Saat ini Tay berada di kediaman New, lengkap dengan koper, kamera dan peralatan lain yang berguna untuk dia bawa liburan. "New kamu udah siap belum, penerbangannya 1 jam lagi" Panggil Tay yang menunggu New mandi, sambil membereskan koper New.
(Kok Tay sih yang beresin bukannya New. Biasa Tay nya bucin)New keluar hanya mengenakan piama, membuat Tay bingung, "Loh New kok pake piama, emang nya lo gak malu ke bandara make baju itu?" tanya Tay. Pertanyaan bego.
"Gak, gua gak ikut" kata New dingin.
"Loh kok gitu sih, kan tadi udah setuju" ujar Tay berusaha tenang.
Namun bukannya menjawab New malah nyelonong naik ke kasur dan menutup badannya dengan selimut. "Newww kamu kenapa sih, kalo ada masalah tuh di bicaraain bukannya diemin aku" Tay mencoba menarik selimut New, tapi New menahannya dengan kuat.
Melihat New tidak bergeming membuat Tay pasrah dan memilih berdiri di dekat kaki New. "Coba jelasin aku ada salah apa lagi sama kamu?" tanya Tay. Tay merasa selama ini dia serba salah mulu dan gak pernah bener di mata New sama Off.
"Kamu tanya aja sama diri kamu sendiri" gumam New pelan sampai Tay tidak dapat mendengar nya.
"Hah! Apa? Aku gak denger New" ujar Tay yang membuat New terbangun dan menatap Tay dengan pandangan benci.
"New aku salah apa lagi sih, kamu kenapa natep aku kek gitu" ucap Tay pelan, "Kamu beneran orang terbodoh yang pernah gue kenal" ujar New tanpa rasa bersalah, yang membuat hati Tay sedikit tercuil.
"New aku tau, aku memang bodoh. Tapi tolong kalo aku ada salah kamu jelasin ke aku, biar aku tau dan minta maaf" mendengar itu membuat New semakin jengah.
"Kamu mau tau salah kamu?" Tay mengangguk, "Kamu tuh udah nyakitin perasaan aku. Aku tau kok aku ini pria dan aku gay. Tapi kamu itu jahat banget sama aku, kalo kamu gak suka aku, ya sudah kamu pacaran saja sana dengan Mild. Aku ini gak penting buat kamu" teriak New dan berdiri berhadapan dengan Tay. Tay terkejut mendengar New berteriak kepadanya, dia tidak tau apa maksud New sebenarnya.
"Maksud kamu apa sih?!" Tay jadi emosi mendengar kalimat yang New katakan.
"Tay kamu gak usah pura-pura bego deh, kamu sendiri kan yang bilang kalo kamu tidak gay" jawab New.
Tay terdiam sejenak, New tau kalo aku tidak gay, tapi kok dia marah sih. "Kamu marah gara-gara aku bilang aku tidak gay, tapi kenapa kamu marah? Kasi aku penjelasan New" tuntut Tay.
"Kamu butuh penjelasan? Kamu tanya saja sama otak mu dan juga aku gak mau ikut sama kamu. Sekarang gue minta kamu pergi dari rumah ini sekarang juga" ujar New dengan dingin dan penuh tekanan.
.
Off yang saat ini masih berdiam diri di dalam mobil di depan rumah nya, jadi penasaran dengan Tay dan New. Kan mereka ingin pergi tapi kenapa perasaan Off gak tenang yah,
"Apa gue aja kali yah yang nganter Tay sama New ke bandara", "Ahh bodo lah" Off melajukan mobilnya kembali ke rumah New.Sesampainya di rumah New, Off langsung masuk dia udah izin kok sama Mae nya New.
Saat Off sampe di depan kamar New, Off mendengar suara Tay dan New sedang beradu mulut karena salah paham.
Off menempel kan telinganya di pintu New mendengarkan pembicaraan mereka.Tay POV.
Aku saat terkejut dengan apa yang tadi New katakan dan merasa kali ini aku sudah tidak bisa menahan kaliamt yang selama ini yang ingin aku ucapkan"Oke aku bakalan pergi dan asal kamu tau, selama kita sahabatan itu aku selalu ngerasa kalo aku yang selalu salah dan salah" aku menjeda kalimat ku mengumpulkan semua emosi yang ku simpan dalam-dalam. Entah mengapa, malam ini rasanya seluruh emosi yang selama ini ku simpan keluar begitu saja.
"Dan kamu tau, aku selalu mengalah agar kalian bahagia. Tapi...kalian tetap saja selalu membuat aku ngerasa kalau aku lah yang selalu salah," aku melihat New masih menatapku dengan ekspresi datar. "Kalian marah tanpa alasan kepada ku, tiba-tiba menjauhiku, tapi saat aku bertanya kesalahan apa yang sudah aku perbuat, kalian malah memilih untuk bungkam. Dan selama ini aku juga berusaha untuk selalu tersenyum di depan kalian dan melakukan hal-hal yang bodoh, ceroboh dan aneh itu semua untuk kalian. Apa kau tidak pernah merasakan ketulusan ku. Apa kalian pernah tau rasanya menjadi seorang Tay Tawan yang selalu di anggap salah hah!" perlahan air mata ku menetes, tapi aku tidak berniat untuk menghapusnya. Aku ingin menyurahkan seluruh isi hati ku malam ini.
"Aku capek New, aku capek seperti ini terus. Aku capek......" Suara ku memelan dan air mata ku semakin mengalir dengan deras. Orang yang mendengar suara ku pasti tau seberapa berat beban yang ku rasa selama ini.
"Coba saja kau yang berada di posisi seperti ku. Seperti ini, seperti Tay Tawan Vihokratana yang selalu tersenyum bahagia, namun di balik senyumnya tersimpan begitu baaanyak kesedihan" ucap ku tersenyum dengan air mata yang masih mengalir.
"New kamu tau, di sini rasanya sangat sakit," aku memukul dadaku menekannya hingga terdengar suara pukulan, "Aku harap kau mengerti keadaan ku selama ini. Dan baiklah jika kau ingin aku pergi, aku akan pergi dan jika aku tidak terlihat beberapa hari nanti jangan khawatir, aku Tidak akan pergi dari kalian. Aku cuman butuh waktu, untuk mengistirahatkan tubuh ku" kata ku tersenyum dengan pandangan nanar dan menghapus air mata ku.
"Tay tidak seperti itu" aku melihat New yang mulai bicara dengan pelan.
"Aku tau, kalo begitu aku pulang ya. Selamat malam" New menahan tangan ku,
"Tay a-aku...."
"New aku pulang dulu yah"
New POV
Tay melepas tangan ku dengan lembut, aku ingin meminta maaf atas perkataan ku yang sangat menyakiti hatinya tadi. Tapi...mungkin kali ini Tay benar-benar terluka dan kecewa.
"Tay..." Aku melihat Tay mengambil kopernya.
"Tay...aku minta maaf" Tay yang mendengar nya melihat ku dan tersenyum.
"Kau tidak salah New, aku saja yang sepertinya memang bodoh" ahh kalimat itu, ingin ku robek saja mulut ini yang sudah mengeluarkan Kalimantan bodoh itu.
"Tay aku tidak berma-", "aku pulang dulu yah" Tay kembali memotong ucapan ku dan keluar dari kamar.
Melihat Tay yang sudah keluar, air mataku langsung saja mengalir dengan deras. "TAYYYYYY" teriak ku biar saja Tay mendengarnya, agar dia tau seberapa menyesalnya aku tadi. Tapi apa yang ku harapkan. Haaah New kau bodoh, bodoh kenapa kau begitu terbawa suasana tadiii. Jika kau tidak memikirkan tentang rekaman itu, mungkin saat ini kau sudah pergi bersenang-senang dengan Tay. Dasar New bodoh, bodoh, bodooohhhh. Raung ku dalam hati
.
Off yang mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Tay seketika merasa sangat jahat, "Maafin gue Tay, gue gak maksud untuk bersikap seperti itu ke Lo. Gue.." Off berbicara dengan suara kecil.
Dan saat mendengar Tay yang terisak, membuat hati Off sangat sakit mendengar nya, "Selama ini pasti gue dah nyakitin banget hati Tay. Tay yang selalu terlihat ceriah, sekarang tengah menangis dan tangisan nya itu membuat kita tau apa yang dia rasakan selama ini" lama-kelamaan tak terasa air mata Off ikut terjatuh saat mendengar kalimat terakhir Tay 'Aku cuman butuh waktu untuk mengistirahatkan tubuh ku' entah mengapa kalimat itu sangat menyentil hati Off.
TBC......
Beneran pas nulis bagian Tay, gue sedih banget.
Beneran deh, gue nyesek nulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Love ( TayNew )
Romance"Aku sadar, saat itu aku merasa sudah berada di antara kedua sahabat yang saling mencintai" Mild menyadari bahwa dirinya telah berada di antara kedua sahabat yang saling mencintai. Dia merasa sangat jahat karena telah memisahkan dua sahabat itu. __...