Bab 11

16 4 0
                                    

"Liburan lo pada mau kemana?". Tanya Renes yang sedari tadi diam.

"Gue sih belum punya rencana". Jawab Gami dan diangguki yang lainnya.

"Gimana kalau kita liburan bareng?". Usul Rabella semangat.

"Elah lo mah mentang-mentang udah resmi". Sinis Romi masih kesal.

"Boleh, kemana?". Jawab Andreas

"Gimana kalau ke dufan?".

"Pantai anjey seruu".

"Gak, gunung lebih menantang".

"Ck. Mending ke puncak, pemandangannya juga tak kalah keren". Usul Padlan kesal tetapi di angguki semua temannya.

Tanpa mereka sadari, percakapan mereka terdengar oleh manusia lainnya. Tak lain adalah Ririn yang sedang duduk tak jauh menunggu gengnya dan Berto yang tak sengaja melewati meja Andreas. Setelah jelas mendengarkan, keduanya bersamaan menampilkan smirknya lalu melenggang pergi entah kemana berbeda arah.

~~~

"Syaaaa....huh...huh". Teriak Ririn dengan napas yang tersendat seperti akan kehabisan napas karena berlari.

Tasya yang merasa namanya dipanggilpun reflek menoleh kesumber suara, sambil menaikkan sebelah alisnya.

"L..lo kok huh...huh". Ririn ingin mengoceh tapi napas yang ngosngosan membuatnya sulit untuk berbicara.

"Apaan sih, atur dulu tuh napas baru ngomong". Omel Meli kesal karena Ririn.

"Duhh Mel... berisik, gue yang harusnya ngomel. Kenapa dari tadi gue nunggu dikantin kalian pada gak dateng? Kalian sendiri yang nyuruh gue buat nempatin tuh tempat. Takut banget tuh tempat di embat". Cerocos Ririn panjang lebar dengan satu tarikan napas.

"Ehh Syaa gue punya berita penting". Lanjut Ririn antusias seakan kekesalannya menguap entah kemana.

"Apaan, awas aja gak penting". Jawab Tasya malas karena teman-temannya sangat jarang memberi berita yang benar-benar fakta.

"Itu Syaa mereka bakalan liburan barenggg omggg". Ucap Ririn antusias tanpa melihat raut wajah bingung temannya.

"Ck. Lo ngomongin siapa sihh".

"Hehe yaa Genk Si kunyuk sama Andreas lah". Jawaban Ririn membuat kening Tasya berkerut.

"Maksud gue tuh ya, masa kita kalah sama mereka sih". Ucap Ririn yang seketika membuat Tasya menyunggingkan senyumnya.

"Kita bakalan ikut". Jawab Tasya enteng, membuat temannya menatap heran.

"Ikut Andreas dan lainnya". Lanjutnya kemudian melenggang pergi meninggalkan teman-temannya yang berpikir keras maksud perkataanya.

Di tempat yang berbeda.....

Berto menghampiri David dan yang lainnya di belakang sekolah.

"Vid, gue punya berita bagus". Ucapan Berto menghentikan kegiatan semua yang ada di sana termasuk David.

David hanya mengangkat sebelah alisnya sebagai respon. Kemudian Berto mendekat dan membisikan sesuatu yang membuat David tersenyum miring.

"OH jadi kalian sengaja ngikutin kita?". Teriak Rabella sambil berkecak pinggang, ketika keduanya selesai menjelaskan mengapa mereka bisa di tempat yang sama.

Bukan hal mudah untuk membuat mereka mau bercerita, ada berbagai perdebatan dan sebagainya. Dan akhirnya Tasya dan David menyerah dan lebih baik menceritakan tanpa minat.

Blood of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang