Perayaankah???

463 82 6
                                    


Tepat hari ini, Anniversary pernikahan ke 22 tahun-- Orang Tua Yerin. Merayakan nya dengan makan malam di restoran sederhana yang menjadi tempat dimana Ibunya dilamar.

Yerin sengaja berangkat duluan untuk menyiapkan satu ruangan yang sudah disewa sebelumnya dan menambahkan sedikit dekorasi agar mempercantik ruangan itu dibantu oleh karyawan Restoran.

Setelah selesai dan ia cukup puas akan hasilnya. Tinggal menunggu kedua orang tua yang mempunyai acara ini.

"Woahh... Cantiknya.."

"Harus dong. Oh iya selamat Anniversary pernikahan ke 22 tahun, Eomma, Appa."

"Terimakasih Sayang."

"Kamu hadir bersama kami sudah menjadi kado terindah sayang, ditambah Cucu Appa yang sebentar lagi akan lahir."

"Cucuku juga."

"Baiklah Cucu kalian. Ayo kita makan dulu pasti Eomma dan Appa sudah lapar, kan?"

"Kau sangat mengerti kami, nak."

"Aku sudah memesan makanan kesukaan kita. Terkhusus untuk kedua super Hero ku yang membuatku merasa beruntung jadi Putri kalian."

"Kau bisa saja Yerin-ah."

"Ayo, kita habiskan makanan ini!!"

Kedua orang tuanya terkekeh akan tingkahnya yang menggemaskan.

Mereka mulai menikmati makan malamnya.

"Kenyang Sekali. Yerin kau harus makan lebih banyak agar cucuku ikut merasakan kebahagiaan ini."

"Ne, Appa."

"Eomma senang sekali di Anniversary kali ini karena akan bertambahnya anggota keluarga kita."

"Aku juga senang karena Kalian sudah menerimanya. Malam ini sangat membahagiakan bagiku."

"Kami juga bahagia melihatmu bisa bahagia sayang. Tetap jaga Anakmu apapun yang terjadi."

"Appa bangga padamu, nak. Bisa melewati ini. Dan tidak memberitahu siapa orang itu."

Deg!

Ayahnya mengingatkan itu lagi. Dan ingatan langsung tertuju pada Taehyung saat pria itu mengakui dua Minggu yang lalu walaupun masih belum percaya sepenuhnya.

"Sudah tidak apa-apa Yerin-ah, kalau masih belum mau cerita tidak masalah yang penting jangan sampai membebani pikiranmu."

"Iya."

Maaf!!

Usai makan mereka berbincang sambil bercanda melupakan masalah yang dihadapinya.

"Eomma, Appa. Kalian pulang duluan saja. Aku ingin ke Sungai Han sebentar."

"Ya sudah kalau begitu, kami mengantarmu kesana."

"Tidak usah, Appa."

"Tidak ada penolakan Yerin-ah."

"Baiklah."

"Jangan lama-lama disana. Ini sudah malam tidak baik wanita hamil berkeliaran di luaran."

"Iya. Hanya sebentar janji."

Sesampainya di sungai Han.

"Pake mantel yang tebal."

"Iya. Ini sudah kupakai."

"Baiklah. Hati-hati disini."

"Appa hati-hati mengemudi. Tunggu aku dirumah ya."

STIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang