29. Terpisah

946 47 47
                                    

Happy reading ♥♥
.
.
.
.
.

•ICP•

---------------------------------------------------------------------



Setelah mobil Aldy sudah tidak terlihat, datanglah Putra dan Abdi untuk membantu Ali. Kenapa mereka tau?

Karena Aldy yang menyuruh mereka, Aldy tak sekejam itu untuk membiarkan Ali terkapar sendiri.

Putra dan Abdi membopong Ali masuk ke dalam. Mereka menidurkan Ali di kasurnya. Lalu membersihkan luka di tubuh Ali.

"Lo percaya nggak sih kalau Ali ngehamilin Anya?" tanya Putra pada Abdi.

"Awalnya emang gak percaya. Tapi, ya mau bagaimana lagi, kan?" jawab Abdi dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Kalau menurut gue sih yang salah itu Ali, dia lebih percaya sama Anya daripada Aisyah," ujar Putra.

"Kalau menurut gue yang salah itu Anya, kalau dia nggak mulai pasti nggak akan kayak gini kejadiannya," ucap Abdi.

Lo memang the best Nya, gue gak ngebayangin kalau rencana lo semulus ini. Eh sorry, rencana kita maksutnya~ batin salah satu dari mereka tersenyum puas.

......

Disisi lain...

Seorang pria bertubuh jakung melangkahkan kakinya santai menuju kamar apartemen nomor 322. Ia memasukkan kedua tangannya di saku celananya. Saat ia sampai di depan pintu apartemen, ia mengetuk pintu tersebut tiga kali.

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan pintu, akhirnya pemilik apartemen tersebut membukakan pintunya. Di depannya ada seorang pria bertubuh jakung dan memakai topi. Pria tersebut menundukkan kepalanya. Sehingga, pemilik apartemen yang berjenis kelamin perempuan itu bingung.

"Maaf, cari siapa ya?" tanya wanita itu.

Lalu pria itu mendongakkan kepalanya menatap sang wanita. Wanita itu sedikit familiar dengan wajah pria di hadapannya ini. Lalu ia mulai berpikir keras.

Saat ia sudah mengingatnya lantas mata wanita itu terbelalak kaget. Dengan cepat ia menutup pintu, sayangnya pergerakannya itu sudah dibaca oleh pria tersebut.

Pria itu segera mencegah agar pintu tidak tertutup lalu ia langsung masuk ke dalam. Meninggalkan sang pemilik sebenarnya.

Dengan detak jantung yang berpacu cepat, wanita itu melangkahkan kakinya ke dalam. Ia melihat pria tadi sedang duduk di sofa dengan bersedekap dada dan menatapnya intens.

"Bagaimana keadaan kalian, apakah baik-baik saja saat aku tidak bersama kalian?" tanya pria itu dengan senyum miring.

""K--- kalian?" tanya wanita itu dengan gugup.

"Iya, kalian. Kamu dan bayi kita," jawabnya dengan menekankan kata bayi kita.

"Hah? Maksud kamu apa? Saya tidak mengerti tuan," jawab wanita itu berusaha menyembunyikan semuanya.

"Jangan berpura-pura! Aku tau semuanya!" ucapnya sambil mengahampiri wanita itu yang ketakutan.

•ICP•

Pagi harinya Ali sudah bangun dari pingsannya. Hari ini juga ia berencana untuk menjemput istrinya yang berada di rumah mertuanya.

Oh ya, tadi pagi Putra dan Abdi sudah berpamitan untuk pulang. Karena mereka juga mempunyai urusan masing-masing bukan? Jadi, Ali tidak mencegahnya.

Imamku Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang