Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
—sekarang aku punya nama
—▪︎▪︎▪︎—
Sinar mentari pagi menyapa Kota Seoul sebagai tanda dimulainya hiruk pikuk kota dengan jumlah penduduk kurang lebih 10 juta jiwa itu. Haneul menggeliat, perlahan membuka mata. Mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk melaui retina indra penglihatannya.
Duduk di sisi ranjang, sedikit terkejut saat mendapati seekor kucing yang masih tertidur dengan posisi meringkuk beralaskan selimut ungu miliknya. Tunggu, sepertinya ada yang aneh. Perasaan semalam Haneul tidak sempat menyiapkan tempat untuk kucing yang baru dibawanya pulang itu tidur?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ah, mungkin ia lupa, pikirnya. Segera bangkit dari ranjang, mengendap-endap menuju jendela agar tidak membangunkan si kucing. Haneul sedikit membukanya, membiarkan cahaya pagi masuk melalui celahnya.
Meregangkan otot-ototnya, lalu berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap menjalani aktivitas panjang hari ini. Haneul mencuci mukanya, menggosok gigi, dan mandi. Di sisi lain, sang kucing kini sudah terbangun. Sedikit menguap, mengusap helai rambut hitam kecoklatannya.
Aku berubah jadi manusia?
Ya, ia berubah jadi manusia sekarang, sementara Haneul masih berada di dalam kamar mandi. Melihat tubuhnya, menggerakkan tangan serta jemarinya sendiri lalu tersenyum. Berjalan menuju kaca di sudut kamar, mematut dirinya sendiri di sana. Memperhatikan pantulan tubuh seorang pemuda berusia 19 tahun yang ia yakini adalah dirinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
