27. Dua garis merah

1.1K 50 109
                                    

Happy reading ♥♥
.
.
.
.
.

•ICP•

----------------------------------------------------------------------




"Kamu mau kemana?" tanya Anya saat melihat Ali keluar dari rumahnya.

"Aku harus pulang, Aisyah pasti sedang menunggu ku," jawab Ali.

Anya memegang tangan Ali, "Jangan! Temenin aku disini ya?" pinta Anya melas. Kemudian Ali menggeleng.

"Nggak bisa Anya, aku juga punya tanggung jawab lain. Dan aku harus memberitahukan masalah tadi," jawab Ali menolak.

"Oke!"

"Jangan marah, nanti kalau sudah aku kesini lagi."

Lalu Ali memasuki mobilnya lalu menjalankan mobilnya menuju rumah.

"Akhirnya... Tinggal beberapa langkah lagi gue bisa dapetin lo Ali! Dan Aisyah? Bakalan hancur sehancur-hancurnya! Gue janji!" ucap Anya menyeringai.

Sesampainya di rumah, Ali memarkirkan mobilnya kemudia langsung masuk. Kesan pertama saat ia memasuki rumah adalah sepi. Lalu ia melihat beberapa foto Aisyah berceceran dengan noda darah. Ia khawatir terjadi hal buruk, Ali pun berlari menuju kamarnya.

"Sayang? Kamu dimana?"

Ia tidak menemukan Aisyah dimanapun. Lalu kakinya menginjak sesuatu. Ternyata sebuah kertas yang sudah lusuh. Ali pun mengambilnya dan melihat isinya. Matanya terbelalak melihat tulidan dengan darah tersebut.

Ali memutuskan untuk menelpon Aisyah, tetapi sudah beberapa kali sambungannya ditolak. Ali mengusap wajahnya kasar.

"Kamu dimana sayang?" lirihnya.

Ning nang ning nung ning nang ning nung

Ponsel Ali bergetar, ia melihat jika mertuanya yang menelpon. Ali pun memutuskan untuk mengangkatnya.

"Halo assalamualaikum bun."

"Waalaikumsalam, nak bunda mau nanya sesuatu boleh?"

"Iya bun silakan."

"Kalian ada masalah ya? Soalnya tadi waktu Aisyah jemput anak-anak, matanya sembap. Bunda sengaja tidak menegurnya karena bunda tidak mau menambah pikirannya."

"Maaf bun."

"Kalau kalian ada masalah dibicarakan baik-baik. Jangan bersikap kekanakan!"

"Iya bunda, makasih ya udah nasehatin Ali."

"Sudah kewajiban bunda nak. Oh iya, tadi Aisyah bilang kalau dia ada urusan, jadi mungkin telat pulang."

"Oh iya bun, makasih."

"Iya, wassalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Tut

Ali memutuskan panggilan teleponnya. Lalu ia menghubungi teman-teman Aisyah. Menanyakan apakah Aisyah bersama mereka atau tidak.

Ali tidak mengetahui jika Aisyah menelpon dirinya tadi malam. Karena pada saat Anya menolak telepon dari Aisyah ia langsung menghapus panggilan Aisyah. Sehingga Aki tidak mengetahuinya.

Tetot tetot

Ali membuka ponselnya dan terdapat pesan dari nomor tidak dikenal.

085xxxxxxxxx

Imamku Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang