Part #17

2.1K 285 51
                                    

Pandangan nya mengabur ketika hijaunya permata yang sudah berbulan-bulan itu terpejam kembali menampakkan keindahannya. Sakura kebingungan dengan situasi sekarang. Kepala nya dilanda pusing tak karuan.

Ia bisa menebak. Jika usaha nekad yang di lakukannya sebelumnya tidak terjadi sesuai ekspektasi. Tuhan masih mempermainkannya.

"Sialan." Gerutu si wanita.

Kepala nya berdenyut nyeri ketika ia hendak mendudukkan diri dan ia terkaget bukan main ketika merasa rambut sebahu nya sudah cukup memanjang.

Berapa bulan aku dirumah sakit?

Tuk.

Wanita yang sempat termangu itu mengalihkan atensi nya pada suara benda jatuh. Disana, perempuan berambut merah darah tengah menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan ia menjatuhkan sebuket bunga hiasan yang biasa dibeli untuk menjenguk orang sakit.

"Sakura.... Kau sudah bangun nak?"

Kushina mendekat dengan cepat, wajahnya menampakkan raut khawatir. Ia mengelus pipi pucat menantunya tersebut.

"Maafkan Naruto ya sayang. Maafkan dia hiks. Maafkan semua kesalahan yang ia perbuat. Kembalilah menjadi wanita yang ceria. Kami menyayangimu. Maafkan aku yang tidak bisa mendidik Naruto dengan baik sebagai lelaki yang seharusnya menjaga hati perempuan."

Kushina menangis. Ia merasa gagal mendidik anak tunggalnya untuk menjadi lelaki yang bertanggungjawab. Ia merasa bersalah ketika mendengar kabar jika si Nyonya Uzumaki loncat dari jendela gedung apartemen.

Ia tau menantunya ini adalah wanita kuat dan Kushina mengira pernikahan mereka tak pernah semengerikan kenyataan yang kini menjadi kabar burung. Dirinya tak menyangka jika anaknya sangat keterlaluan dan tidak menggunakan hatinya.

"Kaa-san tidak bersalah... Aku merasa terpojok dan resah. Aku sudah tidak memiliki siapapun, kukira setelah aku melakukan percobaan bunuh diri. Aku akan mati. Tapi, Tuhan berkehendak lain."

"Ceritamu masih panjang nak. Kau akan bahagia, aku menjamin hal itu." Wanita baya yang sampai sekarang tetap berparas cantik itu sesenggukan ketika ia bisa merasakan semenderita apa Sakura menikah dengan putra nya.

Ketika mendengar berita tak mengenakan itu. Kushina menampar Naruto dan menunjuknya didepan umum jika ia bukanlah lelaki baik. Ia mempermalukan anaknya disana -dimana Sakura ditemukan berdarah-darah dan sudah dalam keadaan sekarat.

Naruto juga menderita selama istrinya koma. Ia dikabuti rasa menyesal bahkan pria itu mengaung-ngaung ketika tau jika Sakura dalam keadaan kritis.

Tapi Kushina sadar. Naruto hanya merasa jika Sakura adalah keluarga nya. Pria itu tak merasakan cinta seperti dulu. Kushina paham itu dengan jelas ketika Naruto menceritakan secara detail bagaimana keadaan rumah tangga mereka selama ini.

Tepatnya setahun sebelumnya, ketika awal masalah dimulai.

"Tapi bagaimana aku bisa bahagia, Kaa-san? Aku merasa tak ada tempat untuk membuat hati dan jiwa ku senang. Rongga dada ku terasa hampa dan kosong." Sakura berterus terang. Ia memang merasakan perasaan itu sekarang.

"Naruto membatalkan perceraian kalian. Ia meminta satu kesempatan lagi padamu agar bisa mencintaimu seperti dulu."

Bola matanya emerald itu terkejut sedangkan Kushina tersenyum lalu menyeka air matanya yang sempat menetes.

"Benarkah?"

"Kami sudah membicarakan semuanya. Setelah kau keluar dari rumah sakit. Kalian akan tinggal di mansion Uzumaki bersama ku dan Minato."

Reserve WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang