Pagi ini kelas ku masuk sedikit siang karna jadwal yang telah ditentukan namun karna ada beberapa hal yang aku harus lakukan di perpustakaan aku memutuskan untuk berangkat pagi seperti biasa sesampainya disana menggunakan bus umum aku segera pergi ke perpustakaan. Saat dalam perjalanan aku bertemu dengan Senior Mark yang tengah duduk di bangku taman.
"Senior?!" sapa ku pada Mark yang sibuk membaca sebuah buku di tangannya.
"Hyena? " balas Senior Mark yang menyahuti panggilanku.
"Duduk lah" ucap senior Mark yang beranjak menggeser tubuhnya memberikan ku celah untuk duduk.
"Bukankah kelas mu siang? Karna Pak Johny akan mengajar kelas ku" ujar Senior Mark memulai topik pembicaraan kami berdua.
"Aku ada perlu di Perpustakaan" ujar ku membalas pertanyaan Senior Mark. Setelah berbincang sedikit lama mataku terarah pada pria ber hoodie di depan ku.
"Haechan?!? " pekik ku lalu mendatangi Haechan, sedangkan Haechan yang mendengar panggilanku pun menoleh pada ku.
"Kau akan kemana? " tanya ku pada Haechan.
"Kembali ke Asrama, Dosen baru saja memanggilku " balas Haechan yang membalas pertanyaan ku. Aku pun menarik lengam Haechan untuk duduk di samping Mark.
"Mood ku sedang baik jadi aku akan mentraktir minum kalian, kalian tunggulah disini sebentar" ujar ku yang beranjak untuk ke kantin membeli beberapa minuman.
Sedangkan Haechan dan juga Mark nampak canggung dan hening.
"Sejak kecil aku berfikir kau selalu mengambil milikku bahkan hingga sekarang" ujar Haechan tiba-tiba pada Mark. Mark nampak diam tak menjawab dan tetap diam untuk mendengarkan kalimat dari Adik nya itu.
"Bahkan saat ibu mu dan ayah ku bertengkar saat kita masih remaja, ibuku selalu menarikmu ke kemar nya dan menenangkan mu disana seolah aku bukanlah siapa-siapa" ucap Haechan lagi mengingat memori-memori masa lalu nya dengan Kakak tirinya itu.
"Aku minta maaf soal itu" lanjut Haechan setelah beberapa saat hening.
"Pulang lah" ucap Mark tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangan nya yang menatap lurus ke bawah.
"Jika aku pulang maka aku akan mati lebih cepat dari yang tuhan tentukan"
Deg
Kalimat itu berhasil membuat Mark mematung, perkataan nya benar karna Ayah mereka Lee Teuk akan memukul Haechan seperti malam sebelumnya.
"Kumohon" ucap Haechan lagi lalu hening beberapa saat.
"Kali ini aku benar-benar menginginkan nya, Hyena" lanjut Haechan menyambung kalimatmya yang sempat ia potong.
"Apa maksudmu? " tanya Mark yang mulai mengerti arah pembicaraan Haechan.
"Aku yakin kau mengerti Mark, Setidaknya kali ini biarkan aku menang dari mu untuk yang terakhir kalinya" lanjut Haechan dengan lelah.
"Akan kucoba" jawab Mark pelan.
Setelah membeli tiga kaleng minum aku segera kembali dimana aku meninggalkan Haechan dan juga Mark, namun sesampainya disana aku hanya menemukan Haechan yang sibuk dengan ponsel barunya.
"Dimana senior mark? " tanya ku pada Haechan.
"Dia ada kelas" balas Haechan yang mulai menyumbat telinga nya dengan Airpods. Aku pun segera membukakan sekaleng minuman lalu memberikannya pada Haechan.
"Gomawo" balas Haechan yang menerima uluran minuman dari ku. Tiba-tiba Haechan memasangkan satu buah Airpods yang ia pakai pada ku.
She told me in the morning
She don't feel the same about us in her bones
It seems to me that when I die
These words will be written on my stone
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE - HAECHAN
Teen Fiction"Aku titip Hyena pada mu mark" -Haechan "Aku memang mendapatkan Raga milik Hyena namun tidak dengan hatinya chan, walaupun kau sudah pergi hatinya masih kau bawa hingga ke langit" -Mark Aku Park Hyena, gadis cupu yang tidak pernah memiliki teman yan...