Setelah segala yang terjadi, ironisnya hanya kita berdua yang tersisa untuk menjalani kehidupan berantakan ini.
.
.
.
.
.Sweet but psycho~ Ava Max
Happy reading...
Don't forget to vote 🌟Kevin sangat mengenal dirinya yang dulu, ia tau benar mengalah bukan salah satu kebiasaannya. Ia selalu merasa benar sekalipun ia sendirilah yang bersalah.
Dia merasa tidak perlu memperbaiki sesuatu yang sudah rusak berantakan karena ia tau itu akan sia-sia. Tentu saja melakukan hal yang sia-sia juga akan membuang banyak waktu, dan Kevin tidak pernah suka jika waktunya terbuang hanya untuk sekedar melakukan hal yang ia tidak sukai, seperti membicarakan masa lalu.
Tapi itu dulu, saat ego masih menjadi pemimpin tertinggi dalam dirinya, saat tidak ada orang lain yang bisa ia lihat selain dirinya, saat ia harus menunduk sangat dalam hanya untuk melihat orang-orang disekitarnya, jauh di bawahnya.
Sekarang, Kevin sudah merasa kalau komponen-komponen dirinya mulai berubah, susunan jaringan tidak beraturan dalam otaknya mulai terupgrade ulang, Kevin merasa menjadi seseorang yang baru.
Ya, tentu saja masa lalu yang pahit itu adalah teguran paling berharga baginya, apalagi Popor, dan guncangan yang ia terima saat wanita itu pergi, segalanya mengubahnya, mencuci bersih kepribadiannya.
Satu hal dari banyak hal yang ia syukuri atas depresi yang ia alami, Kevin jadi orang yang lebih terbuka, dan juga sensitif.
Rasanya menyenangkan bisa jujur tanpa khawatir kehilangan apapun yang sebelumnya selalu Kevin takutkan---wibawanya.
Sekarang semua itu tidak perlu, harga diri yang dijunjung tinggi, wibawa, kekuasaan, dominasi, dedikasi... Kevin sudah tidak memerlukan semua itu, ia cukup puas jadi Kevin yang bebas dan bahagia, menikmati Karma yang kini sedikit demi sedikit mulai menggerogoti tubuhnya.
Sudah sangat lama, tapi Kevin masih bisa merasakan bagaimana atmosfer Deltajaya begitu mengintimidasinya. Setiap sudut tempat itu menyimpan kenangan dan aroma Popor, membuatnya bahagia dan tersiksa dalam satu waktu.
Tempat ini adalah salah satu tempat yang selalu berusaha ia jauhi selama masa pemulihannya, tapi entah kenapa ia datang hari ini. Mungkin karena permintaan Nia kemarin, gagasan untuk mengunjungi Rian. Ah ya! Hampir saja Kevin melupakan sahabat terbaiknya itu---setidaknya dulu mereka punya hubungan seperti itu. Sebelum badai topan menghantam segalanya dan memporak-porandakan apapun jenis hubungan diantara mereka berdua.
Teman? Sahabat? Rekan kerja? Teman masa kecil?
Sudah tidak tersisa, satu-satunya hubungan yang mereka miliki saat ini hanyalah hubungan buruk masa lalu.
Deltajaya tidak banyak berubah, tapi ya! Jelas lebih berwarna dan ceria setelah diambil alih sepenuhnya oleh Rian.
Tentu Kevin ingat perjanjiannya, kalau Kevin jatuh cinta, maka pimpinan tertinggi akan jadi milik Rian, dan Kevin kalah taruhan. Ia jatuh cinta---bahkan lebih parah dari itu---maka ia harus pergi.
Hanya mengenakan kaos oblong dan celana pendek Kevin berjalan santai disepanjang lobi, mengukir senyum manis diwajahnya, menyapa semua orang yang berpapasan dengannya walau mereka memandang Kevin dengan ekspresi takut, berusaha tidak mendekat dalam radius satu meter agar Kevin tidak bisa melompat dan mematahkan leher mereka.
Sekarang level menakutkan Kevin naik beberapa tingkatan, ia malaikat pencabut nyawa kini, bukan lagi hanya sekedar Devil busuk tak berperasaan.
Kevin sampai di lantai delapan dengan emosi yang naik turun, ia terus bahagia, tersiksa, sedih, bahagia lagi, lalu beberapa kali sedih, marah, lalu kadang merasa hampa. Gedung ini terlalu jelas mencetak kenangannya bersama Popor, bagai ada banyak layar di dinding yang terus menerus memutar film dokumenter setiap jejak Popor di gedung ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOCKED
Romantikdi sarankan membaca cerita sebelumnya 👉 PERFECT TROUBLE👈 update random day sesuai mood genre : Romance Jangan lupa komen dan vote, terima kasih 😍