9

617 97 0
                                    

Jangan lupa vote and comment















Ku bilang ini begitu aneh apa kalian percaya. Mendadak semuanya diam, aku tak merasakan pergerakan dari Jungkook lagi. Mataku juga tak mau terbuka sedikitpun. Rasanya aku dilempar jauh ke dunia lain yang penuh akan kegelapan. Huh menyebalkan.

Tapi aku masih bisa bersyukur rasa sakitku berangsur-angsur menghilang. Tubuhku mendadak ringan penuh akan kehangatan. Aku seperti terbang di awan, begitu ringan dan menenangkan. apa yang sebenarnya terjadi?

Aku menggerakkan tubuhku pelan, seperti tidak ada yang menopang. Benar-benar damai. Jangan-jangan aku mati!

Zrassss...

Deg

Aku terdiam mematung. Terkejut dengan sensasi yang begitu tiba-tiba. Lebih dari yang tadi, dinginnya lebih menusuk dan membuat tubuhku lumpuh mati rasa.

"Aaaaargghhh!" aku berteriak frustrasi entah pada apa.

"S-sakit.... Aaaaargghhh..."

Sakit, lebih sakit dari apa pun. Aku ingin mati....

🧚🧚🧚🧚🧚

" Bagaimana keadaannya?"

"Lebih baik, ia hanya perlu istirahat untuk sekarang."

" Syukurlah... Sebenarnya apa yang terjadi? Collision power jarang terjadi. Bisa jelaskan padaku..."

"Maaf Pangeran, ini sedikit lebih rumit. Ditambah keadaan Tuan muda yang berbeda..."

"Jelaskan!"

Ku kerjapkan mataku, menyesuaikan dengan cahaya terang yang menusuk retinaku. Suara bising tadi membuatku terusik, memilih membuka mata dan melihat apa yang terjadi.

"Eunghhh.." erangku pelan.

"Tae, kau sudah bangun?"

Aku mengangguk masih menyesuaikan cahaya yang masuk.

"Tae masih ada yang sakit?"

Aku melihat seseorang yang tengah duduk berjongkok di sampingku.

" Kakak..." bisikku penuh tekanan.

" Taetae mana yang sakit, kakak bingung jika kamu seperti ini." ungkap Pangeran Seokjin sambil mengelus suraiku.

"Jimin..." aku menoleh kesamping melihat Tuan Archi yang juga sedang berdiri menatap cemas kearahku.

"Tae, apa yang kamu rasakan?"

" Jimin... Dia membenciku Kak" aku hampir saja menangis jika tidak mengingat Pangeran Seokjin membencinya.

Pangeran Seokjin mengelus suraiku pelan. Aku yakin ia sedang berpikir banyak hal saat ini.

"Tidak akan ada yang membencimu, kakak jamin itu."

Aku segera mendorong tangan Pangeran Seokjin, menjauhkannya dariku. Semua sama saja, tidak ada yang mengerti perasaanku.

"Terimakasih Pangeran pergilah, banyak hal yang menunggumu dan aku perlu istirahat." aku menarik cepat selimutku hingga menutupi seluruh tubuhku.

The Brownies Fairy~ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang