🌻 Chapter 24 : Xenophobe

95 14 155
                                    

Xenophobe : Seseorang yang tidak suka pada benda atau orang asing.

"Sepertinya, bukan hanya aku yang menanggung rasa sakit ini. Aku tertawa ketika semilir angin membawa rasa sakitku pergi. Tetapi, yang pasti, rasa sakit itu pasti akan kembali. Dan, bodohnya aku, karena akan selalu menunggu rasa sakit itu."

🌻

"Gue tahu, lo nggak bener-bener mau ke toilet, kan?" tanya Jae sambil merangkul Reno.

Jae benar. Reno bahkan tidak merasakan kebelet mau ke toilet. Reno hanya butuh menenangkan dirinya karena dia merasa tidak nyaman setelah mendengarkan cerita Yora tentang Arka. Dan Jae, sepertinya dia sengaja ikut Reno guna untuk membantu menenangkan Reno. Teman yang sangat pengertian.

Reno tersenyum sinis. "Lo tahu gue kan, Jae?"

Jae terkekeh. Gue tahu, lebih dari tahu. "Ke rooftop, yuk!"

Sesampainya di rooftop, kedua lelaki itu langsung mendudukkan dirinya.

"Menurut lo, gue harus gimana?" tanyanya meminta pendapat Jae. Karena, jujur, hanya Jae yang dapat mengerti Reno.

"Gue kan udah pernah bilang, coba ungkapin aja, tikung kalau perlu," sahut Jae.

"Jae! Gue serius!"

"Ya gue juga serius, Ren."

"Lo tuh nggak tahu apa yang gue rasain, Jae."

Mendengar itu, Jae melangkahkan kakinya menuju pagar pembatas rooftop. Dia memandangi bangunan SMA Gemintang dari atas rooftop ini. Pemandangannya menakjubkan.

Reno bilang, Jae tidak tahu apa yang dia rasakan? Jae, tahu! "Gue tahu, Ren."

Reno mengernyit. "Lo tahu? Emang lo pernah ngerasain apa yang gue rasain?"

Jae menghela napasnya. Gue pernah kejebak situasi ini. Jauh sebelum lo jatuh cinta sama dia, Ren.

Reno mencebik, karena Jae belum menjawab pertanyaannya. Menatap punggung tegap Jae, Reno kemudian menepuknya. "Lo tahu apa?"

Jae tersenyum miris. "Gue pernah ada di posisi lo, Ren."

Reno kembali berdecak. "Nggak usah berbelit-belit deh, Jae!"

"Gue pernah suka sama Yora pas kelas sepuluh. Makanya, gue tahu apa yang lo rasain!" ucap Jae dengan nada yang sedikit tinggi sambil mengenyahkan tangan kanan Reno dari pundaknya.

Jae berdecak, kemudian mengacak-acak rambutnya merutuki kebodohannya. "Sial!!"

"Apa?" Reno menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tadi tidak salah dengar, kan?

"Lo belum budeg kan, Ren?" tanya Jae, ketus.

"Lo serius nggak, sih?" Reno masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Jae tadi.

Jae menyukai Yora saat kelas sepuluh? Berarti, Jae lebih dulu jatuh cinta pada Yora sebelum Reno. Reno kembali merasakan sesak, apa lagi sih ini!?

"Lo nggak lihat? Muka gue kurang serius apa sih, Ren? Heran gue sama lo!" cibir Jae.

Reno menggaruk tengkuknya. "Y-ya lo kan orangnya suka bercanda!"

"Gue serius!" tandas Jae.

"K-kok bisa?" Reno terbata. Lelaki yang mempunyai senyum manis ini masih tidak menyangka kalau seorang Han Arfajae jatuh cinta pada Yora.

"Ya, bisalah!"

"Terus? Sampai sekarang lo masih suka sama dia? Alena gimana?" cecar Reno.

Jae menggeleng. "Nggak. Tapi sebelumnya, lo mau denger cerita gue, nggak?"

Sunflower (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang