Bab 1

37 3 2
                                    

Sraakk.....

"Ayo teriak, saya tidak suka kamu hanya menangis". Teriak Renes sambil menyeret seorang wanita.

Wanita itu hanya meringis kesakitan, sesekali meneteskan air matanya.

Tubuh wanita itu terseret begitupun dengan wajahnya dengan kaki yang terikat di mobilnya. Dengan kejamnya Renes menyeret wanita itu dijalan sepi beraspal kasar.

Tak cukup hanya membuat tubuh dan wajah wanita itu dilumuri banyak darah, bibir dan hidungnya hampir rata. Renes turun dari mobilnya, kemudian mendekat kearah wanita itu.

"Hei jalang, ayo teriak... mana teriakkanmu biasanya bitchh!!".  Sambil berkata cukup keras Renes menginjak leher wanita itu.

Dengan tawanya yang keras, Renes menyeret kembali wanita itu ke tempat rahasianya. Dimana Renes akan bermain-main dengan para korbannya.

*
"Selamat datang di surga wanita cantik". Dengan senyuman smirknya Renes menarik paksa wanita itu.

"Gu..gu..". Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Renes telah menyela terlebih dahulu.

"Guk..guk maksud lo? Kayak anjing tau gak.! Ngomong tuh yang jelas begok..! Haha". Dengan tertawa meremehkan, Renes duduk berjongkok mencekal kuat dagu wanita itu.

Dengan pisau tipis kesayangannya, Renes memulai aksinya. Mulai dari menusuk hidung wanita itu yang hampir rata terseret, hingga pisau itu menembus pipinya.

"Saya tidak suka wajahmu..! Karena wajahmu kau angkuh..!". Sambil menggores-gores tipis pipi wanita itu, Renes tersenyum miring.

"Gu..gue mo..hon.. bu.nuh..gu..e lang..sung". Dengan nafas yang terengah, wanita itu bicara dengan terbata-bata.

"Upss..gak semudah itu bitch...! Sayangnya saya gak suka liat lo langsung mati". Dengan memasang wajah pura-pura memelas Renes memberi jarak keduanya.

"Saya punya kejutan untukmu". Ucap Renes sambil mengeluarkan beberapa tusuk sate. Kemudian perlahan menusuk pada bagian-bagian luka wajah wanita itu.

Dengan senyuman manisnya, Renes dengan semangat menusuk mata wanita itu. Kemudian memutar-mutar tusukan itu di dalam bola mata wanita itu.

Aarrrgh

Suara ringisan wanita itu terdengar. Renes sangat menyukai suara kesakitan para korbannya.

Renes sangat menyukai mata indah wanita itu. Dengan semangat dia menusuk mencabut dengan cepat bola mata itu, sesekali memutarnya kesamping.

Keringat Renes bercucuran. Bola mata indah itu kini telah rusak tak berbentuk, ditutupi banyak darah yang keluar dari mata itu.

"Kamu udah siap kan Ledy?". Iya wanita itu Ledy, Queen bully disekolah SMA Taruna. Sekolah yang tak jauh dari SMA Bangsa, tempat Renes sekolah. Ini saatnya.

Dengan perlahan Renes melilit senar gitar di leher Ledy. Kemudian dengan keras mengikatnya membentuk pita.

Ledy perlahan kehabisan nafasnya. Renes dengan keras menghempas kepalanya dengan besi balok.

Sekarang kepala wanita itu tak terbentuk, terhimpit besi balok itu.

"Dasar Ratu lemah". Ucapnya, Renes tersenyum kecut.

~~~~~~~~
17.00 WIB

Tut.tut..

Suara mesin EKG mengisi hampir seluruh ruangan Atik.

Semenjak insiden dikantin, Atik hampir kehilangan nyawanya. Sekarang Atik harus melewati masa kritisnya.

Sedangkan teman-temannya, hanya mengalami luka-luka kecil dan tidak perlu di rawat inap.

Blood of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang