3

798 100 7
                                    

Pokok naaaa selamat membaca

Aku benar-benar tak bisa berpikir jernih lagi. Jimin sejak tadi tidak bisa menghentikan airnya padahal dia sendiri yang menciptakan.

Astaga... Aku tidak yakin lagi bisa selamat airnya bahkan sudah mencapai leherku. Dan Bodohnya lagi pintu terkunci berteriak pun tak ada yang menyahuti.

"Jimin! Aku tidak mau mati dalam keadaan seperti ini...."

"Ini dari tadi juga usaha Tae!"

"Jim airnya!"

Dan benar saja... Air tadi telah memenuhi semua ruangan aku masih berusaha menahan nafas. Asli... Sebodoh-bodohnya aku... Aku juga bodoh dengan renang.

Aku melirik Jimin yang juga kepayahan.

"Tae! Aku bisa nafas dalam air..." Sumpah ya... Kenapa Jimin masih bisa bahagia disaat seperti ini?

Aku benar-benar tidak kuat lagi, air mulai masuk ke rongga mulut. Astaga... Demi raja fucekking yang entah dimana dia, aku hanya bisa berharap padanya...

Tubuhku ikut meluruh saat air mulai masuk kesegala sisi. Kesadaran kian menipis, sementara kepalaku pusing dan dadaku sesak bukan main.

"Jimin tolong" bisikku pelan sebelum mataku terpejam.

🧚🧚🧚

"Hah!"

"Tae kau bangun!" seseorang berteriak disamping telingaku. Aku meliriknya lelah, wajahnya masih hitam. Masa bodoh dengan semuanya, aku memejamkan kembali mataku.

" Archi, tolong periksa adikku!"

Suara gedebuk sepatulah yang ku dengar selanjutnya. Kepalaku pusing bukan main, astaga rasanya tubuhku terbang sangat tinggi dan berakhir mabuk angin.

" Tuan muda Taehyung. Apa anda bisa mendengar saya?"

Aku kembali membuka mataku. Aku masih tak mengenalinya, tapi ia sekarang tengah menjulurkan tangannya ke tubuhku. Kekuatannya yang berwarna hijau emerald mengalir bersama percikan bling-bling.

Aku tidak bisa menahan lagi, entah apa didalam perutku seolah-olah mendesak naik untuk keluar.

"Hoek... Hoek... Hoek... M-maaf"

Cairan aneh keluar dari mulutku semakin banyak, entah apa itu yang jelas perutku makin sakit. Aku tak yakin kemungkinan perutku kosong tanpa makanan.

"Ssss... Hoek... Hoek... Sakit..."

"Tetap tenang tuan... Tetap pertahankan kesadaran."

Aku hanya bisa mengangguk, tubuhku benar-benar lemas karena terus memuntahkan banyak cairan.

"Hah..."

Seseorang lagi datang tergopoh-gopoh, aku melihatnya bahkan sayapnya belum tertutup.

Aku tidak yakin apa yang mereka bicarakan, suara mereka makin memelan. Mataku juga makin memberat.

Sebelum benar-benar menutup mataku, kilatan cahaya warna biru menyambar tubuhku. Aku tak lagi merasakan apa pun kecuali... Hah aku mengantuk...

🧚🧚🧚

"Selamat makan semua"

Raja memulai sarapan yang dihadiri lengkap oleh keluarga kerajaan. Tentu saja lengkap, kemarin malam tadi aku sudah sadar. Huh menyebalkan... Bagaimana bisa aku tertidur selama sepuluh hari, aku melewatkan banyak hal. Huhuhu sedihnya...

Aku mengambil satu daging panggang besar, lalu kuiris menjadi lebih kecil. Astaga... Rasanya aku sudah lama sekali tak memakan daging, benar-benar lapar.

The Brownies Fairy~ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang