Part #15

2.7K 302 47
                                    

Reserve Women.
Naruto Belong Masashi Kishimoto.
Part #15 (Too Good To Say Goodbye)

.

.

.

Hinata terperangah ketika wajahnya berbalik paksa. Sakit di pipi nya tak sepadan dengan hati nya yang tergolek. Naruto, melayangkan satu tangan nya untuk memukul telak pipi kiri nya.

Merah disana. Tak terasa dengan cubitan di ulu hatinya.

"K-Kau menamparku?" Alisnya mengernyit bingung. Ia kecewa dengan penuh tanda tanya.

"Berani sekali kau mengomeli mendiang anak ku." Nada suara tinggi keluar dari mulut sang kekasih. Naruto, melukainya untuk pertama kali setelah menjaga Hinata sekian tahun lama nya.

"Naruto hentikan!" Dan Sasuke membawa paksa tubuh tegap pria itu menjauh. Menyuruhnya untuk tenang karena ia tau jika sahabat kuningnya ini begitu emosional setelah pertengkarannya dengan Sakura yang tak ada ujungnya.

Naruto memijit pelipisnya. Melirik Hinata yang masih syok dengan perlakuan kasarnya barusan. Wanita itu menempelkan tangan nya pada pipi memerah bekas hal kasar barusan, hal yang tak patut ia lakukan.

Seketika ia dikabuti rasa bersalah. Kulit tan nya memucat seketika.

"Sial, aku melukai mu. Maafkan aku. Aku tak bermaksud seperti itu, aku hanya benar-benar lelah-"

"Cukup."

Darisana Sakura menatap bangga kelakuan sang suami pada wanita bersurai biru gelap disebelahnya. Ia merasa hal itu patut dibenarkan.

"Kau menghancurkan ku begitu banyak... Aku hanya ingin mengatakan perpisahan padamu. Itu saja, bukan ada niatan lain. Terimakasih dan maaf untuk rumah tangga kalian. Lekas berbahagia." Pesan terakhir keluar dari mulut Hinata sebelum ia melangkah menjauh.

"Ia butuh waktu untuk mencerna semuanya. Jangan dekati Hinata dulu, selesaikan urusan kita sekarang." Sergah Sasuke ketika Naruto cengkat dari kursi. Kepala lelaki itu berputar bahkan kini nyaris terjatuh jika saja sang sahabat tak sigap menangkap tubuh nya.

"Kau belum makan." Cicit si nyonya Uzumaki lalu mendekat mengelus pelan surai kuning cepak pria yang ia cintai. Namun Naruto tak segan menepis nya kasar.

"Kita bicarakan semuanya sekarang agar jelas kedepannya." Tegasnya walau pikirannya berkecamuk. Kaki nya gatal ingin menemui Hinata dan tangannya terus meminta memeluk wanita itu.

Bahkan lubuk hati Naruto terus menjerit mengatakan kata maaf pada wanita itu.

Sedangkan dibalik pintu apartemen. Hinata mendudukkan dirinya, ia bersyukur orang-orang yang barusan ada disini kini menghilang. Karena tangisannya menyeruak ke permukaan. Ia menangis bahkan meraung.

Meratapi kesalahan bertubi-tubi yang ia lakukan. Sebuah langkah yang salah untuk ia pilih. Hinata tak kuasa menahan nyeri di hati nya. Ia merasa jika dunia tak sama adilnya dengan sifatnya yang seperti sekarang.

Tetesan air mata keluar dari sana. Sebelum ia melirik takut-takut pada sepatu kulit berwarna cokelat mengkilat yang kini muncul dihadapannya.

Wajahnya terangkat. Tapi justru tangisannya kian menjadi-jadi ketika tahu jika pria dihadapannya menatapnya sendu dengan pandangan iba.

Gaara tak bisa mengatakan apapun hingga ia memeluk tubuh wanita itu. Berjongkok bersama didepan pintu kediaman Uzumaki.

Dari bisingnya suara didalam, Gaara bisa menebak jika semuanya tak baik-baik saja. Dan ia memastikan hal ini terjadi karena, Uzumaki Naruto.

Reserve WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang