#Gladys 13

89 8 1
                                    

Hari ini Dhiya tidak sekolah, badanya masih sakit-sakit juga luka-lukanya kemarin belum kering. Hari ini ia memutuskan untuk tetap diam dirumah.

Pagi-pagi sekali Dhiya sudah merapihkan rumahnya yang semalam sangat berantakan, ia membuang semua barang yang pecah, ia menyapu setiap sudut rumah ini. Setelah semuanya bersih Dhiya mengajak Bunda nya berkeliling komplek rumah, hanya sebentar agar Bunda Iriana bisa refleksi. Dijalan mereka terus bercerita, tertawa bersama, Bunda Iriana juga sempat bercerita kisah kecil Dhiya dulu saat kecil sangat lucu. Lama bercerita mereka melihat tukang es krim lalu membeli dua es krim "Ini dia es Krimnya... satu aku satu lagi buat Bunda"

Mereka menikmati es krim itu sambil duduk di bangku taman disekitar komplek mereka, sambil menghirup udara pagi yang begitu sejuk

Setelah menemani Bunda nya berjalan mengitari komplek, mereka kembali pulang ke rumah dan Dhiya menyuruh Bunda nya untuk istirahat saja "Bunda cape kan abis jalan-jalan? Bunda istirahat aja ya, biar Dhiya yang masak untuk Bunda"

"Gak sayang, Bunda yang masak buat kamu, kamu istirahat aja di kamar gih!" Suruh Iriana

Dhiya tersenyum "kalau itu mau Bunda, tapi aku boleh dong bantu Bunda masak"

"Boleh tentunya" jawab Bunda Iriana dengan sangat senang

"Yaudah yuk"

Di dapur Dhiya terus membantu Bunda Iriana memasak, bunda Iriana sambil sesekali memberi tau kalau memasak harus begini, harus seperti ini dan lainnya

"Tok tok tok" terdengar ada yang mengetuk pintu rumah

"Ada yang ngetuk pintu" ujar bunda Iriana

"Iya Bunda sebentar ya aku lihat dulu siapa yang datang" Dhiya langsung berjalan keluar dapur dan membuka pintu depan, betapa terkejutnya ia melihat orang yang sekarang berdiri di hadapannya "Bara?"

Dhiya langsung menarik Bara menjauh dari pintu "Kamu ngapain ke sini?" Tanya Dhiya berbisik

"Jadi ini beneran kamu Dys? Ka...kamu jadi kayak gini? Jadi yang Mama bilang soal kamu nyamar itu bener?" Tanya Bara

Dhiya mengangguk "Bar kamu mendingan pergi deh, sebelum bunda aku liat"

"Aku risih banget liat penampilan kamu kayak gini, mending ini kaca mata kamu lepas" Bara melepas kaca mata yang Dhiya kenakan "ini rambut kamu bisa jelek dikepang kayak gini sayang" Bara ingin melepas ikatan rambut Dhiya, tapi Dhiya memegang kencang tangan Bara

"Bar...stop..ini kehidupan aku sekarang, aku harus bahagiain dua orang wanita yang sangat berarti dalam hidup aku, aku harap kamu ngertiin aku, kalau kamu gak suka kamu bisa pergi" Bara terdiam mendengar ucapan kekasihnya ini

"Aku gak mau ngomong kasar kayak gini sama kamu, aku tau kamu kaget, jangan kan kamu aku juga kaget, aku gak tau kalau kehidupan aku bakal berudah drastis kayak gini...Aku juga mau bahagia Bar, aku kangen Mamih, papih bareng, tapi itu gak mungkin Bar, kamu pasti tau, ini kehidupan aku sekarang" Dhiya menundukan kepalanya

Bara terdiam lalu memeluk Dhiya saat itu juga "aku sayang kamu"

"Kemarin Mama telfon aku, dia bilang kalau kamu kemarin ke rumah sakit, katanya kamu abis kecelakaan, Mama juga sempat Cerita soal kamu yang nyamar seperti ini, akhirnya karena aku khawatir sama kamu, aku mutusin beli tiket penerbangan dari Belanda ke Indonesia buat kamu" ujar Bara, Bara adalah anak dari Bu Maria, kepala rumah sakit milik Mami Adys

"DHIYA...ADA SIAPA NAK?" Bunda Iriana bersorak dari dalam rumah

Dhiya melepas pelukan Bara

Iriana keluar dari pintu dan merasa asing melihat Bara disana "Dhiya siapa ini?" Tanyanya

GladysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang