16.Diandra?

3.2K 158 7
                                    


Early melangkah menyusuri lorong gedung dimana agensi tempat Liana bekerja berada dan tak menunggu lama dan membuang-buang tenaga Early melihat gadis itu keluar dari ruang agensinya bersama seorang pria yang sangat tak Early sukai.

"Li.. Liana," panggil Early membuat Liana menghentikan langkahnya.

"Dengarkan aku untuk kali ini," Liana berbalik menatap Early dengan wajah marah dan kecewa berjalan mendekati pria itu.

"Hallo sepupu ipar?" sapa Liana tampak ketara berpura-pura, "Ups... apa harus ku tambah, dengan embel-embel jerk?"

"Please Li dengarkan penjelasanku kali ini," kata Early.

"Hm baiklah jelaskan biar ku dengar," kata Liana dramatis seraya memegang belakang telinganya seolah-olah menyodorkan telinganya untuk mendengarkan segala penjelasaan Early.

"Bukan aku yang mengatakan keberadaanmu pada Oma," terang Early.

"Oh ya?" Liana menyilangkan tangannya di depan dada menatap Early dengan alis yang terangkat, dapat Early lihat tak jauh dari mereka pria yang sangat Early benci tampak bersandar di dinding dan terkekeh mengejek pada Early. "Lalu kalau bukan kau siapa?"

"Aku tidak tau, tapi yang jelas bukan aku pelakunya," kata Early lagi.

"Dan kau pikir aku percaya?" Liana memutar bola matanya jengah sebelum berbalik kembali mendekati pria yang tak lain adalah Giorgio kekasihnya dan musuh bebuyutan Early.

Giorgio atau yang lebih di kenal dengan sebutan Gio itu tersenyum miring menatap Early.

"Ayo Gi," ujar Liana merangkul lengan Gio.

"Sebentar honey aku rasa aku perlu bicara dengan sepupu sekaligus sahabat lamaku," kata Gio.

"Kamu pergilah turun lebih dulu," mendengar ucapan Gio Liana pun langsung mengangguk dan memasuki lift terlebih dahulu sedangkan Gio setelah kepergian Liana berjalan santai ke arah Early sembari tersenyum.

"Hello sepupu sekaligus teman lama," sapa Gio membuat Early mendecih tak suka menatapnya.

"Bagaimana dengan permainanku? Apa kau suka?" kata Gio.

"What are you doing Delova?" tanya Early sangat tak bersahabat.

Gio tampak tersenyum dan menampilkan wajah tak bersalah,"Tidak ada aku hanya menelepon Nyonya Ainka Dwicaksono dan mengatakan atas namamu dimana keberadaan cucunya, dan setelah itu dengan penuh bakat aku memainkan peranku sebagai pangeran berkuda putih yang kekasihku tunggu-tunggu."

"Sudah ku duga pasti kau dalang dari semua ini," kata Early emosi yang di balas kekehan remeh oleh Gio.

"Akan ku akui kau cukup pintar andai kau menyadarinya dari awal, brother," kata Gio menepuk pundak Early setelah menyelesaikan ucapannya Gio sudah berbalik berniat untuk pergi namun cekalan di lengannya membuat niatan itu tertunda.

Gio menatap tangan Early pada lengannya dan beralih menatap wajah Early, "Jangan libatkan Liana dalam permainan ini G."

Gio mengangkat sebelah alisnya dan kembali berbalik manatap Early, "Bukannya kau yang melibatkan gadis itu dalam permainan ini."

"Ok fine, aku mengaku aku bersalah padamu tapi Liana dia tidak melakukan apapun," kata Early masih mencoba membujuk.

"Justru itu yang di sebut adil," kata Gio.

"Adikku juga tak bersalah saat kau merusak hidupnya," kata Gio terakhir kali sebelum berbalik dan benar-benar pergi meninggalkan Early yang hanya menghela nafas.

Secret Scandal With Husband [Ebook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang