Bab 19

933 143 11
                                    

Setelah satu minggu yang penuh dengan tekanan dan hal lain, mulai hari ini Win sudah menikmati liburan semesternya, ia sudah selesai dengan ujian akhir semester yang sempat tertunda selama tiga hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah satu minggu yang penuh dengan tekanan dan hal lain, mulai hari ini Win sudah menikmati liburan semesternya, ia sudah selesai dengan ujian akhir semester yang sempat tertunda selama tiga hari. Walau Win sudah bebas dari beban semester ini, tapi Bright masih mengurus beberapa hal tentang misteri kematian Drake. Bright ingin segera menangkap dalang dari kematian juniornya itu, Arm Weerayut. Sudah satu minggu sejak kejadian mengerikan itu, Bright terus mencari dan mengejar Arm. Dengan bantuan Jane, Bright berhasil menemukan koordinat terakhir dari kakak angkat Drake.

"Bri, apa kamu sudah makan?" tanya Win khawatir.

Bright hanya menggeleng, memijat pelipisnya kasar, kepalanya terasa berat, sudah satu minggu ini Bright tidak makan dan tidur dengan benar. Win menghela napas, kematian dari Drake membuat kekasihnya frustrasi. Win menjadi khawatir akan keadaan Bright, juga merasa bersalah karena ia tidak dapat membantu Bright karena terlalu fokus dengan ujian akhir semester.

"Bri, makan dulu. Tadi pagi kamu juga sudah melewatkan sarapanmu," bujuk Win lembut.

"Win, aku sedang mencoba untuk berkonsentrasi," jawab Bright.

"Tapi kamu belum makan, sayang. Makan terlebih dulu."

"Hm."

Win menjatuhkan pundaknya, seperti inilah Bright saat mengerjakan sesuatu yang benar-benar serius. Win sudah pernah melihat sisi Bright yang satu ini dan mencoba untuk bisa menjadi sistem pendukung untuk kekasihnya itu. Win lalu berjalan keluar kamar untuk menyiapkan makan siang lalu membawanya kembali ke dalam kamar agar bisa menyuapi Bright.

"Buka mulutmu, aku akan menyuapimu," ucap Win sambil mengarahkan sendok ke mulut kekasihnya, tapi Bright masih fokus dengan komputer dan kertas yang ada di depannya, "Bri... buka mulutmu," bujuk Win sekali lagi.

Bright lalu membuka mulut lebar dan mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya dengan cepat, mata Bright masih fokus dengan berkas-berkas di depannya. Win hanya menatap Bright dengan tatapan prihatin, Win tidak menyangka ini akan menjadi seperti ini. Win menyadari bahwa bukan kematian Drake yang membuat Bright menjadi seperti ini, ini semua karena dirinya dan Win sadar itu. Rencana mereka akan memasuki tahap yang sangat Bright takuti dan itu pasti mengganggu pikirannya. Apalagi kemarin malam Win tidak sengaja mendengar percakapan Bright dengan Jane di telepon.

Sambil terus menyuapi kekasihnya, pikiran Win mengingat percakapan yang kemarin malam tidak sengaja ia dengar dalam tidurnya.

"Kita akan memulai rencana itu, persiapkan dirimu dengan baik, Phi," suara perempuan terdengar dari seberang sambungan telepon.

"Apakah kita akan melakukan hal itu?" tanya Bright.

"Sudah tidak ada pilihan lain, Phi! Aku sudah mengerahkan semua kemampuanku. Sekarang giliran kita yang harus bergerak. Kita tidak bisa mengandalkan orang lain lagi. Aku tidak ingin merasakan pengkhianatan untuk ke sekian kalinya."

[BL] The Murderer ✔ || BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang