"Ee..lo" Tasya tiba-tiba gugup ketika melihat seseorang di depannya.
Sesorang itu hanya tersenyum kecil, kemudian mengambil bola basket itu dan berjalan menjauh dari hadapan Tasya.
Tasya hanya menatap punggung itu dengan sendu.
~~~~
"Tungguin Vid..". Seorang gadis memakai seragam putih biru, mengejar David Fernando yang sedang melangkah cepat."Apa". Tanya David dingin, dia bosan dari tadi direcoki gadis di depannya ini.
"Vid, pulang bareng ya". Ucap gadis itu sambil memasang pupy eyes nya.
"Gak". Jawab David ketus.
"Kenapa sih Vid giliran sama gue aja gak pernah mau". Tanya gadis itu sambil menundukkan kepalanya.
"Lo tau jawabannya Cha". Jawab David kemudian melenggang pergi meninggalkan Acha sendirian.
"Selalu seperti ini... sialan". Batinnya sambil mengepalkan tangannya.
~~~~~
BrukkTasya dengan sengaja menyenggol bahu Rabella, membuat gadis itu terjatuh keras kelantai.
"Lo apa-apaan hah". Bentak Renes tak terima Rabella terjatuh.
"Ulu..ulu.. takut deh gue berhadapan ama orang yang jiwanya gak beres". Ucap Tasya sambil memasang wajah ketakutan dibuat-buat.
"Brengsek". Renes mengepalkan tangannya dan memejamkan matanya sebentar, untuk meredam emosi yang tiba-tiba memuncak.
"Kenapa? bunuh gue, kaya lo bikin sepupu gue sekarat....!". Bentak Tasya sambil mendorong pundak Renes.
Renes hanya diam menatap Tasya tajam, Tasya hanya tersenyum meremehkan. Beda dengan ekspresi Ririn dan tiga lainnya, mereka gugup menahan takutnya.
"Stop, Nes mending kita pergi". Lerai Rabella sambil menarik tangan Renes menjauh.
"DASAR PSYCHOPAT PENGECUT". Teriak Tasya kencang, membuat Renes kembali menoleh dan mendekat.
Plaak
Renes dengan santainya menampar pipi Tasya keras. Membuat sudut bibirnya mengeluarkan bercak darah.
"Heh". Tasya tersenyum miring.
"Lo bakalan nyesel udah nampar gue bitch". Lanjutnya sambil mendorong kuat pundak Renes, kemudian melenggang pergi diikuti teman-temannya.
~~~~~~
"Lo gapapa Bel?". Tanya Andreas sambil mengecek tubuh Rabella, takut-takut ada yang hilang. Yaa, sudah hampir 10x Andreas mengelilingi Rabella memastikan gadis itu baik-baik saja."Apaan sih, gue baik Deas". Ucap Rabella kesal
"Gue gini juga karena ada alasan". Protes Andreas, mereka memang saling sayang. Tetapi tak ada yang berani mengungkapkan satu sama lain.
"Alasan apa". Tanya Rabella sambil menatap lekat Andreas.
"Adalah pokoknya". Jawab Andreas sambil menatap lurus kedepan.
Rabella hanya menunduk dalam karena respon Andreas tak sesuai ekspetasinya.
Bilang sayang kek. Batinnya
"Kenapa?". Tanya Andreas heran melihat raut wajah Rabella berubah.
"Gak ada". Jawabnya pelan
"Gak nyambung begok". Ujar Andreas sambil mengacak pelan rambut Rabella.
~~~~~
Deas
Bel, lo bisa pulang sendiri?
Gue mendadak ada rapat osis.
Sorry Bell.....
P
P
ReadRabella hanya membaca pesan dari Andreas, tanpa niat membalasnya. Gadis itu kesal, kenapa baru sekarang mengabarinya. Hampir setengah jam Rabella berdiri di depan halte. Gadis itu bingung akan pulang naik apa. Renes sudah lama pulang, angkot jam-jam seperti ini akan sulit ditemui.
