Part #11

1.8K 246 56
                                    

"Aku tidak bisa, Teme!"

Bentak pemuda bersurai kuning jabrik dengan guratan di pipi nya. Nafasnya memburu menahan gejolak amarah dari dalam tubuhnya.

"Kau berpacaran dengan Sakura sudah bertahun-tahun, Naruto! Kenapa kau tidak bisa melakukannya?" Iba si pemuda raven.

Ia tau, Sasuke mencintai Sakura amat sangat dengan hati yang diberikan sepenuhnya pada gadis bubble gum itu. Namun, restu dan masa lalu mereka terlalu runyam dan kabut untuk keduanya hingga tak ada jalan lain yang dilakukan pemuda raven itu untuk Sakura. Selain melihat gadis itu bahagia dan baik-baik saja.

"Kumohon, jangan sampai ia pergi ke Amerika, Dobe!"

"Ia mendapatkan beasiswa kesana, Teme! Ditambah lagi, apa-apaan kau ini menyuruhku menikahi nya tiba-tiba?! Kau bisa menjaga nya jika kau mau, kau bisa terus disampingnya! Menguntitnya atau apalah itu aku tak peduli!" Gertak Naruto ia membanting pintu loker kampus ketika selesai mengambil barangnya.

"Kenapa kau tidak bisa? Kalian berpacaran. Itu hal mudah." Sedangkan Sasuke tetap batu.

Ia masih kekeh menginginkannya. Ia ingin Sakura baik-baik saja. Ia tak ingin jika Ayahnya terus menerus menanyakan keadaan Sakura dan membuat dirinya dilanda gundah -kebingungan dengan buaian manis sang Ayah.

"Setidaknya sampai aku mendapatkan warisan Uchiha. Jagalah ia untukku." Sasuke mencekal lengan Naruto sebelum ia pergi.

Baru kali ini, Naruto tau sifat Sasuke yang keras kepala terhadap satu wanita. Sakura membuat semuanya terasa berwarna dikehidupan si pemuda raven itu. Sebelum mereka saling tahu menahu masa lalu yang tak akan diterima oleh si gadis yatim piatu -Haruno Sakura.

"Aku tak bisa, Teme. Aku tak ada niatan serius dengan Sakura-chan." Sontak kalimat payah sahabat pirangnya membuat Sasuke naik pitam.

Ia menarik kerah baju pemuda itu, hingga si empu merasa tercekik dibuatnya.

"Kau mempermainkannya?!"

Naruto melepas paksa dengan tatapan mata garang ia memberikan satu pukulan telak pada loker nya. Membuat pintu loker tersebut sedikit hancur.

"Berhentilah tergila-gila dengannya, Teme! Kau tidak waras." Naruto meluapkan amarahnya. Sejujurnya ia tak tega dengan sikap Sasuke yang benar-benar terobsesi dengan kekasihnya, oleh sebab itu ia memacari gadis itu sampai sekarang. Berharap pelan-pelan Sasuke melupakannya.

Brug.

Namun, Naruto tak bisa berkutik setelahnya. Ketika lelaki dingin nan cuek seperti Sasuke kini terduduk dibawah nya.

"Sasuke berdiri lah." Naruto kalut. Ketika banyak pasang mata menatap takjub si pria tak terbantahkan seperti Sasuke kini memohon.

"Teme!" Teriak Naruto lalu ia mulai menarik bahu pemuda itu hingga ia berdiri. Namun Sasuke tak ingin, ia masih kekeh dalam posisi nya.

"Kumohon, Naruto." Bukan hanya Naruto yang takjub, seantero kampus tampaknya justru lebih kaget. Melihat si tampan Uchiha memohon iba seperti ini.

Tak ada pilihan lain. Ia tau sahabatnya ini keras kepala hingga mau tak mau ia harus turun tangan juga.

Pemuda bersurai kuning cerah itu berjongkok. Hingga onix gelapnya bisa melihat sorot teduh Naruto.

"Aku tidak bisa. Aku mencintai Hinata, Teme."

.

.

Reserve WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang