🌀dua puluh satu🌀

35.5K 1K 107
                                    

INNOCENT HUSBAND
Percintaan
Written by dexmouul23


Erik berlari masuk tergesa-gesa ke dalam rumah lalu memeluk tubuh Ananda yang tengah sibuk mengenakan pakaiannya. Ananda sedikit mendorong tubuh Erik menjauh agar kaos yang ia pakai bisa masuk.

"Nanda... Ada mbak Kunti... Hiii..."

Ananda mengerutkan kening sambil tertawa lebar. Ia penasaran siapa tamu yang Erik kata mbak Kunti itu. Ada-ada saja memang Erik ini.

Mereka berdua kembali ke depan bersama. Erik setia mengekor di belakang Ananda dengan jemarinya yang memilin kaos sang isteri.

Ananda menengok. Matanya menatap sekeliling kebun depan rumah yang sepi-sepi saja. Erik juga mengikuti Ananda memandang sekeliling.

"Kamu usir ya, Mas?"

"Enggak tuh! Tadi aku langsung lari ke dalam laporan sama kamu."

"Ciri-ciri kek mana?"

Erik nampak berpikir. Ia duduk di kursi depan rumah sambil menggeret lengan Ananda untuk duduk di pangkuannya. Ananda manut-manut saja.

"Pendek. Bulat. Putih. Bawa kotak gede yang pas dulu kalau aku ilangin, mama suka marah. Susunya kecil, besar punya Ananda. Mukanya benyok-benyok. Pokoknya mbak Kunti."

Mendengar penjelasan Erik membuat Ananda meremas perutnya kesal. Ia sangat sebal kenapa Erik bisa-bisanya mendeskripsikan seseorang seperti itu. Sangat tidak sopan.

"HAYYY!"

Teriakkan cempreng seseorang mengalihkan perhatian mereka berdua. Ananda buru-buru berdiri dari pangkuan Erik. Erik nampak kecewa dan kehilangan.

"Mbak Kunti kembali, Nda... Aku takut."

Erik menarik payudara Ananda lalu menyembunyikan kepalanya di sana. Ananda sebal. Erik kurang ajar. Perempuan yang dimaksud mendekat ke arah mereka.

Tunggu.

Di belakangnya ada seorang pria yang mengekor juga. Dari bentuk-bentuknya sang cewek seperti Ananda kenal. Pandangan masih melebur sebelum akhirnya terpampang jelas wajah mbak Kunti yang Erik maksud berdiri dengan jarak satu meter darinya.

Mata Ananda melotot lebar. Erik setia menguyel-nguyel kepalanya di belahan dada Ananda mencari kesempatan dalam keredupan. Karena lampu halaman Ananda lupa belum diganti padahal sudah waktunya minta dedek baru.

"DELA!"

yang diteriaki malah nyeleneh. Memandang Erik penuh tatapan mesum persis jablay-jablay kurang belaian.

Dug!

Satu pukulan mendarat di kepala Dela. Ia meringis sambil terkekeh. Pria yang berada di belakangnya sambil menggendong seorang anak kecil yang berumur sekitar dua tahunan lebih itu, memasang wajah datar.

"Udah ada anak nggak tahu diri. Masih main mata sama suami orang!"

"Kak Dani cembulu ceila cembulu cembulu..."

"Cemburu? Buta mata gue!"

Ananda dan Erik terdiam membeku. Dua pasangan di depan mereka malah saling pukul memukul wajah dengan satu tangan karena tangan sebelah yang perempuan memegang Tupperware, sedangkan yang lelaki memegang anak kecil yang kalau dipandang juga heran dengan kelakuan orangtuanya.

"Nanda... Jadi takut. Mbak Kunti berantem sama pak Genderuwo."

Ucapan Erik berhasil membuat dua orang di hadapannya melotot ngeri. Ananda tertawa untuk memecahkan kegaduhan ini.

Innocent HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang