🌀 Tiga puluh satu 🌀

46.5K 1.3K 390
                                    

INNOCENT HUSBAND
Percintaan
Written by dexmouul23


Seminggu berlalu.


Semilir angin menerpa permukaan kulit tubuh Ananda yang terbuka. Helaan napas berat sekali lagi lolos dari dua lubang hidungnya. Tangan Ananda terlipat angkuh sambil menatap polos air kolam renang yang terbias warna biru berkat keramik lantai di bawahnya terpantul cahaya matahari.

Di belakang Ananda saat ini tengah berdiri sosok pria tinggi yang hampir beberapa hari terakhir ia jauhi. Bukan karena marah, hanya---Ananda merasa bersalah dan gengsi minta maaf duluan. Itu saja.

"Aku berangkat beli so-me."

Seperti biasanya. Pria itu masih tetap melaporkan apa yang ia ingin kerjakan. Tanpa sedikitpun membahas tentang hari itu. Erik seolah tak marah, juga merasa bersalah. Hanya diam tanpa ekspresi apalagi merengek. Sepatah dua patah kata tanpa basa-basi seperti sifatnya yang ceroboh hampir tak Ananda rasakan seminggu terakhir ini. Membuat hati kecilnya merasa kesepian.

Syut!

Ananda menoleh ke belakang. Erik menutup pintu yang masih ketara remang-remang di mata Ananda. Bibirnya bergetar. Mau minta maaf lebih dulu pokoknya gengsi. Nggak minta maaf dulu, Ananda yang salah. Tapi kalau dipikir-pikir, kan Erik duluan yang mendiamkan dirinya! Erik duluan yang sok-sokan menjauhi Ananda! Berarti memang salah Erik, dong?

Hish!

Ananda memukul air kolam sampai cipratan besar membasahi wajahnya dengan kesal. Matanya terbelalak sadar. Seolah cipratan air tadi membasuh pikirannya. Tiba-tiba Ananda seperti bangkit kembali. Benar, memang dirinyalah yang jelas-jelas mengacaukan semuanya. Ucapan Dani kala itu menjadi penyebab dirinya yang nakal ini tergugah dan malah tidak mengikuti rencana.

Ananda mengangguk. Kakinya tertekuk hendak berdiri. Kali ini ia tak ingin lari lagi. Tak ingin mendiamkan Erik yang berbuat salah kepadanya. Dan dirinya yang juga berbuat salah kepada Erik.

Kalau Erik belum bisa menjadi dewasa di pernikahannya, Ananda yang harus menggantikan. Ia seorang isteri. Erik seorang suami. Mutlak mengikuti semua ucapannya selama jauh dari kejahatan dan merugikan orang lain.

Ananda sendiri yakin seyakin-yakinnya Erik tak mungkin menyesatkan dirinya, yang ada malah Ananda lah yang menjerumuskan pria itu ke dalam bentuk aneh-aneh. Sesuai fantasi Ananda.

Tamparan.

Tamparan seorang pria yang mencintai wanitanya. Tamparan keras Erik yang sebenarnya tidak sakit. Hanya bunyinya saja yang nyaring dan mengagetkan jiwa keperempuanan Ananda. Saat itu bukan ngilu karena perpaduan telapak tangan Erik dan pipi mulusnya yang Ananda rasakan ternyata, tetapi hatinya yang bergetar seolah tak menyangka pria selugu dan polos seperti Erik melayangkan tangan besar itu dengan enteng.

Waktu itu seharusnya mulut Ananda yang ditampar, bukan pipinya. Yang salah itu kan mulut nyerocosnya bukan bagian tubuh Ananda yang lain. Tetapi memang kebanyakan orang melampiaskan amarahnya ke tempat yang tidak tepat saat dengan jelas mulutlah yang salah.

Erik tak diizinkan melakukan kekerasan lagi!

Bahkan untuk melakukan hal menyakitkan seperti itu Ananda sangat yakin tak akan ada kedua kalinya. Tak akan ada karena ia sendiri yang harus dan pasti memastikan Erik akan tetap pada jalurnya. Pria bodoh dan naif yang tidak tahu apa-apa kecuali bercinta dan membahagiakan dirinya.

"Mas Erik!"

••••••••••

"Biasanya beli lima puluh ribu, kok sekarang cuma sepuluh ribu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Innocent HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang