s e p u l u h

1.4K 297 125
                                    

TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!

°°°°°°

"Ada apa denganmu?" kata Taehyung setelah membawa Yerin dengan paksa ke apartmentnya. Taehyung mempertimbangkan jika membawa Yerin kembali kerumah hanya akan mengundang masalah.

Yerin tidak menjawab, kepalanya begitu sakit. Yerin tahu dia belum sepenuhnya mabuk, ia masih sadar dan mampu mendengar setiap omelan Taehyung. Yerin tidak peduli, hantaman kuat terasa nyata baginya, lengkingan suara-suara klakson mobil memenuhi pendengarannya.

Yerin benci alkohol, tapi ia menegak banyak minuman pahit itu hingga kini menyebabkan ia merasa kesakitan melebihi rasa mabuk.

"Jung Hyerin, jawab aku!" kata Taehyung, ia secara kasar menarik bahu Yerin agar menghadapnya. Meremat bahu putih itu sedikit keras hingga Yerin mengernyit karena rasa sakit.

Yerin menepis kedua tangan Taehyung, mendorong tubuh laki-laki itu. Kepalanya begitu sakit, ia tidak ingin kehilangan kontrol akan dirinya sendiri tapi Taehyung terus bersikap menyebalkan dan itu membuat Yerin semakin sakit kepala.

"Menjauh dariku!" kata Yerin, melayangkan tatapan nyalang pada Taehyung.

Taehyung mendesis tidak suka, "kau benar-benar menguji kesabaranku rupanya, Hyerin!" kata Taehyung.

Yerin tidak menghiraukan, ia langsung membaringkan tubuhnya diatas sofa ruang tengah milik Taehyung. Segera menutup mata, menyembunyikan bola mata yang terlihat indah itu, Yerin berharap sakit kepalanya mereda dan suara-suara yang mengganggunya segara menghilang.

Yerin benci karena dirinya begitu lemah, bahkan ia tidak tahu asal muasal suara-suara itu. Yerin tidak tahu mengapa kepalanya begitu sering merasa sakit. Yerin lelah tapi Taehyung tidak menyadari wajah Yerin yang perlahan memucat, bibir tebal gadis itu bergetar, dan perlahan bergerak memanggil ayah dan ibu dari bibirnya.

Taehyung melirik sinis pada Yerin lalu pergi begitu saja, tidak peduli akan keterdiaman gadis Jung itu. Tak peduli akan wajah putih itu yang semakin terlihat putih seakan tak ada darah yang mencoba mengalir disana. Taehyung merasa kesal karena Yerin yang terus melawannya.

"Sialan!" umpat Taehyung, lalu pergi meninggalkan Yerin.

"M-mom .., Dad ..." lirih Yerin, tubuhnya meringkuk seperti bayi. Yerin menangis tapi tak mengeluarkan suara, menahan rasa sakit itu seorang diri.

°°°°°°

"Jungkook?" suara Hyerin yang baru saja bangun tidur menarik perhatian Jungkook yang sedang membuat sarapan untuk gadis itu. "sejak kapan kau datang?" tanya Hyerin, lalu meraih botol air mineral.

Jungkook tersenyum manis melihat muka bantal milik Hyerin, "satu jam lalu," jawab Jungkook.

Hyerin mengangguk, ia meletakan kembali air mineral yang sudah tersisa setengah. Matanya beralih menatap punggung Jungkook yang lebar. Hyerin yakin bahwa Jungkook memiliki otot-otot yang besar. Mata Hyerin bergerak kearah tangan Jungkook yang sedang mengaduk makanan yang dibuatnya.

Hyerin sedikit melotot melihat Jungkook memiliki tatto, ya, sebenarnya Hyerin sudah sering melihatnya hanya saja Hyerin baru menyadari bahwa lengan pemuda Jeon itu banyak terlukis tatto.

"Kau suka seni?" tanya Hyerin, sesaat kemudian ia menepuk bibirnya sendiri. Seharusnya ia tak bertanya, karena Yerin yang asli pasti sudah mengetahui itu.

Jungkook diam sesaat, senyum tipis menghiasi wajahnya. Kali ini bukan senyuman manis, melainkan senyuman penuh rasa kecewa. Jungkook menghela nafas begitu berat, lalu berbalik badan kearah Hyerin.

RECIPROCATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang