Dhiya saat ini sedang menemani Ana menunggu driver ojek Online nya tiba
"Dhiya kamu duluan aja gakpapa, ini udah mau nyampe kok abangnya." Ujar Ana sambil terus melihat posisi driver ojek Onlinenya
"Gakpapa Na, aku tungguin aja."
Tak lama setelah itu datang ojek Online yang dipesan Ana "Mbak Anastasia juliant." Ujar Driver ojol itu
"Iya saya pak." Ana mendekat dan mengenakan helm sebelum naik keatas motor "Dhiy aku duluan ya, kamu hati-hati." Sorak Ana saat motor itu sudah berjalan pergi
"Iya Na." Dhiya lalu berjalan menuju parkiran, tempat sepedannya terparkir
Dhiya menaiki sepedanya lalu mengkayuhnya untuk menuju ke Rumah Glann
Sebenarnya ini adalah pertama kalinya Dhiya ke rumah Glann, Alamatnya pun baru diberitau tadi oleh Ana, Dhiya sedikit lupa belokan jalannya, ada dua jalan sekarang dihadapanya "kiri atau kanan ya, aduh lupa lagi tadi Ana bilang apa." Dhiya langsung refleks memegang saku seragamnya, untuk mencari ponsel "gue lupa, semenjak jadi Dhiya, gue kan gak pernah bawa HP kesekolah" Akhirnya Dhiya mengkayuh sepedanya menuju jalan ke kiri
Saat semakin jauh menelusuri jalan ini, Jalananya terlihat sepi, ada terowongan di depan sana yang harus dilewati "apa gue salah jalan ya? Ana gak cerita apa-apa soal lewatin terowongan" Dhiya berhenti sesaat, sampai ia memutar balikan sepedanya "muter balik deh."
Saat ingin mengkayuh sepedanya lagi, tiba tiba ada yang menutup mulutnya dan menyeret Dhiya masuk kedalam terowongan gelap itu "Emmmm." Dhiya terus memberontak
Dhiya tak dapat mengenali wajah mereka, sebab mereka semua memakai masker, tapi satu yang Dhiya tau itu adalah teman sekolahnya, karena seragam yang ia kenakan sama persis seperti seragam Dhiya
Mereka membenturkan kepala dhiya Ke samping tembok terowongan, yang temboknya itu sangat kasar, sampai kepala Dhiya berdarah, ia menyiram oli kewajah Dhiya, hingga wajah Dhiya hitam semua, juga air Got yang sangat bau
Dan mereka juga menyiram sepeda Dhiya dengan oli "Emmm." Dhiya masih memberontak
Mereka juga mendorong tubuh Dhiya ketembok, membuat lengan Dhiya tergores paku tajam yang ada ditembok itu
"Lo udah gue peringatin, jangan pernah deketin Glann, kalau sampai lo masih berusa ngedeketin dia lagi, gue gak segan-segan buat lo mati. Lo harus inget itu CUPU." Lalu mereka mendorong tubuh Dhiya hingga terjatuh
Dhiya meringis, merasakan sakit yang benar benar sakit sekali. Seumur hidupnya baru kali ini dia di Bully separah ini, apa mungkin ini adalah balasan karena selama ini ia selalu membully orang-orang yang tak berdosa
"AHHHHH." Dhiya berteriak kesal "HiKs...HiKs...HiKs..HiKs..." Lalu kemudian ia menangis, perasaannya saat ini sedang sangat kacau sekali
Dhiya mulai berdiri, walau rasanya sakit sekali, tiba tiba terlihat sebuah taksi melintas, Dhiya langsung melambaikan tangannya
Mobil taksi itupun berhenti, supir taxi itu menatap penampilan Dhiya dari atas sampai bawah, sebenarnya tidak ingin membawa penumpang kotor seperti ini, tapi juga kasihan sepertinya ia sedang tertimpa musibah, dilihat dari dahinya yang penuh darah, Akhirnya supir taksi itu mengizinkan Dhiya naik
Dhiya duduk dibelakang, sambil terus meringis kesakitan
"Kita mau kemana Nona?." Tanya Supir itu
"Rs. Anggrek loka pak." Suruh Dhiya, Jadi Rs. Anggrek loka adalah rumah sakit termahal di ibu kota
Supir taksi itu terdiam, karena ia tau rumah sakit itu adalah rumah sakit elit, tidak mungkin jika wanita ini sanggup masuk "serius non?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gladys
Teen FictionAdysa Radhiya Victoria, Bad Girl, cantik, sombong. ketua geng the girls, geng terkenal di sma Puri Bhakti. Glann imanuel, Bad Boy, sama sombongnya seperti Adys, ketua geng motor terkenal di Sma Raya Sakti Bagaimana, Glann dan Adys bisa bertemu deng...