Pernah dengar dunia peri? Masih tidak percaya dengan keberadaannya?
Dunia itu sungguh ada, Bahkan Taehyung menjadi salah satu diantaranya. Sulit dipercaya memang, tapi inilah kenyataannya.
Taehyung peri kecil bodoh dengan kata-katanya yang pedas, e...
Huahhh! Banyak sekali masalah yang menimpaku hari ini. Aish! Aku menangis terlalu banyak, memalukan. Kuharap esok hari ada kabar yang lebih baik, termasuk kalian!
Iya! Kalian semua! Semoga esok nanti selalu ada kebahagiaan yang datang!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini aku bangun sendiri, benar-benar menyenangkan melihat mentari pagi. Tapi sebenarnya bukan itu yang membuatku terbangun, tengah malam tadi beribu pasukan penjaga peri dengan berbagai kekuatan keluar dari istana.
Suara kepakan sayapnya membuatku sulit tidur. Aku tidak tau ke arah mana mereka pergi, karena aku memilih berdiam diri. Setelah itu kondisi istana malah menjadi ramai oleh peri-peri pelayan yang berlalu lalang.
Aku sebenarnya ingin keluar, tapi sebelum benar-benar keluar. Jimin sudah datang ke kamarku dan mengajakku tidur.
Bukannya tidur aku malah mendengar celotehannya tentang perlombaan terbang yang akan diadakan lusa.
Jimin sepertinya benar-benar ingin menang dan membawa medali emas untuk keluarga. Ia juga bercerita tentang teman-teman barunya yang menyenangkan.
Wah aku tidak sabar untuk menyusul Jimin ke kelasnya.
"Taehyung cepat habiskan sarapannya, " ucap Pangeran Seokjin membuatku tersadar dari lamunanku.
"Iya Pangeran," jawabku kemudian.
Ratu telah kembali, entah kenapa sepertinya moodnya buruk sekali. Sejak tadi ia hanya mengomel saja. Bahkan beberapa pelayan terkena imbasnya. Aku kasian kepada pelayan-pelayan itu, mereka bahkan sempat menangis karena bentakan Ratu.
"Cacat, apa kau tidak dengar Kakakmu berbicara! Kupikir sekarang kamu tuli?"
Aku melirik sebal ke arah Ratu, dia benar-benar ingin menjadi nenek penyihir sepertinya.
"Ha? Apa? Aku tidak dengar?" balasku mengejeknya.
"Kau benar-benar tuli?!! Dasar cacat!"
"Ha Ratu burik? Ratu memang sudah jelek tidak perlu merendahkan diri." aku terkikik geli di akhir kalimat.
"Yak! Dasar cacat! Kau menyumpahiku!"
" aku seperti mendengar burung mengoceh, Jim kamu mendengarnya?"
"Hey cacat! Kau benar-benar ingin mendapatkan hukuman!"
"Loh... Ibunda Ratu tidak perlu seperti itu... Kalau burik, ya memang burik. Tidak perlu sombong yaaaa... Benar bukan Jihoon?"
Jihoon yang duduk di samping Ibunda Ratu balik menatapku, ia mengangguk semangat dengan garpu kecil ditangannya.
"Yah! Unda ulik... Hehehe..." ocehnya membuatku gemas seketika.