e m p a t b e l a s

1.3K 278 110
                                    

200vote, tembus gak ya? :))

Maap engga aku revisi, kalo typo maklumin yah💜

°°°°°

"Tapi, kenapa sangat tiba-tiba?" Jimin membuka suara untuk melepas rasa penasaran yang hinggap sejak kembalinya Taehyung dari Manhattan membawa gadis yang terasa berbeda dari sebelumnya.

Taehyung melirik Jimin sebentar, ada rasa kesal dihatinya. Jimin sejak tadi tidak pernah berhenti mencurigai calon istri Kim Taehyung. Taehyung tahu sifat dan perilaku Hyerin sangat berubah tapi Taehyung tidak setuju dengan apa yang Jimin pikirkan.

Ya, katakan saja Taehyung sudah buta karena merasakan euforia jatuh hati pada seseorang.

"Kami tidak tahu, Jim." jawaban Minyoung menambah kerutan didahi Jimin. "beliau hanya mengabari kami melalui telfon."

"Ah, maaf .., aku merasa tidak sopan bertanya demikian." kata Jimin merasa canggung walaupun ia sudah sangat dekat dengan keluarga Taehyung. Jimin tidak boleh terlalu ikut campur dalam masalah perjodohan Taehyung, sekali pun ia ingin tahu tapi tetap saja ia merasa ada batasan tertentu yang tidak bisa di usik.

Taehyung mengabaikan sahabatnya, beralih menatap sang ayah yang terlihat masih gagah di usia yang hampir memasuki senja. Taehyung tersenyum tipis, "aku akan bertemu Hyerin terlebih dahulu untuk membahas ini." kata Taehyung.

Kedua orangtua Taehyung tersenyum lalu mengangguk, merasa bersyukur karena Taehyung tidak menolak dan marah seperti waktu lalu. Hyerin sudah berhasil meruntuhkan kerasnya hati Taehyung--mereka tidak tahu bahwa bukan Hyerin yang melakukannya melainkan saudara kembar gadis itu.

Jimin hanya diam, tapi kerja otaknya semakin keras berpikir. Kemungkinan-kemungkinan apa saja yang sebenarnya terjadi menimpa sahabatnya. Jimin sangat yakin, gadis yang dikira Hyerin saat ini bukan Hyerin yang mereka kenal dulu.

°°°°°

Yerin membuka pintu kamar milik Hyerin, melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada orang disekitarnya. Kakek Jung sudah tiga hari ini tidak berada di rumah, beliau pergi ke luar kota dan lusa baru kembali. Waktu sepi seperti ini menjadi kesempatan untuk Yerin mencari tahu alasan kakek membencinya.

Beruntung sekali saat ini Seokjin dan Sojung tidak ada dirumah, mereka berdua pergi karena ada kesibukan lain. Seokjin yang bekerja dan Sojung mengunjungi rumah kedua orangtua wanita itu.

Langkah Yerin membawanya pada kamar sang kakek, membuka pintu dengan perlahan lalu masuk kedalam setelah memastikan tidak ada yang melihatnya. Yerin menghembuskan nafas lega, ia merasa seperti pencuri saat ini. Tapi, Yerin tidak peduli ia hanya ingin mencari sesuatu yang bisa di jadikan alasan kuat kakek membuangnya ke Manhattan sepuluh tahun lalu.

Yerin perlahan membuka semua laci almari yang ada didalam kamar, mengobrak-abrik tanpa meninggalkan kecurigaan jika pemilik kamar kembali.

Hampir setengah jam Yerin mencari namun tidak menemukan apa yang ia butuhkan, melainkan hanya dokumen-dokumen yang sudah tidak penting. Yerin menghela nafas berat, merasa kecewa.

"Kemana aku harus mencarinya lagi?" lirih Yerin, kaki jenjangnya ia tarik menuju kasur milik kakek. Mendudukan diri diatas kasur empuk itu. Cukup lama Yerin memikirkan tempat yang mungkin saja kakek Jung gunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen tertentu. "Ah, ruang kerja Kakek!" seru Yerin setelah mengingat ruangan yang jarang ia masuki dan hanya orang tertentu boleh masuk.

Gadis itu segera berlari kecil menuju pintu ruang kerja milik kakek yang terhubung dengan kamar. Yerin berusaha membuka pintu tapi pintu bewarna coklat itu terkunci. Yerin berusaha mengingat angka-angka yang mungkin saja menjadi rangkain kombinasi sandi pintu.

RECIPROCATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang