12. Tanpa judul

1.8K 70 8
                                    

Untuk namanya ada yang aku ubah ya.

Happy reading ♥♥
.
.
.
.
.

•ICP•

__________________________________________________

"Ali ada didalam?" tanya seseorang pada Abel sekretaris Ali.

"Iya, Pak Ali ada didalam. Kalau boleh saya tau anda ada urusan apa ya?" tanya Abel balik.

"Bukan urusan kamu!" sarkas seseorang tersebut. Lalu ia langsung masuk kedalam ruangan tanpa mengetuk pintu.

Ali yang sedang sibuk dengan dokumennya pun tak sadar jika ada yang masuk ke ruangannya tanpa permisi.

"Hai sayang!" ucap seseorang itu, hingga membuat sang empu kaget dan langsung mendongak.

Sedangkan Abel terburu-buru masuk.

"Maaf pak ibu ini main nyerobot masuk." ucapnya sambil menunduk.

.......

"Ada apa kesini?" tanya Ali datar.

"Ih! Kamu kok jutek sih, lagian aku kesini kan buat ketemu pujaan hatiku." ucapnya genit.

"Salah alamat kamu." jawab Ali lalu melepaskan kacamata anti radiasinya. Dia menatap wanita di depannya dengan tatapan datar, tetapi entah bagaimana perasaan di hatinya. Hanya dia Dan Allah yang tau.

"Hahahah..... Mana mungkin sih aku salah alamat sayang! Lagian aku kesini buat kamu. Aku tau kamu pasti kangen kan sama aku." jawabnya lalu dengan tidak sopannya ia duduk dipangkuan Ali. Sedangkan Ali yang kaget dengan perilakunya pun masih terdiam mencerna.

Kemudian Ali langsung mendorong tubuhnya hingga dia terjatuh di lantai. Ia pun mengelus pantatnya yang sakit Karena dorongan Ali yang tidak main-main.

"Jangan pernah menyentuhku!" ujar Ali menahan amarahnya.

Sambil berdidiri ia pun berkata "Kenapa? Dulu kamu nggak keberatan." dengan percaya dirinya ia berjalan ke arah Ali lalu mengelus rahang Ali dengan lambat.

"Kamu tau? Kamu sudah menyakitiku dengan meninggalkan diriku lalu menikah dengan gadis lain. Kau pun tak menepati janjimu untuk menikahiku." lalu kepalanya ia senderkan di dada bidang Ali menggambar pola tak beraturan di dada Ali.

Lagi-lagi Ali mendorongnya, ia menatap wanita dari masa lalunya itu.

"Aku sudah menikah, jadi jangan pernah menggangguku lagi! Lagian bukan aku yang meninggalkanmu tapi dirimu sendiri yang meninggalkanku."

"Aku yakin kau pasti belum bisa melupakanku makanya kau menikahi gadis itu. Istrimu itu pasti hanya pelampiasanmu saja kan?" ujarnya dengan senyum meremehkan.

"Jangan terlalu percaya diri jadi orang. Kalau nggak sesuai ekspektasi bakalan sakit kau! Hanya mengingatkan saja." jawab Ali meremehkan.

•ICP•




Hari ini Putra, Abdi, Tari, Veli, Via, dan Lia sedang berkumpul di rumah Ali dan Aisyah. Mereka memang sengaja berkumpul bersama. Kangen katanya.

"Eh bocil ngapain dah lo mepet-mepet gue!" ucap Putra pada Lia.

"Heh! Siapa juga yang deket-deket sama situ? Orang dari tadi gue udah disini. Lo aja yang ngedempet gue kali!" sangkalnya sinis.

"Udah napa setiap ketemu pasti berantem, gue doain jodoh baru tau rasa kalian!" ucap Via sambil mengemil keripik.

"Amit-amit!" ucap keduanya -Putra, Lia-

"Tuhkan barengan, jodoh beneran kalian itu!" ujar Veli.

Sedangkan Tari dan Aisyah hanya tertawa menikmati drama di depan mata wkwk.

"Idih amit-amit, gak sudi!" ucap Lia.

"Lagian gue deketin elu itu apa faedahnya cobak? Lagian kita itu bukan mahram tau!" cerocos Lia lagi.

"Muhrim kali! Bukan mahram!" jawab Putra.

"Eh! Yang bener itu mahram! Bukan muhrim!"

"Muhrim!"

"Mahram!"

"Muhrim!"

"Stop! Muhrim sama mahram itu sama saja! Udah puas?!" teriak Abdi frustasi mendengarkan pertengkaran temannya itu.

"Beda tau!" sangkal Aisyah.

"Sama sah!"

"Beda lah! Nih ya, kalau muhrim itu artinya orang yang ihrom haji atau umrah. Sedangkan mahram itu orang yang haram untuk kamu nikahi selamanya. Beda kan?" jelas Aisyah pada mereka.

"Dengerin tuh kata ibu Aisyah, kalian mah ngenyel sih!" kata Tari.

"Tuhkan! Beda! Elo si gak percaya sama gue!" ucap Lia sambil berkacak pinggang.

"Musyrik gue kalau percaya sama elo!" balas Putra nyolot.

"Pinter!" kata Aisyah dengan memamerkan jempolnya.

Gelak tawa keluar dari mulut mereka semua. Seolah-olah tak ada beban sama sekali.

Saking terhanyut pada situasi, Aisyah tidak menyadari bahwa ruang tamunya seperti kapal pecah. Sejenak Aisyah menghentikan tawanya lalu matanya terfokus pada ruangan yang mereka tempati. Matanya terbelalak melihat keadaan ruang tamunya. Mengambil nafas lalu...

"Diam!" teriaknya.

Sontak saja mereka berhenti tertawa dan melempar. Semua mata terfokus pada Aisyah yang melotot dan berkacak pinggang.

.......

"Elo sih! Kita harus bersihin ini semua!" kata Lia menyalahkan Putra sambil menunjuk sekitar.

"Lah? Kok gua sih!" tanyanya sewot.

"Ya iyalah! Kalo elo nggak mulai, ini semua nggak akan terjadi." ujarnya.

"Udahlah! Ini semua salah kita, udah jangan berantem mending cepet bersihinnya. Kalian nggak lihat apa daritadi dipelototin sama si Aisyah tuh!" ujar Tari sambil mengarahkan dagunya.

Lia dan Putra menoleh pada Aisyah, mereka hanya menyengir lebar lalu mengangkat tangan dan membentuk huruf 'V'.

______________________________________________________

Haiiii!

Terimakasih sudah membaca cerita ini. Terserah kalian mau vote atau nggak. Yang penting kalian terhibur dengan cerita ku ini.

Selamat bertemu di chapter selanjutnya!

~♥~

15-04-20

~Silviana^_^











Imamku Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang