🌀 Dua puluh sembilan 🌀

28.8K 959 67
                                    

INNOCENT HUSBAND
Percintaan
Written by dexmouul23


Ananda sudah mencak-mencak tidak karuan membabi buta ke sana ke mari sambil menunjuk-nunjuk seorang pria dewasa yang tenang leha-lehoy asyik memakan sarapan paginya. Tak peduli dengan tingkah perempuan gila di depannya yang sudah seperti orang kesurupan.

Mata Ananda pura-pura sok membulat sambil berbinar kembik-kembik seolah memohon pengasihan. Tangannya tertekuk berkacak pinggang sambil senderan di tembok tatkala tenaganya mulai menipis lelah.

"LO CUCI OTAK SUAMI POLOS GUE, 'KAN!?"

Lagi.

Setelah pernapasannya mulai stabil, Ananda kembali mencak-mencak menunjuk Dani dengan kedua jari tengahnya kanan dan kiri. Bahkan Deni yang bermain di samping sofa tempat papanya duduk, mengikuti bagaimana cara Ananda menunjuk ke arah papanya. Jemari tangannya yang mungil berusaha menggenggam-genggam gemas tak kunjung berhasil. Ia malah tertawa seolah Ananda sedang melucu.

"SETAN APA YANG LO MASUKIN KE OTAK BEGO SUAMI GUE, KAK DANI!?"

"KE MANA LO AJAK DIA PERGI KEMARIN!?"

"AIR PECEREN MANA YANG LO CEKOKIN KE MAS ERIK!?"

"LO SURUH DIA NGE-PRANK GUE, 'KAN!?"

"SEMALAM DIA GENJOT GUE SAMBIL MAKI-MAKI ITU JUGA ELO KAN YANG NGAJARIN!?"

Dani tersedak tempe goreng agak gosong karya mengagumkan seorang Dela karena perempuan itu menggoreng tempe tapi ditinggal berak. Walaupun tak layak konsumsi, tetap Dani nikmati karena sayang jika membuang makanan.

"Serius... Gue nggak tahu apa-apa. Suer tekewer-kewer!"

Dani membenarkan posisinya yang mulai kurang nyaman. Kakinya sedikit jongkok dengan tangan kiri menyangga piring dan tangan kanan setia memasukkan sesuap nasi beserta lauk-pauknya dengan suapan besar ke dalam mulut. Sama sekali tidak menggubris makian Ananda.

"Benci gue, benci! Huhuhu... Erik jadi kasar semenjak keluar sama Elo! Kemarin!"

Ananda ngos-ngosan sambil merengek. Sangat disayangkan sampai pagi hari ini Erik tetap bersikap acuh tak acuh kepadanya. Ananda sama sekali tidak mengerti makhluk apa yang menyumbat syaraf otak suaminya itu. Yang jelas, setelah pertempuran hebat mereka semalam, Erik kembali mendinginkan dirinya. Pria itu lebih memilih duduk di samping kamar sambil memandangi celana dalamnya yang dijemur. Seolah menunggu uang jatuh dari langit.

Ananda meringis lelah dengan tangan yang memegangi dadanya, sesak. Ia mengambil duduk di seberang Dani sambil senderan nyaman ke punggung sofa.

"Ya ampun, capek pasti habis mencak-mencak. Nih, minum pokarisuwet dulu. Nambah ion tubuh Lo yang hilang karena melakukan olahraga mulut di pagi hari."

Dela keluar dari arah dapur sambil menyodorkan sebotol minuman cair penambah ion untuk Ananda minum. Entah darimana saja perempuan itu karena sedari tadi Ananda melancarkan aksi labraknya, Dela juga tak menampakkan diri.

"Huft, es teh aja deh. Gue lagi nggak napsu sama yang bening-bening."

Dela melotot. Sedikit tidak terima niat baiknya malah ditolak dengan pilihan lain. Ia tak kuasa mendengar suara gaduh saat melakukan ritual menabung di kamar mandi tadi yang akhirnya memaksa diri Dela untuk muncul ke permukaan bumi.

"Lo nggak tau berterimakasih. Masih mending gue kasih yang bening---Ugghhh...."

Dela memegang kembali perut dan pantatnya yang terasa melilit. Tangannya langsung melempar botol minuman itu ke arah Ananda yang ditangkap gesit si perempuan. Tak bisa terus menanggapi. Dela harus segera menyelesaikan misi tabung-menabungnya.

Innocent HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang