Trauma?

437 77 6
                                    

Mumpung idenya lancar, langsung aja di update takut kelupaan 🤭🤭

VOTMEN ya guysss...

Happy reading...

                            *******

" Tidak... Ku mohon Jangan." Teriak Yerin

"Yerin Bangun Nak. Sadar lah."

"Jangan... Aaakkhh.." Yerin pun terbangun dari tidurnya. Dan langsung memeluk Ibunya

Tiap malam ia memimpikan ' itu' bahkan hampir semingguan ini. Makanya ibunya menemani tidurnya. Awalnya Yerin menolak tapi Ny. Jung tetap memaksa karena setiap malam putrinya itu bermimpi buruk.

Mencoba menanyakan apa yang diimpikan Yerin tapi gadis itu bungkam. Ia hanya bilang kalau mimpinya mengerikan.

Ny. Jung merasakan putrinya itu berubah belakangan ini, mulai dari Yerin yang tidak pulang dan katanya menginap di rumah temannya yang lain.

Perubahannya yang mencolok adalah Yerin sudah tidak pernah membuat Cake lagi padahal biasanya putrinya itu tidak absen membuatnya. Dan Setiap pulang sekolah langsung masuk kamar, keluar kalau mau makan saja selebihnya gadis itu berada di kamar.

Pernah suatu ketika saat Yerin baru turun dan Ny. Jung pulang belanja bahan untuk membuat Cake, biasanya Putrinya itu akan menghampiri dan membantunya membawa barang belanjaa tapi yang ia lihat Yerin mematung di tangga sambil ketakutan kemudian naik kembali ke kamarnya tidak keluar sampai jam makan malam. Dan kejadian yang sama juga terulang lagi, Seorang pelanggan sedang kebetulan membawa barang belanjaan terlihat memilih kue apa yang akan dibelinya saat Yerin melihat Pelanggan tersebut Ia akan mematung sambil ketakutan dan berlari ke atas.

Dan pernah ada Pelanggan sedang berbincang dengan temannya, dan mereka saat itu membahas tentang Cafe,  ia melihat Yerin menutup telinganya sambil bergetar kemudian berlari masuk kamarnya.

Tidak tahan dengan apa yang menimpa Putrinya, Ia pun berdiskusi dengan Suami nya untuk mengajak Yerin mengecek kondisi Fisiknya Atau langsung ke psikiater. Suaminya menyetujui tapi Yerin menolak ia tidak gila katanya. Ia baik-baik saja. Dan mereka pun mengurungkan niatnya.

Di sekolah pun Solbin dan Ae Ra merasakan Perubahan Yerin. Sekarang gadis itu banyak diamnya dan terkesan menghindar. Tapi mereka tetap berada di dekat Yerin.

Yerin tau, Mereka dan kedua orang tuanya pasti bingung dengan Sikapnya. Sudah berusaha untuk terlihat baik tetap saja tidak bisa. Apalagi kalau menemukan Ibu-ibu yang membawa barang belanjaan dan Cafe. Dua hal itu mengingatkannya  akan kejadian mengerikan itu. Dan sering memimpikan bayangan seseorang dan tatapan tajamnya yang membuatnya sangat ketakutan. Tatapan itu sangat persis dengan seseorang yang membencinya. Ia tidak tau kenapa menganggap tatapan tajam mereka sama, makanya sebisa mungkin menghindari papasan atau bertatap dengannya.

"Rin, yakin ingin beristirahat disini?" Tanya Ae Ra.

Mereka ada di Atap Sekolah. Memang disini menyejukkan tapi baru kali ini istirahat disini.

"Kalau kalian ingin ke kantin pergi saja. Aku ingin sendiri."

Selalu seperti ini. Setiap Mereka mengajak Yerin beristirahat bersama pasti gadis itu akan menolak. Menuruti permintaan Yerin hanya itu yang bisa dilakukan. Mungkin saat ini gadis itu belum siap bercerita nanti kalau sudah siap mereka yakin Yerin akan Cerita.

Setelah melihat kepergian Temannya, Yerin menghela napas. Sebenarnya sudah tidak kuat menyimpan masalah nya tapi ia malu untuk bercerita.

Ia ingin kehidupannya sebelum kejadian itu. Ini sangat menyiksa. Apakah ia mengalami Trauma? Kenapa yang berhubungan dengan ibu-ibu yang membawa barang belanjaan dan cafe yang tidak jauh dari rumahnya atau ada yang bahas cafe ia seperti ketakutan dan gelisah tiba-tiba atau tidak nyaman dengan hal itu. Dan Kenapa bayang-bayangan itu belum hilang Juga. Sebentar lagi Ujian akhir, setelah itu ia akan pergi dari Seoul . Memulai hidupnya yang baru di tempat yang baru. Ya lupakan masalah ini sejenak.

STIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang