Kandas

1K 74 3
                                        

Tak terasa lima hari sudah berlalu, Ricky dan Bri kembali berpisah. Bri tak bisa ikut kembali ke Kabun karena sudah ada panggilan menjadi guru di SMP dia sekolah dulu.

Meski berat hati, dua orang yang dimabuk asmara itu akhirnya berpisah pula. Namun meski berpisah hubungan mereka terus berlanjut, bahkan semakin mesra, mereka sering berteleponan dan video call.

"Bang Bri, aku lagi pengen nih" ucap Ricky disuatu kala mereka ber vc an.
"Pengen apaan?" tanya Bri acuh.

Ricky tak menjawab namun layar ponselnya bergeser ke bawah, ada sesuatu yang menggunung tegak di bawah perutnya. Tentu saja Bri memaki panjang pendek.

"Gila, dasar otak bokep" cecar Bri. Ricky tertawa saja.

"Ayolah, aku beneran lagi sange nih, abis nonton bokep, tunjukin sebentar saja itu mu" rayunya.

"Kampret luh"
"Kata orang vc coli bareng asik.juga lho" goda Ricky lagi sambil memutar lidahnya sepanjang bibirnya.

Bri diam-diam mulai terpancing juga, apalagi dilayar ponselnya Ricky telah membuka pakaiannya satu persatu. Bri yang memang selalu menahan rindu akhirnya luluh. Kegiatan coli bareng itu mereka lakukan juga meski dari jarak jauh.
***

Setahun berlalu dengan cepat, Bri menatap layar ponselnya yang menampilkan beranda akun facebooknya. Hatinya mendadak cemas tidak enak, sudah dua minggu ini Ricky tak pernah menelponnya atau sekedar chattingan dengannya. Ketika coba di telponnya nomor Ricky sedang tidak aktif, bahkan chat nya sudah beratus kali dikirimkan di fb tak pernah dibalas.  Begitu juga di akun medsos yang lain. Ricky bak hilang ditelan bumi.
Bri mencoba bertanya kepada Candro dan Jekson, juga Josua bahkan Arjun, semuanya tak memberikan jawaban memuaskan.

"Ricky? Kau kemana? Tega sekali kau siksa aku dengan rindu seberat ini" Rintih Bri lirih. Jam menunjukkan pukul 3 dini hari, Bri tertidur dengan ponsel masih membuka Facebook.

Esoknya Bri bangun kesiangan, pukul 8, untung saja hari ini jam kosong dia mengajar di sekolah.

Bri dengan ogah-ogahan meninggalkan ranjang, lalu menuju kanar mandi menyegarkan diri dan menghilangkan kantuk, selesai mandi dia memutuskan ke dapur, minum dan mulai memasak untuk sarapan.
Selesai sarapan dia kembali membuka facebook dan saat itulah dilihatnya ada satu pesan dari Ricky, dengan dada berdebar dibukanya pesan itu. Satu pesan panjang langsung terurai disana. Bri membacanya perlahan-lahan.

"Bang, maaf selama dua minggu ini membuatmu khawatir, aku tau kau pasti marah dan sedih karena disiksa rindu, begitupun diriku.
Aku masih sama seperti dahulu, masih sangat mencintaimu, dab teramat mencintaimu.

Dua minggu ini ibuku sakit keras, aku begitu takut dan cemas memikirkannya. Ketika kami sekeluarga juga sanak saudara yang lain berkumpul dirumah untuk mendoakan ibu, saat itulah ibu mengatakan sesuatu, permintaannya, sekaligus harapan terbesarnya.

Sebelumnya aku minta maaf beribu maaf, bang. Ibuku memintaku untuk segera menikah...."

Bri rasakan dadanya pecah dihantam baja, tangannya yang memegang ponsel bergetar hebat, kakinya gemetar goyah. Matanya memerah panas siap menumpahkan air mata.

Meski dia sudah dapat menebak kelanjutan
pesan Ricky itu, dia teruskan membaca pula.

"Terus terang berat bagiku menerimanya bang, karena hatiku sepenuhnya hanya ada dirimu, namun kau tau, lebih berat pula bagiku untuk menolak permintaan ibu ketika sakit begini. Aku terpaksa mengabulkannya bang, sekali lagi ku katakan aku sangat terpaksa.

Aku tau setelah ini kau akan sakit hati dan bersedih, aku memang bangsat dan bajingan. Kau boleh benci padaku, namun perlu kau tau, sampai kapanpun hatiku takkan berubah. Tolong mengertilah keadaanku. Bagaimanapun juga cintaku hanyalah untukmu"

Bri sampai diujung pesan, air matanya tak dapat lagi ditahannya, diapun menangis sesenggukan.

"Ah pernikahan, sesuatu yang suci itu telah menghancurkanku untuk kedua kalinya" gumamnya dalam hati.

Dia kembali mengenang kisah cintanya, dua kali kandas oleh sebuah pernikahan. Josua dan kini Ricky. Digigitnya bibirnya menahan perih.
Ketika dia ingin membalas pesan Ricky ternyata Ricky telah memblokir akunnya.

Bri merasa dunianya seolah kiamat, mungkin takkan pernah lagi dia melihat kekasihnya itu.
Cintanya kandas sudah.
***

Ricky benar-benar menikah, Bri tau itu, Josua dan Candro mengiriminya foto-foto pernikahan itu.
Ricky begitu gagah memakai pakaian adat Tapanuli itu disisinya tampak seorang gadis berparas manis. Keduanya tersenyum bahagia di foto itu.
Bri kembali merasa sesak yang menyakitkan.

"Ricky, meski aku terluka, jauh dilubuk hatiku aku turut mendoakan kebahagiaanmu. Meski kau tak mengundangku ke pernikahanmu. Jujur aku memang sakit dan cemburu, namun aku bisa apa? Cinta terlarang seperti ini memang tak akan pernah punya ujung yang bahagia, bisa menikah dan hidup bersama layaknya seorang pria dan wanita"

Setelah itu Bri jatuh sakit, suhu badannya panas namun tubuh malah menggigil  seperti kena malaria, berulang kali tidur malamnya dihiasi mimpi buruk. Mimpi Ricky tengah bermesraan dengan istrinya di hadapan Bri.
Lebih dari seminggu Bri menderita sakit, teman-temannya di kampung tak henti berkunjung menghiburnya. Namun tak ada seorangpun yang tau bahwa penyebab Bri sakit adalah cinta, ya, sebuah cinta terlarang.
***

Maaf ya buat readers yang sudah terlanjur suka dengan Bri x Ricky. Jujur saya pun suka dengan pasangan ini, namun apa boleh buat, imajinasi dan kemauan hatiku berontak ingin agar cerita ini sesuai dengan rencana dan inspirasi awal.
Sekali lagi maaf. 😢😢😢

Pria Terakhir (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang