tanda baru yang mengisyaratkan kepemilikannya atas Win. Lalu turun menghisap puting Win bagai bayi yang haus ASI, membuat desahan Win lolos dari mulutnya.

Bright lalu mengecup dada bidang milik Win, beralih ke perut, dan berakhir di kejantanan Win yang sudah kembali mengalami ereksi. Dikecupnya kepala kejantanan itu sebelum menjilatinya dengan penuh nafsu, tangan Win menjambak surai Bright, pinggulnya bergerak saat lidah Bright membasahi kejantanannya.

"Engh... Ah... Bri... Emph..." desah Win saat lidah Bright terus menari di bawah sana. Menjilat kepala penis, lalu ke batang, lalu menghisap dua kantung testis secara bergantian membuat Win menggeliat karena sensasi menggelitik yang diberikan. Bright menatap Win yang keenakan karena isapan yang ia berikan, ujung penis Win sudah mengeluarkan pre-cum. Dijilatinya cairan bening kental itu sampai tak tersisa. Dengan salah satu tangan Bright membuka paha Win, menarik kaki kekasihnya lalu menjilati jemari halus milik kelinci raksasa itu. Impuls yang diberikan mengirimkan sinyal melalui saraf motorik yang ada di dalam tubuh membuat Win mendesah kenikmatan.

"Ah... Bri..." desah Win yang kini tak dapat ia tahan lagi. Membiarkan racauan lolos dari bibirnya. Tangan kanannya meremas bantal yang menjadi sandarannya, sedangkan tangan kirinya memainkan puting memanjakan dirinya sendiri sembari Bright melakukan tugasnya.

Setelah selesai menjilat jemari kaki kekasihnya, Bright memberikan kecupan di setiap jari yang baru saja ia jilat. Berlanjut menuju paha dan kini fokus dengan lubang kenikmatan milik Win yang mulai berkedut menginginkan gesekan. Lidah Bright mulai menari di pintu masuk surga dunia itu. Menggelitiknya membuat Win bergerak gelisah lalu tangan kanannya mulai bermain dengan penis Win. Mengocoknya dengan ritme tertentu, kadang pelan, kadang cepat.

[BL] The Murderer ✔ || BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang