1. Invisible Hero

1K 37 4
                                    

Jam enam pagi, aku berada di gerbang sekolah. Sekarang aku sudah memasuki kelas 2 SMA. Aku bertemu dengan satpam untuk menanyakan ruang kepala sekolah karena aku datang sebagai murid baru. Jadi, hal pertama yang harus kulakukan adalah menanyakan kelas mana yang akan menempatkanku di sekolahku yang baru ini.

Oh iya, sebelumnya namaku Kim Umji, biasa dipanggil Umji. Aku berasal dari Incheon, kota kelahiranku. Aku pindah ke Seoul bersama kedua orangtuaku. Ayahku bekerja sebagai PNS, jadi dia ditempatkan di ibukota yang penuh keramaian secara permanen. Ya, selamanya aku akan tinggal di kota baruku.

Aku jadi sangat merindukan kampung halamanku. Tapi karena urusan orangtua, mau tak mau aku harus menurutinya. Mungkin, kampung halamanku akan menjadi kenangan yang tidak akan kulupakan.

Setelah aku masuk ke ruang kepala sekolah, aku bertemu dengannya, lalu kutanyakan tempat yang akan menjadi kelas baruku. Beberapa proses sudah kulakukan. Akhirnya aku sudah sampai di kelasku yang baru dan tidak lupa memperkenalkan diri terlebih dahulu.

"Baik Umji, kamu boleh duduk di belakang dekat jendela." Pak Ira, guru yang akan mengajar di kelas pagi ini menyuruhku untuk duduk di tempat yang sudah disediakan.

"Baik, pak. Terima kasih." Ucapku kepadanya.

Aku duduk di kursi baruku, dan melihat seorang perempuan berambut panjang serta berponi yang berada di sebelahku. Aku langsung menyapanya, "Hai, aku Umji. Aku harap kamu bisa mengenalku dengan baik."

Karena aku memanggilnya, perempuan itu kaget, "wow, rupanya kamu bisa melihatku! Belakangan ini, orang-orang tidak ada yang bisa melihatku bahkan, menyadarinya. Tapi lihat sekarang, aku baru menemukan seseorang yang bisa lihat dan menyadariku dengan jelas."

"Btw, namaku Choi Yuju. Tapi kamu bisa panggil aku Yuju. Senang bertemu denganmu, Umji." Ucap perempuan itu bernama Yuju.

"Senang bertemu denganmu juga, Yuju. Aku jelas-jelas bisa melihatmu. Tetapi, apakah ada orang-orang di sekitarmu atau di kelas ini yang berteman baik denganmu sebelumnya? Maksudku seperti sahabat?" tanyaku.

"Sayangnya, tidak ada satu pun yang mau berteman denganku. Bahkan mengabaikanku." Yuju menundukkan kepalanya sedih.

"Hei tenanglah, sekarang kita baru saja ketemu. Jadi, kau tak usah sedih lagi karena ada orang yang mau berteman denganmu. Apa kau ingin berteman baik denganku?" ajakku kepada Yuju.

"Seriusan?" tanya Yuju tak percaya.

"Iya, aku serius Yuju. Kita bisa saling berbagi cerita, pengalaman, atau hal-hal konyol pun juga boleh." Kataku sambil sedikit tertawa melihat reaksi kagetnya yang lucu.

"Waaahh, terima kasih Umji. Kalau gak ada kamu, mungkin aku bakal diabaikan terus hehehe." Ucap Yuju senang.

"Sama-sama, Yuju. Kau tidak akan merasa terabaikan lagi. Oh iya, ngomong-ngomong kalau di sini istirahat jam berapa ya?" tanyaku penasaran.

Yuju memegang dagunya dengan tangan kanan, "kalau tidak salah sekitar jam setengah sepuluh. Memangnya ada apa?"

"Bagaimana kalau kita ke kantin bareng, kita bisa makan-makan di sana. Tapi kamu tahu gak kantinnya di mana?" tanyaku lagi kepada Yuju karena aku memang tidak tahu letak kantinnya di sekolah baruku ini.

"Nanti aku anterin ke kantin biar tahu tempatnya." Katanya.

"Baiklah kalau begitu." Ucapku meyakinkannya.

Selama beberapa jam yang kutunggu, akhirnya istirahat pun tiba. Yuju menunjukkan jalan menuju kantin dan ternyata sudah banyak murid yang jajan di sana. Aku dan Yuju membelikan makanan yang dijual di sana. Selesai dari kantin, Yuju mengajakku duduk di tempat yang menurutku sangat nyaman. Tempat yang kumaksud adalah taman yang terletak di belakang kelas. Aku dan Yuju saling berbagi cerita, pengalaman, bahkan cerita-cerita konyol tidak jelas dari Yuju yang membuatku sangat terhibur.

Yumji One ShootsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang