Bab 4

1.4K 173 13
                                    

Setelah selesai dengan persiapannya, Win langsung mengambil kunci mobil dan sedikit berlari menuju mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai dengan persiapannya, Win langsung mengambil kunci mobil dan sedikit berlari menuju mobilnya. Dengan mengenakan kemeja putih dan celana bahan hitam dilengkapi dengan sepatu hitam yang agak mengilat. Dua puluh menit lagi kelasnya akan di mulai. Sebenarnya ia sudah selesai bersiap sejak tiga puluh menit yang lalu, tapi saat tadi ingin pergi ia melihat ada beberapa kissmark yang tak dapat ditutupi oleh pakaiannya dan karena hal itu ia terpaksa mencari sesuatu untuk menutupi bekas ciuman itu. Berakhir lah Win dengan dua plester di sisi kanan lehernya.

Dalam perjalanan Win hanya memikirkan bagaimana dirinya bisa masuk tepat waktu ke dalam kelas. Dengan fokus yang tinggi Win mengendarai mobilnya dan menghindari jalanan yang macet dengan bantuan maps yang ia buka melalui ponselnya dan dalam waktu lima belas menit Win akhirnya sampai di kampusnya. Biasanya memerlukan waktu tiga puluh menit untuk sampai jika melalui jalan yang biasa ia gunakan (sudah dengan macet dan lampu lalu lintas) dan sekarang dengan melalui jalan-jalan pintas yang jarang Win gunakan, ia bisa sampai dalam waktu lima belas menit lebih awal dari biasanya. Win langsung memarkirkan mobilnya dan segera berlari menuju kelasnya.

Dengan napas terengah Win langsung duduk di sebelah kedua sahabatnya, Gun dan Ohm. Gun Attaphan, sahabat Win sejak ia duduk di bangku sekolah dasar rumah mereka berada di blok yang bersebelahan, tapi sejak dua tahun yang lalu masing-masing dari mereka sudah tinggal di apartemen bersama dengan pasangan mereka. Dan Ohm Pawat adalah sepupu dari Gun yang kembali ke Thailand sejak enam tahun lalu dari negeri matahari terbit.

"Ekhm, sepertinya ada yang habis bersenang-senang," goda Ohm.

"Ssstt... kelas akan segera dimulai," tukas Win sebelum kedua temannya menjadikannya sebagai bahan ejekan.

Kelas berlangsung dengan tenteram, tidak ada yang membuat keributan karena mereka lebih memilih untuk tidur dibandingkan berbicara dan Gun adalah salah satunya. Gun memang di kenal sebagai tukang tidur, tapi keberuntungan selalu menyertai dirinya. Hingga sampai kelas usai, Gun masih terlelap dengan manis.

"Ke kantin, yuk!" ajak Ohm merangkul bahu Win. Win hanya mengangguk sembari mengemas catatannya ke dalam tas.

"Gun! Bangun!" desis Ohm sambil menggoyang-goyangkan bahu sepupunya itu.

Karena terus-menerus mendapat getaran di bahunya, Gun akhirnya mulai bangun, mengerjapkan matanya dan merenggangkan tubuhnya yang kaku akibat posisi tidurnya. "Em, apa kelas udah selesai?" tanya Gun lalu menguap dengan lebar.

"Itu... dosen di sebelahmu," bisik Ohm.

"Eh! Maaf, Pak!" teriak Gun membuat sisa mahasiswa yang masih ada di sana menoleh ke arahnya, sedangkan kedua temannya malah tertawa terbahak-bahak melihat kepanikan dan wajah Gun yang mulai memerah karena rasa malu. "Bangsat!" gerutu Gun tanpa suara.

"Yuk, ke kantin!" ajak Ohm sekali lagi.

Gun berdiri terlebih dulu meninggalkan Win dan Ohm yang masih tertawa, wajah kantuknya makin kusut dengan rasa kesal karena dikerjai oleh kedua temannya.

[BL] The Murderer ✔ || BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang