10

1.3K 77 7
                                    


Saat ini mereka tengah bersiap untuk pulang, Tay, Off dan yang lain sudah berada di mobil namun New dan Singto masih di berada di kamar. "New aku pengen ngomong sama kamu"
Saat ini New dan Singto duduk berhadap-hadapan di sofa.

"Memangnya ada apa Sing?" tanya New penasaran.

"Tapi kamu jangan marah sama aku yah" ucap Singto menyakinkan. New hanya mengangguk mantap.

Sinto pun mengeluarkan hp nya, memutar hasil rekaman yang dia dapat tadi.

"Emm kamu sama New pacaran yah?" New tau ini adalah suara Mild. Oke New mendengar kan dengan seksama 

"Memangnya kenapa?"  Dan ini suara Tay, sebenarnya apa yang ingin mereka bicarakan, mengapa pembahasan soal pacar. Tapi New tetap mendengarkan nya.

"Tidak hanya ingin tau saja"

"Dengar yah, aku sama New itu cuman sahabat. Mana mungkin dia menyukai ku, lagian aku  tidak gay. Hhhhh" 

Mendengar suara yang paling terakhir. Saat ini New merasa seperti di sambar petir, rasanya sangat sakit dan perih. Dengan enteng nya beberapa saat lalu Tay berkata bahwa dirinya sangat cantik, manis, tapi..... ayolah apa yang New harapkan saat mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tay saat dia mencoba jujur kalau dia menyukai pria. Bahkan sebelum itu Tay bilang dirinya tidak Gay. Tapi dia siapa. Memang kamu pikir Tay muji Lo kek gitu tandanya suka, gak usah halu New. Pikir New

Tak terasa air mata New mengalir tanpa permisi setelah mendengar rekaman itu. Dia memejamkan matanya dan kembali memikirkan perkataan Tay, aku tidak gay. Semakin lama dia memikirkan nya semakin deras pula air mata nya.

Singto yang melihat nya merasa tidak tega dan memilih untuk menarik New kedalam dekapannya. "New maafin aku ya, aku cuman gak mau kamu terluka lebih dalam" ujar Sinto sedikit menyesal telah memberi tahu New.

Mendengar itu New semakin menangis dan terisak. Mengeratkan pelukannya kepada Sinto, menumpahkan semua air matanya.

Di mobil.

Tay yang menunggu mereka berdua protes, "Singto sama New mana sih lama banget"

"Tadi kata Singto kita di suruh duluan, ada yang ingin dia bicarakan sama New" ujar Gun.

"Tapi mereka lama banget, nanti gue telat lagi" sangar Tay.

Off menghentikan ocehan Tay "Udah biar gue aja yang samperin. Kalian tunggu saja di sini"

Sesampainya New di depan pintu kamar, Off dapat mendengar suara tangisan dari dalam. Dengan cepat Off masuk dan mendorong Singto yang tengah memeluk New dalam keadaan nangis. "Lo apain New hah! Lo sudah berani membuat nya nangis?!"  Off hendak maju untuk meraih Sinto namun New menarik kaos belakang nya.

"Sudah Off...hiks....Singto gak salah," New berucap sambil menahan tangis nya. Mendengar isakan New, Off membalikkan badannya dan mendapati New menunduk dengan wajah yang memerah.

"Kamu kenapa nangis? Siapa yang membuat mu nangis hemm?" Tanya Off menangkup pipi New dan menatapnya lembut.

Bukannya menjawab New malah kembali terisak keras, Off tidak tega melihat nya membawa New ke pelukannya, "Aduhhh kok tambah nangis sih?"

"Coba kau dengar rekaman ini" ucap Singto yang sudah bangkit dari jatuhnya, menyerah kan hp nya ke Off dan memutar rekaman tadi.

Singto memutarnya. Saat rekaman itu habis terputar, Off mengepalkan tangannya kuat, "Berarti pas gue sama New pergi Tay ngomong gitu?" nada bicara Off sangat dingin.
Singto menggaguk.

Off beralih ke New yang masih saja menagis, "New sudah ya nangis nya, kamu gak usah dengerin ucapan Tay. Kan kamu masih punya Aku, dan Singto" ucap Off menenangkan, mengelus rambut New.

Setelah sedikit tenang baru lah New mengangkat wajah nya, "Nah gitu dong, udah sana gih mukanya di cuci. Muka kamu bengkak bekas nangis" New mengguk.

"Singto, apa alasan mu memutar nya?" tanya Off serius.

"Aku tau kalau New menyukai Tay, jadi aku tidak ingin melihat New jauh lebih terluka karena menyukai Tay yang notabene nya seorang yang normal" penjelasan Singto membuat Off ingin menghajar Tay saat ini juga, apa kah Tay tidak biasa melihat cinta New. Meskipun Tay berbicara tidak di depan mereka, namun...Off sudah bisa memastikan kalo tadi mereka ada, Off tidak akan tinggal diam.

New keluar dari kamar mandi dan menghampiri Off dan Singto yang tengah tatap-tatapan
"Nah....Off apakah sudah jauh lebih baik", menghampiri Off dan Singto yang tengah tatap-tatapan, "Kalian kenapa?"

"Mendingan sudah tidak terlalu bengkak" ucap Off

"Kami baik-baik saja" ucap Singto. New mengangguk. "Ayo kita keluar yang lain pasti sudah menunggu" ujar New berusaha tenang.

Singto melihat New dengan muka bersalah, "Kamu serius gak papa, maafin aku ya New udah buat kamu seperti ini"

New menanggapi dengan senyum, "Justru aku yang makasi, karena kamu sudah memberi tau ku tentang rekaman itu. Kalo tidak mungkin semuanya akan jauh lebih parah dari ini"

Singto tersenyum, akhirnya aku berhasil. Singto jahat banget yah.

.

Tay yang kesal melihat New berjalan tepat di belakang Off dan mendempet, membuka suara nya "Kalian lama banget sih....di samperin Off bukannya cepat, malah tambah lama"

'Nih orang tadi yang ngajakin gue refreshing, kok sekarang gue ngerasa kayak angin yah?'
pikir Gun

Namun Off hanya diam dan menatap Tay dengan tatapan dinginnya. Tentu saja membuat Tay bingung, 'kenapa Off natap gue kaya gitu yah, emang gue ada buat salah'  pikir Tay

"Udah semua masuk, gue yang nyetir dan New duduk di depan. Gak ada yang boleh protes" jelas Off tegas, sebelum masuk Off sempat menyenggol bahu Tay dengan sedikit keras, "Aduhhh",  "Eh sorry Tay, gak sengaja".

.

Saat perjalanan pulang tidak ada yang membuka suara alias mereka sibuk dengan diri masing-masing. Off memperhatikan Gun yang sibuk ngoceh sendiri dengan hp nya, sesekali tersenyum gemes. Tatapan mata Off tertangkap oleh Gun yang melihat ke arah kaca, "Ngapain liatin gue, gue tau gue memang manis"

"Ehh enggak, gue laitin Tay bukan Lo" Tay yang ngerasa namanya di sebut, "Hah kenapa Off, Lo mau ngomong apa?" tanya Tay.

"Gak, gak jadi" ucap Off dan kembali fokus ke jalanan.

Gun yang melihatnya cuman geleng kepala, lanjut mendengarkan musik melalui earphone.

.

"New bangun, hey" Off menepuk-nepuk pipi New membangunkan. Saat ini mereka berhenti sejenak di rumah makan yang terbilang sederhana.

"Hoamm kita dah nyampe yah?" tanya New, sambil ngucek mata.

"Belum, yang lain pada laper jadi berhenti dulu buat makan", New menegakkan duduknya, "Sekarang udah jam berapa?"

"Udah jam setengah 8" Off Masi menunggu New keluar dari mobil, "Lah berarti gue tidur baru setengah jam dong", Off menatapnya malas, "Lo mau makan gak" New mengangguk dan keluar dari mobil.

"Kalian lama banget sih, kan kita semua pada laper" Tay langsung nyericos melihat Off dan New. "Kenapa kalian gak makan duluan?" tanya Off.

"Kami nungguin kalian, gak enak makan duluan" ujar Mild. Kemudian Off dan New mendudukkan dirinya di depan Tay dan Mild.

"Lo mau pesen apa?" tanya Off, "Samain aja" ujar New malas. Melihat Off pergi Tay nyerocos lagi, "New kamu.."

"Gak ada apa-apa Tay, udah gak usah bacod" potong New. Tay pun diam sambil mikir, emang gue salah apa lagi sihhh, kok gini amat yak nasip gue.

"Nih makan nya" Off datang dan mereka makan dengan diam.

Setelah semua nya selesai mereka melanjutkan perjalanan pulang dan tiba di kediaman masing-masing pukul 8. Pantai yang mereka datengin deket kok.

TBC....

My Last Love ( TayNew )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang