[PROMISE - 2]

3K 394 13
                                    

"JIKA KAU MERASA AMAN DAN NYAMAN BERARTI KAU TELAH MENEMUKAN RUMAH MU YANG HILANG"

.

.

.

Aku segera duduk di bangku sebelumnya dan tentunya bersama Haechan yang kini sudah meletakkan kepala nya diatas meja dengan hoodie dan topi yang masih belum berubah sejak tadi pagi, lalu tak lama setelah itu seorang dosen dengan umur yang masih lumayan muda mulai masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi murid-murid, sebelumnya perkenal kan nama saya Jongin biasa di panggil oleh senior kalian pak kai aku adalah wali dari senior kalian, aku akan menyampaikan tugas dari Pak Johny, beliau tidak bisa hadir pada kelas kalian pagi ini jadi dia memintaku agar kalian mengerjakan tugas ini dengan benar dan segera dikumpulkan di meja ruangannya siang ini, tolong kertas nya di bagi dan dikerjakan sekian terima kasih"ujar Pak Kai yang beranjak keluar setelah meletakkan setumpuk kertas di meja dosen.

Lalu aku melihat Haechan yang beranjak berdiri dan segera mengambil tumpukan kertas yang tadinya di bawa oleh pak Kai dan membagikannya ke seluruh mahasiswi yang hadir tanpa terkecuali aku, aku segera membuka lembaran demi lembaran kertas yang harus ku kerjakan dan sial nya materi yang digunakan sebagai soal belum pernah kupelajari sebelumnya.

Hufftt

Aku menghembuskan nafas ku kasar dan segera berkemas seperti mahasiswa lain yang beberapa dari mereka sudah beranjak keluar dari kelas,

Brakk....

Aku secara reflek mengalihkan pandangan ku pada sumber suara yang berasal dari samping ku sendiri siapa lagi kalau bukan Haechan.

"Assshhhh" Haechan merintih kesakitan ketika darah mulai menetas dengan cepat di jari nya, aku pun membulat kaget ketika menyadari barang yang di buang Haechan tadi adalah sebuah cutter yang baru saja melukai jari nya. Aku pun segera mengambil tisu dan juga plaster yang memang selalu kubawa untuk jaga-jaga jika terjadi luka padaku.

"Bisa kubantu?" ujar ku yang segera mengambil lengan jari Haechan, namun fokus ku teralih ketika tubuh Haechan bergetar hebat dan keringat mulai bercucuran ditambah wajah nya yang pucat.

aku segera membersihkan darah pada luka Haechan yang cukup lebar dan memberikannya salep dan juga plaster luka, tak lupa aku juga membersihkan beberapa tetes darah yang mengotori meja milik Haechan. Kulihat Haechan yang mulai tenang dan memijat pelipis kepala nya,

"Kau hemophobia" tanya ku pada Haechan yang tengah menetralisir rasa takutnya, Haechan yang mendengar pertanyaan ku hanya mengangguk. Hemophobia sendiri adalah Phobia yang termasuk jenis phobia spesifik yang ditandai dengan rasa takut atau cemas luar biasa ketika melihat darah, baik darah mereka sendiri, orang lain, binatang, dan bahkan darah dalam bentuk gambar atau tayangan di televisi.

aku pun segera memberikannnya sebotol air minum yang masih tersegel tanpa sempat kubuka untuk Haechan karna kupikir lebih memerlukannya sekarang.

*****

Setelah kejadian siang tadi aku dan Haechan lebih dekat dalam artian teman, dan sekarang aku tengah berada di sebuah toko buku yang bertepatan di sebelah kampus untuk membeli beberapa penggaris busur. Aku mengambil beberapa busur yang kuperlukan lalu beranjak membeli pulpen cadangan,

"Aku beli 2 lusin pena"

Aku sontak menoleh ke arah samping ketika suara yang baru saja kudengar sangat familiar bagiku.

PROMISE - HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang