Prologue

5.1K 632 115
                                    

Hujan deras mengguyur Seoul sore itu. Orang-orang berlarian mencari tempat berteduh. Beberapa diantaranya memilih untuk segera pulang menembus derasnya air hujan sementara sisanya memilih untuk tetap berteduh menunggu hujan reda.

Seorang gadis yang masih lengkap dengan seragam sekolahnya menatap bosan ke arah jalanan. Tangannya memainkan air hujan yang jatuh dari atap halte bus. Telapaknya menengadah ke atas, membiarkan tetesan air hujan mengalir begitu saja membasahi jemarinya. Berdiri di halte bus bersama beberapa orang yang juga berteduh di sana.

Ia menoleh ke belakang, melirik seorang bocah laki-laki yang terus menatapnya sedari tadi. Bocah itu hanya mengenakan kaos dan celana panjang, padahal udara begitu dingin. Tak tega, ia pun melepas syal dari lehernya, memberikannya pada sang bocah, namun bocah itu hanya diam menatapnya. Ah, ia tahu. Pasti bocah ini tidak terbiasa menerima sesuatu dari orang lain. 

"Chaaa, kau sudah hangat sekarang... hehehe."

Bocah berkaos coklat itu sedikit terkejut saat sang gadis muda mengalungkan syal ke lehernya lalu merapikannya sembari tersenyum padanya.

"Kemana orang tuamu?" tanya si gadis, namun lagi-lagi bocah itu hanya diam menatapnya. Sejenak ia terlihat berpikir dan di detik kemudian menggelengkan kepalanya.

Si gadis menatapnya iba. Ah, ia benci situasi seperti ini. Namun bagaimana lagi? Kalau bukan dia, siapa lagi yang akan menolongnya? Orang-orang di sini bahkan sama sekali tak peduli, lebih tepatnya tak mau tahu urusan orang lain.

Hujan mulai reda. Satu per satu orang meninggalkan halte, namun tidak dengan bocah itu. Ia hanya duduk sambil memegangi syal yang diberikan si gadis berseragam di depannya.

"Ayo kuantar ke kantor polisi untuk menemukan orang tuamu!" sahutnya menggandeng sang bocah untuk beranjak pergi dari halte bus. Bocah ini mungkin berusia sekitar 5 tahun. Tangannya halus dengan kulit putih, namun agak lebih sedikit gelap dari kebanyakan Orang Korea pada umumnya.

"Siapa namamu?"

Bocah itu seketika berhenti, bukan— bukan menatap sang penanya, namun menatap kedai makanan di pinggir jalan yang menjajakan bakso ikan. Masih tampak hangat, pasti lezat sekali dinikmati saat udara dingin seperti ini.

"Kau mau?" mengangguk, sambil menjilat bibirnya sendiri. Ya, bocah itu sepertinya lapar.

"Baiklah, tunggu di sini ya? Aku akan membelikannya untukmu."

Ia pun bergegas ke seberang jalan untuk membeli beberapa tusuk bakso ikan. Aromanya benar-benar membuat perutnya keroncongan. Memakan satu tusuk lalu kembali ke seberang jalan untuk menghampiri bocah laki-laki tadi, tetapi ia tak mendapatinya di sana.

Oh astaga, ia mulai khawatir. Mencari kesana kemari, namun hasilnya nihil. Sama sekali tak melihat bocah berkaos coklat itu lagi.

"Chogiyo¹ , apa Anda melihat anak laki-laki berkaos coklat dengan syal merah di sekitar sini?"

Tanyanya kepada seorang pejalan kaki yang melintas, namun hanya dibalas dengan gelengan kepala oleh pria itu. Ia kembali bertanya pada seorang wanita yang juga melintas di sana, namun tetap saja, jawabannya sama.

Kemana bocah itu pergi membawa syalnya?

•••

Seoul, 2020

"Haneul, kau tidak mengirim naskahmu?"

"Bukan tidak, tapi belum."

Choi Beomgyu, pria itu menatap sahabatnya malas. Bagaimana tidak? Dari tadi ia hanya dianggurkan saja. Gadis di depannya hanya duduk menatap laptopnya dengan tatapan kosong. Kelihatanya ia belum dapat inspirasi untuk meneruskan novelnya.

The Secret Of Meow | Taehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang