South Korea, December 2002.
Beberapa orang mungkin menganggap bahwa keluarga kecil itu tidak selamanya bahagia. Kalian tahu, yang namanya cobaan hidup, itu pasti akan terjadi. Mau tidak mau, ingin tidak ingin, kalian harus tetap bisa menerimanya. Hidup selalu bekerja seperti itu, bukan?
Tetapi kali ini, ada sebuah cerita yang cukup menarik. Singkirkan terlebih dahulu tentang keluarga kecil yang tidak selamanya bahagia itu, sebab di sini ada keluarga kecil yang selalu diberkati dengan kebahagiaan.
Park Jimin, dia adalah bocah laki-laki yang masih berusia delapan tahun. Terlahir dari keluarga yang bisa dikatakan cukup sederhana, membuat dirinya selalu mengerti apa itu arti kata bersyukur yang sesungguhnya. Ayahnya atau yang bernama Park Jaeha adalah seseorang yang pernah bekerja di perusahaan bidang IT, posisi jabatan beliau rendah, tetapi gajinya selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kecilnya.
Sayangnya, itu semua hanya bertahan sampai Jimin berusia lima tahun. Pada saat itu, perusahaan tempat Jaeha bekerja memutuskan hubungan kerja dengan beberapa karyawan lain, termasuk dengan Jaeha di dalamnya. Perusahaan IT tersebut mengalami penurunan, meskipun begitu saat itu Jaeha masih bisa mendapatkan pesangon dari atasannya.
Karena hal itu, Jaeha pun mencoba untuk mencari pekerjaan lain. Akan tetapi, tidak ada satu pun pekerjaan yang sesuai atau cocok dengan dirinya. Jaeha tidak bisa terus-menerus menganggur ataupun mengandalkan uang hasil tabungan yang selama ini telah ia simpan. Suatu saat nanti, uang itu pasti akan habis dan ia masih memiliki satu seorang istri dan anak untuk ia hidupi.
Namun, untung saja saat itu Han Shi Yoon-istrinya, memiliki sebuah ide tentang membuka restoran. Kenapa tidak terpikirkan hal itu sejak awal? Toh selama ini, istrinya itu cukup ahli dalam bidang memasak.
Jadi, setelah memutuskan untuk membeli ruko di pinggir jalan dari sisa uang tabungan, mereka berdua pun memutuskan untuk membuka restoran tteokbokki. Awalnya, restoran itu berjalan dengan cukup baik. Orang-orang banyak yang membeli, hanya saja itu semua tidak berjalan cukup lama. Jaeha harus terpaksa menutup restorannya karena penjualan semakin hari semakin menurun, tidak ada kemajuan sama sekali. Kemudian beberapa bulan selanjutnya ia dan istrinya pun kembali membuka restoran, kali ini dengan menu makanan laut.
Dikarenakan lokasi restoran yang ia buka sangat strategis dan dekat dengan beberapa area tempat kerja, maka di jam-jam istirahat, banyak orang-orang yang datang untuk membeli makanan. Lagipula ini adalah Seoul, mencari restoran dengan menu makanan laut sangatlah susah dan jarang sekali ditemukan.
Jadi, saat itulah restorannya pun berkembang dengan pesat sampai Jimin pun saat ini sudah berusia delapan tahun. Semakin hari penjualan semakin meningkat, Jaeha bahkan sudah bisa membeli mobil sedan berwarna hitam. Ia sudah bisa membawa keluarga kecilnya untuk tinggal di rumah baru yang bisa dikatakan cukup luas, tidak sempit seperti rumah lama yang waktu itu pernah mereka tempati.
"Jimin, kau harus selalu ingat ini. Meskipun keluarga kita sudah bisa hidup lebih baik dari sebelumnya, kau harus tetap menjadi Jimin yang seperti saat ini. Jangan pernah berubah menjadi Jimin yang angkuh dan sombong karena sudah memiliki semuanya. Kau tahu, itu sama sekali tidak baik."
"Ayah! Aku ini sudah berumur delapan tahun, tanpa kau beritahupun aku sudah mengerti. Aku ini putramu, putra Park Jaeha. Tentu saja sifatmu yang selembut malaikat itu pasti akan menurun padaku."
Han Shi Yoon yang berada di sebelah kanan suaminya yang saat itu sedang menyetir pun menoleh ke arah belakang untuk melihat wajah putra semata wayangnya. "Kau hanya menganggap bahwa kau adalah putranya Park Jaeha saja? Kau tidak menganggap bahwa kau ini adalah putranya Han Shi Yoon juga? Astaga, tega sekali. Aku bahkan yang sudah melahirkan dirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Acatalepsy | PJM
FanfictionJimin dan Lian memiliki pandangan jalan hidup, serta kisah masing-masing yang sangat jauh berbeda dan saling bertolak belakang. Jimin tidak pernah mengira jika dirinya yang selama ini telah dipertemukan dengan Lian adalah sebuah berkat sekaligus mis...