Rabella hanya menghela nafas pasrah, gadis itu memilih duduk di bangku halte. Berharap ada angkot, taksi atau bus lewat.
"Kenapa belum pulang?". Tanya seseorang, membuat Rabella mendongakkan kepalanya.
"Lagi nunggu angkot". Jawab gadis itu pelan.
"Gue anter". Ucap Seseorang itu sambil mengulurkan tangannya memberi helm.
"Gak makasih, ngerepotin". Tolak Rabella halus
"Ini yang terakhir". Ujar cowok itu, membuat Rabella tak tega lalu menerima tawarannya.
Gue gak bakalan lepasin lo Bel. Batin cowok itu sambil melajukan motornya cepat.
Tanpa disadari keduanya, seseorang menatap tajam kearah mereka dan mengepalkan tangannya.
~~~~~
Andreas pov~Rabella
Bel, lo bisa pulang sendiri?
Gue mendadak ada rapat osis.
Sorry Bell.....
P
P
ReadGue gelisah karena pesan yang gue kirim, hanya di read oleh Rabella. Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Gue berniat menyusul Rabella. Untuk memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja.
Ketika beberapa langkah keluar dari gerbang, Gue mendapati pemandangan tak menyenangkan. Gue menatap dua orang yang sedang berbincang di halte dengan tajam.
Dia lagi..... batin gue, sambil mengepalkan tangan gue kuat.
~~~~~~
Dua orang siswa smp duduk dibangku taman, sambil menyantap es krimnya masing-masing."Bel, gue mau nanya". Cowok itu sambil menatap lembut kearah Rabella.
"Apa?". Tanya Rabella heran.
"Lo sebenernya suka sama siapa?". Ujar cowok itu sambil menatap lurus.
"Mm..aksud lo?". Tanya Rabella balik tanpa niat menjawab.
"Gue suka lo Bel... Itu maksud gue". Ucap cowok itu jujur, sambil memegang lembut tangan Rabella.
"Tt..tapi". Gumam Rabella pelan.
"Kenapa? Lo suka Deas?". Tanya cowok itu beruntun.
"Ee..enggak kok, yakali suka". Elak Rabella sambil tersenyum kikuk.
"Yaudah".
"Yaudah apa?". Tanya Rabella lagi
"Kita pacaran". Ucap cowok itu santai tanpa mendapatkan persetujuan Rabella.
Karena tak enak hati, Rabella terpaksa hanya diam dan pasrah.
Tanpa mereka sadari Deas sedari tadi mendengarkan percakapan mereka.
••••
"Deas lo kenapa sih?". Tanya Rabella sambil belari kecil, berusaha menyamai langkah Andreas.Rabella bingung sedari tadi Andreas hanya menghindar darinya. Tidak biasanya Andreas diam dan menghindar ketika dekat dengannya.
"Jauhin gue, gue udah punya pacar". Ucap Andreas dingin, tanpa menatap Rabella.
Degg....
Bagai tersambar petir di siang bolong. Hati Rabella sesak, kakinya melemah, seakan tulangnya menghilang tiba-tiba.
"Hh.hah?". Ucap Rabella sambil menahan sesak di dadanya.
"Jauhin gue Rabella Alvisya!!". Bentak Andreas
"Besok gue bakal pindah, jadi lo jauh-jauh dari gue". Lanjutnya sambil meninggalkan Rabella sendirian.
Rabella hanya menatap sendu kepergianya.
Anjeeerrr apa lagi nih,,,
Siapa ya seseorang itu??????
Kayanya banyak kisah cinta yang tak tergapai nih....
Kalian maunya happy end atau sad end????????
Kalo gue mah sad end aja kali ya......
Ya udah ikutin terus ya kisahnyaaa....
Jangan lupa vote and coment gaiisss......Loveeyouuuu pooolll :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood of Love
Random"Stop brengseeek...". Suara lantang membuat seisi kantin menoleh ketakutan. Sreekkkkkk....... Renes dengan brutal merobek baju ketat milik Atik, lalu menancapkan pisau ke pundaknya dengan keji. "Permainan baru dimulai sayangg....." bisiknya dengan...