🌻 Chapter 12 : Latent

141 23 117
                                    

Latent : Terpendam, tersembunyi, belum tampak.

"Jika mengikuti kata hati akan mati, lantas jika aku mengikuti rasa, apa aku juga akan binasa?"

🌻

Minggu pagi pukul sebelas. Yora, Andra, Reno, Jae, dan Putra kini sudah berada di salah satu pusat perbelanjaan di kota Bandung. Mereka kini tengah berkeliling mall mencari kado untuk gebetan Jae.

Yora tersenyum menatap sekeliling. Sepertinya, dia sudah bisa sedikit melupakan soal teror darah misterius yang membuatnya amat marah besar itu.

Tiba-tiba Andra menghentikan langkahnya, dan Yora yang ada di belakangnya seketika menabrak bagian belakang kepala Andra.

"Aduh!" ringis Yora.

Pasalnya, pandangan Yora itu sedang tidak melihat ke arah depan, Yora tengah melihat ke kanan dan ke kiri. Jadi, dia tidak tahu jika Andra berhenti mendadak. Alhasil, wajah cantik Yora menabrak kepala belakang Andra.

Yora memukul punggung Andra. "Lo kalo mau berhenti mendadak tuh bilang dulu, dong! Muka gue yang cantik ini jadinya nabrak kepala lo, kan! Sakit tahu!"

Andra berbalik sambil mengelus-elus kepala belakangnya yang sedikit berdenyut karena ditabrak wajah Yora tadi. "Hehe, ya maaf, Kak. Itu, soalnya gue tadi liat hoodie bagus di situ. Kita lihat yuk!"

Jae merangkul bahu Andra. "Di mana emang, gemes?"

"Di situ." Andra menunjuk salah satu toko yang menjual pakaian.

Mata Putra kemudian memincing melihat ke arah yang ditunjuk oleh Andra. "Widih! Bagus-bagus itu hoodie keliatannya."

"Kita ke sana dulu nggak apa-apa kan, Jae?" tanya Yora sambil merangkul Reno.

Jae tersenyum. "Santai aja kali, Yor. Ya, udah ayok!"

Mereka lalu pergi ke toko itu dan Andra langsung memilih-milih hoodie.

Yora bersidekap memperhatikan adiknya. "Lo maen pilih-pilih aja, bawa duit nggak lo?"

"Bawel lo, Kak! Ya bawalah, masa ke mall kagak bawa duit. Gue kan bukan orang miskin," jawab Andra tanpa menatap Yora.

"Ye, gue tabok juga lo!" Yora terkekeh.

Reno, Jae, dan Putra kemudian ikutan memilih-milih hoodie. Sedangkan Yora, dia kini masih bersidekap memerhatikan Andra yang masih memilih-milih hoodie.

"Nah, Kak. Bagus yang mana?" Andra menenteng dua hoodie berbeda warna, warna abu-abu dan warna putih.

"Karena gue suka abu-abu, jadi gue milih yang warna putih." Yora tersenyum lebar.

Andra tersenyum lebar juga, dia lalu meletakkan kedua hoodie itu di tempat semula. Kemudian, dia mengambil hoodie satu lagi yang berwarna hitam.

"Oke, gue beli yang item aja." Andra tertawa keras.

Yora menjitak kepala Andra. "Minta disleding ini anak!"

"Lagian lo juga ngasih sarannya nggak bener!" Andra lalu melangkah menuju kasir dengan tawa masih mengikutinya.

Yora lalu menoleh pada Reno, Jae, dan Putra. "Lo bertiga beli hoodie juga?"

Putra tersenyum lebar. "Iya, dong!"

"Iya. Hoodie gue udah bosenin semua, mending beli lagi," jawab Jae.

Reno mengangguk. "Hooh, lo nggak mau beli juga, Yor?"

"Mau, sih. Tapi, di sini kan adanya hoodie cowok. Yang cewek nggak ada," ucap Yora sambil menatap sekelilingnya yang kebanyakan berisi pakaian lelaki.

Sunflower (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang