Prolog

5.3K 300 8
                                    

"Papa! Mama!" teriak seorang pemuda yang baru saja kembali dari sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa! Mama!" teriak seorang pemuda yang baru saja kembali dari sekolah. Mata hitamnya terbelalak, kemeja putih yang ia kenakan seakan bertambah lusuh karena keringat dingin, mulutnya mengatup dan menganga melihat dua mayat yang bersimbah darah di depannya. Mayat pria bersandar di dinding dengan sebuah pistol yang tergeletak di sisi kanan tubuhnya, darah masih mengalir dari bekas tembakan yang ada di pelipis kanan. Sedangkan mayat seorang wanita terbaring dengan kondisi yang jauh lebih mengenaskan, darah seakan-akan menjadi pembaringan terakhir dengan lima bekas tembakan di perut dan satu di bagian dahi, selain luka tembakan juga terdapat beberapa sayatan yang melintang di atas tubuh ringkih tersebut, seakan-akan tak cukup, juga terdapat pisau yang masih menancap di bagian perut wanita malang itu.

Pemuda tersebut mematung di depan pintu masuk rumah dengan badan yang masih bergetar hebat. Karena teriakannya, beberapa tetangga keluar untuk melihat apa yang terjadi di sana. Sama seperti sang pemuda, mereka yang melihat dua mayat itu berteriak dengan histeris dan melompat beberapa meter ke belakang karena keterkejutannya. Ada juga yang diam bagai patung yang baru saja selesai di pahat. Karena hingar bingar yang tercipta makin banyak orang yang datang.

Hingga saat sirene polisi terdengar mendekat, barulah sang pemuda tadi menjatuhkan tubuhnya dengan bertumpu dengan lutut dan bersandar di ambang pintu. Air mata mengalir, tapi mulutnya terkatup rapat dengan pandangan yang memandang lurus ke arah kedua mayat orang tuanya. Beberapa tetangga mencoba menenangkan, tapi mereka juga tidak dalam keadaan yang lebih baik. Seketika suasana perumahan tersebut menjadi ramai, lima mobil polisi dan dua ambulans terparkir di depan rumah tersebut. Para tetangga yang tadinya berada di dalam dan di depan rumah kini berdiri berjajar di belakang garis polisi yang sudah terpasang mengitari rumah dua lantai tersebut. Beberapa dari mereka yang baru datang karena mendengar kericuhan yang ada bahkan sampai saling mendorong demi melihat kejadian naas apa yang telah terjadi. Raut wajah penasaran yang ada di sana seketika berubah menjadi ketakutan dan prihatin ketika dua katung mayat tersebut keluar dari dalam rumah tersebut. Ada yang menganga tidak percaya, ada yang menahan teriakan, ada yang berbisik entah membicarakan apa, dan ada juga yang jatuh pingsan.

Tiga mobil polisi mulai pergi beriringan mengawal dua ambulans, sedangkan dua mobil milik polisi senior masih berada di tempat kejadian tersebut untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Pemuda yang merupakan anak dari pasangan suami-istri yang telah meninggal tersebut kini telah berada di dalam mobil polisi. Ekspresinya datar, matanya menatap kosong ke depan, di sebelahnya duduk seorang polisi muda yang berusaha menenangkan dirinya. Kerumunan tetangga yang tadinya ikut memenuhi pekarangan rumah tersebut juga kini sudah kembali ke dalam rumahnya masing-masing.

***

"Ah!" Win tersentak dan bangun dari tidurnya, keringat bercucuran turun dari pelipisnya, napasnya terengah-engah seakan ia habis berlari tiga putaran di lapangan sepak bola tanpa henti. Padahal suhu ruangan tersebut bisa terbilang rendah karena AC yang ada di dalam kamar apartemen itu. Seorang pria yang tidur di sampingnya sepertinya terbangun karena teriakan Win yang tiba-tiba.

[BL] The Murderer ✔ || BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang