Bab 15

1K 142 6
                                    

"Bri, bagaimana liburanmu?" tanya Mike di seberang telepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bri, bagaimana liburanmu?" tanya Mike di seberang telepon.

"Kenapa, Mike? Apa kau hanya meneleponku untuk bertanya tentang liburanku? Huh?" jawab Bright malas, ia mengambil cuti selama lima hari dan masih sampai hari ini.

"Koki itu akhirnya membuka suara," ucap Mike.

"Apa?! Apa kau serius?" Bright langsung bangkit dari posisinya yang sedang tertidur.

"Iya, Off dan Drake sedang berusaha berbicara dengannya."

"Baiklah, aku percayakan ini pada kalian. Aku masih sangat lelah."

"Oke, baiklah, selamat beristirahat. Akanku kabari lagi kaunanti."

"Ya," Bright menutup sambungan telepon, ia menghela napas lega. Setidaknya ia memiliki sedikit gambaran atas kejadian itu. Semoga Jane cepat menemukan keparat itu, batin Bright lalu melanjutkan tidurnya. Perlahan mata Bright terpejam dan membawanya untuk bermain dengan alam bawah sadar.

***

"Ah, andai aku pintar seperti Win. Aku pasti bisa menikmati jeda dengan perasaan yang ringan dan tidak perlu khawatir dengan nilaiku nanti," ucap Ohm frustrasi, ia mengacak-acak rambutnya kasar.

Mereka: Win, Gun, dan Ohm sedang berada di taman milik fakultas kedokteran, di sana adalah tempat yang nyaman untuk belajar. Rindang pohon dan gemercik air yang berasal dari kolam seakan menjadi antidepresan yang menenangkan.

"Andai aku pintar seperti Win," ejek Gun, "kau saja yang terlalu bodoh," ia memutar bola matanya malas.

"Seperti kau pintar saja, di kelas kau hanya tertidur, tidur, dan tidur," balas Ohm.

"Setidaknya walau aku tidur, aku masih mengerti materi yang Win jelaskan. Kau? Satu kata pun tidak akan masuk ke dalam otakmu yang sempit itu," ucap Gun.

Ohm ingin membalasnya, tapi tidak bisa. Sepupunya benar. Walau ia tertidur di kelas, Gun masih dengan mudah mengerti penjelasan dari Win. Berbeda dengan dirinya, walau sudah berusaha mengikuti kelas tanpa mengantuk dan serius mendengar penjelasan dari Win, tetap saja masih terasa sangat sulit.

"Kenapa kaudiam? Huh? Tidak bisa membalas perkataanku?" tantang Gun.

"Diam kau, Gun. Setidaknya masih ada yang bisa aku banggakan," ucap Ohm.

"Apa yang bisa kaubanggakan?"

"Aku tidak menjadi 'istri' seperti dirimu, hlwe," ejek Ohm sambil menjulurkan lidahnya.

"Memangnya kenapa kalau menjadi 'istri'?" kini Win ikut dalam perbincangan itu.

"Uhm, tidak ada, tidak ada yang salah," kilah Ohm, ia melupakan bahwa sahabatnya yang satu itu juga mengambil peran yang sama seperti sepupunya.

[BL] The Murderer ✔ || BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang