"KUKIRA JATUH CINTA ADALAH LELUCON HINGGA AKHIRNYA AKU MERASAKANNYA SENDIRI"
.
.
.
Haechan segera masuki kamar asrama nya dengan tiga teman nya yang lain karna ia sedang tidak berminat untuk kembali kerumahnya.
Haechan segera duduk di depan komputer dan segera nenyalin dokumen foto yang ada di kamera nya untuk segera di print untuk tugas besok, ia mulai men-scrool satu persatu gambar yang dapat kan dan berhenti di satu gambar yang membuatnya memandang sejenak foto itu.Ini pertama kali nya, pertama kalinya dalam hidup hambar Haechan merasakan sebuah kebahagiaan ketika bersama Hyena, ya foto itu adalah Hyena dimana Haechan mengambil secara diam-diam wajah Hyena ketika tertawa bersama Lisa.
Tak
Haechan menekan tombol enter dimana satu persatu kertas berwarna mulai keluar sembari menunggu ia segera mengambil sebuah pouch yang ia simpan diatas meja asramanya lalu mengeluarkan sebotol kecil berisi butiran-butiran putih yang berukuran kecil lalu mengambil dua butiran itu dan segera meminumnya dengan bantuan air putih.
Haechan lalu mengambil sebuah kertas yang lebih tebal untuk membuat sebuah polaroid dengan foto hyena yang ia ambil. Ia lalu memotong nya dengan rapi dan segera menyimpannya di dalam dompet milik nya."Ashhhhh" geram Haechan ketika pusing tiba-tiba menghampiri dirinya. Haechan memutuskan untuk keluar balkon dan duduk di kursi yang telah ada disana, matanya memandang lurus ke sebuah gedung perusahaan tinggi yang sangat terlihat dari tempat dimana ia berdiri. Haechan mulai menikmati pemandangan senja dan gemerlap lampu yang mulai di hidupkan berusaha untuk menggantikan rasa sakitnya dengan ketenangan yang ia buat sendiri.
Tes
Krystal bening meluncur dengan bebas dari pelupuk mata Haechan terjatuh mengenai baju nya yang belum sempat ia ganti. Sesak dada tiba-tiba menyergapnya menambah rasa sakit yang ia alami memori siang tadi berbaur dengan memori nya yang lain yang terus memenuhi otak nya membuat krystal bening itu terus-terusan meluncur dengan bebas. Haechan yang mulai merasa tak bebas pun segera keluar dari asrama nya dan segera berjalan entah kemana kaki nya mau dan yang ia butuhkan sekarang hanya ketenangan hari-hari yang harus ia lalui selalu berbeda dengan teman-temanya yang lain.
Kaki nya tiba-tiba berhenti ketika ia membawa nya ke depan sebuah rumah besar yang berjarak sangat jauh dari asrama yang ia tinggali bahkan Haechan sendiri tidak sadar jika kaki nya melangkahkan kembali ke rumah dimana ia di besarkan selama belasan tahun dengan kasih sayang ibu nya hanya ibunya.
Haechan segera memutar langkah kaki nya untuk kembali ke asrama namun karna ia yang telah berjalan ber km-km membuatnya tidak kuat lagi untuk berjalan. Haechan memutuskan untuk tidak peduli dan melanjutkan langkah kaki nya untuk kembali hingga akhirnya sebuah mobil silver berhenti tepat di samping nya, Haechan yang sangat mengenali mobil itu segera masuk ke dalam dengan lemas, lalu menyenderkan kepala nya di jok kursi.
"Aku selalu mengingatkan mu untuk tidak kelelahan Haechan itu bisa sangat membahayakan dirimu"
"Aku berfikir itu cara yang bagus ini terlalu menyiksa" balas Haechan dengan tersenyum sembari menikmati jalanan yang penuh dengan lampu.
"Tinggallah dirumah ku selama beberapa hari ini Haechan, dan aku tidak menerima penolakan dari mu" ujar seorang pria berumur dengan setelan kemeja rapi.
"Kau masih sama walaupun aku sudah mengenal mu selama empat tahun" balas Haechan yang mulai menutup matanya lelah.
......
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE - HAECHAN
Teen Fiction"Aku titip Hyena pada mu mark" -Haechan "Aku memang mendapatkan Raga milik Hyena namun tidak dengan hatinya chan, walaupun kau sudah pergi hatinya masih kau bawa hingga ke langit" -Mark Aku Park Hyena, gadis cupu yang tidak pernah memiliki teman yan...