🌻 Chapter 18 : Return

87 19 139
                                    

Return : Kembalinya.

"Masalah seringkali membuat aku lemah. Tetapi, dengan adanya masalah, aku banyak belajar untuk menjadi kuat."

🌻

Yora memainkan tali sepatunya, dia dilanda bosan karena menunggu Lily yang belum juga datang sampai sekarang.

Saat ini, setelah jam pelajaran usai. Yora, Sasha, Alova, Lily, Elang, dan Ozy kembali berkumpul di apartemen milik Ozy. Mereka semua berkumpul di sini karena Elang mengirimkan pesan pada mereka dan berkata bahwa ada hal yang ingin disampaikan. Jadilah mereka semua kembali berkumpul di sini. Masih menunggu kedatangan Lily.

"Lama banget si Lily, dia ketiduran di sekolah apa gimana, sih?" Yora mencebik sambil bersidekap.

Sasha terkekeh. "Ya kali, Bule!"

"Abisnya lama banget! Gue kan belum mandi! Mana udah sore lagi!" Yora menggaruk kepalanya.

"Di sini kita semua juga belum ada yang udah mandi sore, barbar!" sahut Ozy.

Setelahnya, Lily kemudian datang. Yora menatapnya. "Tumben baru datang, biasanya paling ontime."

"Ada sedikit urusan tadi di perpustakaan," jawab Lily.

Mendengar jawaban Lily, Yora hanya menggidikkan bahunya. Bisa Yora lihat bahwa sekarang Lily tengah memerhatikan sekitarnya. Ada Elang yang sibuk dengan pikirannya sendiri, kemudian Ozy yang sibuk dengan ponselnya. Dan, Alova, perempuan itu tengah menelungkupkan wajahnya di meja. Entah apa yang terjadi padanya Yora tidak mengetahui itu.

Yang jelas, yang paling terlihat tidak loyo diantara mereka adalah Yora dan Sasha. Yora menatap Sasha yang kini tengah mengupas apel.

"Lo katanya mau ngomong sesuatu? Apaan?" tanya Alova pada Elang. Rupanya, perempuan itu sudah tidak menelungkupkan wajahnya pada meja lagi.

"Lian." Elang menjeda ucapannya sejenak dan membuat semuanya mengernyit. "Gue yakin, dia orang di balik kematian Vivy."

Masih mengunyah apelnya, Yora membatin, Lian siapa lagi?! Astaga! Perasaan ini kasus nggak selesai-selesai, dah!

Elang kemudian menceritakan beberapa waktu lalu dia pergi ke rumah sakit jiwa yang ada di Jakarta dengan Ozy untuk menemui Ibu Vivy yang bernama Victoria. Ibu Vivy mengalami gangguan kejiwaan, entah penyebabnya apa.

Lelaki juga bercerita kalau dia sempat ditampar oleh Ibu Vivy hanya karena Elang ingin menanyakan tentang Vivy.

"What!? Elang sayang lo ditampar!? Buset sadis banget itu emak-emak," cibir Yora sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Elang hanya mendengus untuk menanggapi ucapan Yora. Elang melanjutkan ceritanya dan Ibu Vivy tiba-tiba mengatakan bahwa Lian ini adalah perempuan jahat. Dan Elang yakin, Lian ini ada sangkut pautnya dengan kematian Vivy.

Asumsi Elang ditambah dengan perkataan Alova yang menguat bahwa pada saat Alova dan Lily pergi ke rumah lama Vivy, di sana Alova menemukan sebuah kamar dengan inisial L. Dan, Elang juga tadi bilang kalau Ibu Vivy juga mengatakan Lian. Alova yakin, kalau inisial L dan Lian ini ada hubungannya.

Seperti biasa, terjadi sedikit keributan. Dan, Yora sedikit tersulut. Siapa lagi pemicunya kalau bukan Alova. Alova kesal karena Lily terkesan menutup-nutupi identitas Lian ini.

"Maaf, sepertinya ini kesalahanku." Lily tidak bermaksud menutupi, dia hanya menunggu waktu yang tepat baginya untuk berbicara. Dasar Alova, perempuan kecil itu selalu mengutamakan keributan dari pada ketenangan.

Sunflower (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang