18 ~ Bentala

565 87 2
                                    

Jangan lupa untuk vooment ya.... Sayang kalian semuaaaa









⚔⚔⚔⚔⚔⚔⚔⚔⚔⚔


" Dimana?"

"  Tae! Syukur lah kamu bangun. Aku benar-benar panik tadi, dimana yang sakit? Dingin?"

Aku menggeleng pelan, melihat sekeliling ruangan yang tidak kukenal. Ini bukan tempat Kak Suga atau tempat milik Kak Jun. Pandanganku kembali beralih pada Jungkook yang masih menatapku khawatir.

" Tidak dingin, aku tidak papa. Tadi kamu bau wangi sekaliiii... " aku mencoba bangkit untuk duduk tapi Jungkook menahanku sambil menggeleng panik.

" Jangan, kamu mau apa?"

" Dimana kita?"

" Aku menyewa tempat, keadaanmu benar-benar membuatku panik. Kak Joon juga tidak ada, jadi aku bingung sekali. Ada manusia yang membantuku tadi, dia memintaku untuk membawa ke rumah sakit. Aku menolaknya jadi kita disini sekarang. "

" Oh... Aku mengerti, bagaimana dengan Pangeran Seokjin? "

Jungkook menggeleng, ia kembali duduk tenang pada kursi kecil disamping tempat tidur. Wajahnya terlihat lelah sekali, mendadak aku kasian melihatnya dia masih muda tapi pikirannya sudah lumayan dewasa.

" Kamu tidur lama sekali Tae, untung saja koin emas kita berguna. Aku mendapatkan banyak uang dengan menukarnya."

" Trimakasih sudah menjagaku,"

" Hm... Tentang kemarin apa yang kamu dapat dengan Potion Angel?"

Ah ternyata sudah satu hari aku tertidur, pantas saja rasanya lapar sekali.

" Segelnya rusak Jung"

Jungkook menatapku tak percaya, entah apa yang sedang dipikirkan sekarang. Ia berjalan ke arah lain dan membuka gorden, dibaliknya ada jendela besar dengan cahaya terang dari luar ruangan.

Jungkook berdiri disana, ia hanya menatap keluar jendela tanpa melakukan apapun.

" Kamu Bisa kan melakukannya Jung?"

" Kita bisa ketauan Tae, aku tidak ingin mengambil resiko lebih"

Huh...

Mati saja kalau begitu, lagi pula tak ada yang mengharapkan. Ku buka selimut yang membungkusku, masih mengenakan pakaian yang sama. Mengamatinya sebentar, lalu myingkapnya. Kupikir tatonya hilang ternyata tidak, hanya saja tidak semuanya terlihat hanya kumparan biru didadaku saja. Yang lain menghilang, warna putihnya juga pudar.

Mataku beralih ke arah Jungkook yang masih termangu didepan jendela, kedua tangannya menggenggam pinggiran jendela begitu erat. Ia pasti dalam tekanan sekarang, aku ingin membantu juga sebenarnya. Tapi apa yang bisa kulakukan

Aku mendesis pasrah, mengerti jika tidak banyak yang bisa ku lakukan. Tidak papa yang terpenting, Jungkook tetap aman. Aku bisa menunggu ajalku dengan tenang seperti ini.

Kambeli menutup pakaiaku, dan beranjak dari kasur. " Jung dimana kamar mandinya?"

" Lihat ke kiri, ada pintu" aku menurut melihat pintu yang menjulang disana, segera berdiri dan masuk. Kebelet sejak tadi membuat perutku sakit. Aish aku perlu berhati-hati lagi.

Masuk dan segera menuntaskan hasratku, ada tempat penampungan air kecil dasana. Tidak banyak, mungkin untuk membersihkan sesuatu.

Menatapnya saja membuat dadaku terasa sesak. Rasanya seperti tenggelam, sangat sulit untuk mengambil nafas.

The Brownies Fairy~ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang